Kamis, 19 April 2018

Korsel Pertimbangkan Kesepakatan Damai dengan Korut



Korsel Pertimbangkan Kesepakatan Damai dengan Korut
Ilustrasi. (Thinkstock/SteveAllenPhoto)



Jakarta, CB -- Korea Selatan mempertimbangkan cara untuk mengubah perjanjian gencatan senjata dengan Korea Utara menjadi kesepakatan damai menjelang pertemuan Presiden Moon Jae-in dan Kim Jong-un pekan depan.

"Saya tidak tahu pernyataan bersama di Konferensi Tingkat Tinggi Antar-Korea nanti dapat mencakup pernyataan untuk mengakhiri perang, tapi kami berharap dapat memasukkan perjanjian untuk menghentikan permusuhan antara Korsel dan Korut," ujar seorang pejabat anonim keada Reuters.

Selama ini, Korut dan Korsel secara teknis masih dalam status berperang karena Perang Korea pada 1950-1953 diakhiri dengan gencatan senjata, bukan kesepakatan damai.


Perjanjian gencatan senjata itu ditandatangani oleh Korut, China, dan Komando Perserikatan Bangsa-Bangsa yang dipimpin Amerika Serikat, tanpa melibatkan Korsel.


Oleh karena itu, Korsel menyatakan bahwa perdamaian ini akan sulit tercapai tanpa dukungan dari pihak-pihak terkait.

Asa perdamaian di Semenanjung Korea ini sempat padam karena Korut terus menunjukkan ambisi program senjata nuklir mereka dengan serentetan uji coba rudal hingga akhir tahun lalu.

Namun, harapan perdamaian kembali muncul setelah Kim Jong-un menyiratkan keinginan damai dengan mengungkapkan niat Korut untuk ikut serta dalam Olimpiade Musim Dingin pada awal tahun ini.


Korsel pun menyambut baik kesempatan ini dan mengupayakan segala cara agar delegasi Korut dapat menghadiri gelaran tersebut.

Hingga akhirnya atlet kedua negara pawai di bawah satu bendera dalam upacara pembukaan Olimpiade dan Presiden Moon Jae-in menjamu adik Kim Jong-un, Kim Yo-jong, di istana kepresidenan.

Kedua negara pun sepakat menggelar pertemuan tingkat tinggi pada 27 April mendatang, membuka jalan untuk perjumpaan bersejarah antara Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dengan Kim Jong-un sekitar sebulan setelahnya.


Sebelum menghadiri semua agenda bersejarah ini, Kim lebih dulu melakukan lawatan pertamanya ke luar negeri dengan menyambangi China untuk bertemu dengan Presiden Xi Jinping sebagai sekutu terdekatnya.

Harapan perdamaian antara Korut-Korsel pun semakin besar, membuka kemungkinan perbaikan hubungan komunitas internasional dengan Pyongyang.

"Banyak orang tak menyadari Perang Korea belum berakhir. Mereka sedang berdiskusi untuk mengakhiri perang. Berbicara soal kesepakatan, mereka mendapatkan restu saya untuk membicarakan hal itu," kata Trump.






Credit  cnnindonesia.com




Trump Konfirmasi Direktur CIA Temui Kim Jong-un Pekan Lalu


Trump Konfirmasi Direktur CIA Temui Kim Jong-un Pekan Lalu
Donald Trump mengonfirmasi bahwa Direktur CIA, Mike Pompeo, berkunjung ke Korea Utara untuk bertemu dengan Kim Jong-un pada pekan lalu. (Reuters/Win McNamee/Pool)


Jakarta, CB -- Presiden Donald Trump mengonfirmasi bahwa Direktur Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat (CIA), Mike Pompeo, berkunjung ke Korea Utara untuk bertemu dengan Kim Jong-un pada pekan lalu.

"Mike Pompeo bertemu Kim Jong Un di Korea Utara pekan lalu. Pertemuan berjalan sangat lancar dan hubungan yang baik terjalin," kata Trump melalui akun Twitter pribadinya, Rabu (18/4).


Trump mengatakan bahwa saat ini rincian rencana pertemuan antara dirinya dan Kim yang direncanakan digelar pada Mei mendatang masih terus digodok.

"Rincian pertemuan sedang dikerjakan sekarang. Denuklirisasi akan menjadi hal yang baik bagi dunia, juga untuk Korea Utara!" tulis Trump.


Pertemuan diam-diam antara Pompeo dan Kim Jong-un ini pertama kali diberitakan oleh The Washington Post yang mengutip pernyataan dua sumber pemerintahan.


Kedua orang itu mengatakan bahwa pertemuan luar biasa itu merupakan upaya untuk menyusun rencana pembicaraan langsung antara Kim dan Trump.

Peristiwa ini juga bertepatan dengan pencalonan Pompeo sebagai Menteri Luar Negeri menggantikan Rex Tillerson yang kerap berselisih paham dengan Trump, terutama soal Korut.

Pada sidang uji kelayakan di Senat pekan lalu, dia Pompeo optimistis pemerintah AS bisa mewujudkan pertemuan antara Trump dan Kim.





Credit  cnnindonesia.com





Trump langgar konstitusi karena rudal Suriah tanpa lampu hijau Kongres


Trump langgar konstitusi karena rudal Suriah tanpa lampu hijau Kongres
Presiden Donald Trump (Reuters)


Jakarta (CB) - Beberapa jam sebelum Presiden Amerika Serikat Donald Trump memerintahkan militernya menghujani tiga sasaran di Suriah dengan seratusan peluru kendali, 88 anggota Kongres AS menyurati dia untuk mengingatkan tanggung jawab hukum AS dan mengingatkan serangan itu menyalahi konstitusi AS.

Dalam surat itu para wakil rakyat ini menyatakan "serangan tanpa ada ancaman langsung terhadap keberadaan Amerika Serikat dan tanpa persetujuan Kongres adalah melanggar sistem pemisahan kekuasaan dalam Konstitusi."

"Kami dengan tegas mendesak Anda untuk berkonsultasi dan menerima persetujuan dari Kongres sebelum memerintahkan penggunaan pasukan militer AS tambahan di Suriah," kata ke-88 anggota Kongres itu seperti dikutip laman The Atlantic.

Anggota Kongres dari Partai Republik daerah pemilihan Michigan, Justin Amash, bahkan terang-terangan menyebut serangan itu ilegal.



"Serangan ofensif terhadap Suriah ini tidak konstitusional, ilegal dan sembrono," kata Justin Amash.

Para anggota Senat juga menyuarakan hal yang sama, antara lain Senator Rand Paul yang sejak awal mempertanyakan hak konstitusional presiden dalam memerintahkan serangan ke Suriah itu.

"Keputusan Trump melancarkan serangan udara ke Suriah tanpa persetujuan Kongres adalah ilegal," kata Senator Tim Kaine dari Demokrat.  "Kita harus berhenti memberi cek kosong kepada presiden untuk mengobarkan perang. Hari ini kepada Suriah, tetapi apa yang bisa menghentikan dia jika giliran Iran dan Korea Utara yang dibom?"

Senator Bob Casey dari Demokrat menimpali, "Bashar al-Assad memang harus bertanggung jawab atas penggunaan senjata kimianya yang melanggar hukum terhadap warga sipil, tetapi serangan yang dilancarkan tanpa persetujuan Kongres adalah tak bisa diterima."






Credit  antaranews.com




Iran sesumbar akan produksi atau beli senjata apa saja untuk bertahan

Iran sesumbar akan produksi atau beli senjata apa saja untuk bertahan

Presiden Iran Hassan Rouhani. (REUTERS/IRINN via Reuters TV )



London (CB) - Presiden Hassan Rouhani menyatakan Iran akan membuat atau membeli senjata apa pun yang dibutuhkannya demi membela diri di kawasan yang disebutnya dikepung oleh kekuatan-kekuatan pendudukan.

Ikrar Rouhani itu dicetuskan saat militer Iran memparadekan peluru kendali dan tentara di hadapan dia pada Hari Angkatan Bersenjata Nasional.

Berbagai jet tempur dan pengembom terbang di atas Rouhani ketika sang presiden berkata kepada rakyat Iran yang disiarkan langsung televisi bahwa angkatan bersenjata Iran bukan ancaman untuk negara-negara tetangga Iran.

"Kita katakan kepada dunia bahwa kita akan memproduksi atau mendapatkan senjata apa pun yang kita butuhkan, dan kita tidak akan menunggu persetujuan mereka. Kita katakan kepada negara-negara tetangga kita bahwa persenjataan kita tidak untuk melawan mereka, ini untuk deterens (pencegahan)," kata Rouhani.


"Kita tidak hidup di kawasan yang normal, dan kita menyaksikan kekuatan-kekuatan pendudukan membangun berbagai pangkalan di sekeliling kita. Dengan melanggar prinsip-prinsip hukum internasional, mereka mengintervensi masalah kawasan dan menginvasi negara lain tanpa izin PBB," kata Rouhani.

Pasukan AS, Inggris dan Prancis membom sekutu Iran, Suriah, dengan serangan udara Sabtu pekan lalu sebagai balasan atas dugaan serangan kimia pada 7 April  yang ditudingkan sebagai ulah pemerintah Presiden Suriah Bashar al-Assad.

Inggris, Prancis dan Jerman mengajukan sanksi baru Uni Eropa kepada Iran atas peluru kendalinya dan perannya dalam Perang Suriah, sebagai imbalan agar Presiden Amerika Serikat Donald Trump menaati kesepakatan nuklir dengan Iran pada 2015, demikian Reuters.




Credit  antaranews.com





Rabu, 18 April 2018

China Pamer Rudal Nuklir 'Guam Killer' yang Bisa Hantam Wilayah AS


China Pamer Rudal Nuklir Guam Killer yang Bisa Hantam Wilayah AS
Rudal baru China berhulu ledak nuklir yang dipamerkan dalam parade militer. Media-media Barat menjulukinya sebagai misil 'Guam Killer'. Foto/CCTV13


BEIJING - China, dalam sebuah parade militer akbar, memamerkan sebuah peluru kendali (rudal) berhulu ledak nuklir baru yang diklaim mampu menghantam wilayah Amerika Serikat (AS). Misil baru ini dijuluki media-media Barat dengan sebutan "Guam Killer".

Julukan itu mengacu pada pangkalan militer rahasia AS di Guam, Samudra Pasisik, yang berpotensi jadi target militer Beijing jika konflik dengan Washington pecah.

Misil "Guam Killer" dilaporkan mampu menembak target sejauh sekitar 2.000 mil dan mampu menghancurkan kapal induk raksasa. Senjata baru Beijing ini akan menjadi ancaman bagi Guam, wilayah yang jadi rumah bagi sekitar 162.000 orang Mikronesia.

Pemerintah China tidak mengonfirmasi model rudal yang dipamerkannya tersebut. Namun, media setempat melaporkan bahwa senjata itu adalah rudal DF-26 yang dapat melakukan perjalanan dengan kecepatan supersonik.

Menurut CCTV, lembaga penyiaran negara China, rudal itu telah dirancang, dikembangkan dan dibangun oleh para insinyur China dan ditugaskan untuk Angkatan Roket Tentara Pembebasan Rakyat.

"Sistem senjata brigade rudal yang dibangun oleh sistem reorganisasi dan peralatannya adalah generasi baru rudal balistik jarak menengah dan jarak jauh yang dikembangkan oleh China dan dengan hak kekayaan intelektual independen yang lengkap," bunyi laporan CCTV.

"Ini adalah jenis senjata baru dalam jurus strategis dan sistem kekuatan serangan militer kita dan merupakan 'pembunuh' bagi pasukan tempur. Tulang punggung senjata," lanjut laporan media pemerintah Beijing tersebut yang dikutip semalam (17/4/2018).

Sebuah video di website China, Sina, melaporkan bahwa negara itu tidak berencana menggunakan rudal tersebut kecuali jika diprovokasi.

Laporan itu juga menyebut bahwa negeri Tirai Bambu memiliki sekitar 2.500 rudal jarak menengah DF-26, tetapi tidak mengomentari berapa banyak dari D-41—salah satu senjata paling kuat di dunia—yang ada di gudangnya.

Rudal DF-41 memiliki jangkauan lebih dari 9.000 mil dan bisa dengan mudah mendaratkan hulu ledak di Inggris atau pun Amerika Serikat.




Credit  sindonews.com







Israel: Kami Tidak Akan Biarkan Rusia 'Halangi' Operasi di Suriah


Israel: Kami Tidak Akan Biarkan Rusia \Halangi\ Operasi di Suriah
Menteri Pertahanan Israel, Avigdor Lieberman mengatakan, Israel tidak akan membiarkan Rusia untuk mengekang kegiatannya di Suriah. Foto/Reuters


TEL AVIV - Menteri Pertahanan Israel, Avigdor Lieberman mengatakan, Israel tidak akan membiarkan Rusia untuk "mengekang" kegiatannya di Suriah. Namun, dia tidak memberikan rincian pengekangan yang dimaksud.

Berbicara kepada situs berita Walla Israel, Lieberman mengatakan Israel telah berhasil menghindari gesekan langsung dengan Moskow di Suriah dan mempertahankan hubungan baik dengan Rusia.

"Semua opsi ada di atas meja. Kami tidak akan mengizinkan pembatasan apa pun terkait dengan kepentingan keamanan Israel," ucap Lieberman dalam wawancara tersebut, seperti dilansir Anadolu Agency pada Selasa (17/4).

Lieberman juga mengatakan Israel tidak ikut campur dalam urusan internal Suriah. "Kami hanya berurusan dengan keamanan Israel dan Rusia memahami ini dengan sangat baik," katanya.

Dia menambahkan, pihaknya juga tidak akan membiarkan Iran untuk membentuk sebuah pasukan di Suriah. Oleh karen itu, Tel Aviv akan terus melanjutkan operasi di Suriah, dengan tujuan utama untuk mengeliminasi pengaruh Iran disana.

Israel, seperti diketahui telah beberapa kali melakukan serangan ke Suriah. Tel Aviv menyatakan semua serangan yang mereka lalukan menargetkan basis milisi yang didukung Iran, dan tidak pernah menargetkan basis militer Suriah atau Rusia di negara tersebut. 



Credit  sindonews.com


Lieberman: Rusia Tidak Bisa Cegah 'Aksi' Israel di Suriah


Lieberman: Rusia Tidak Bisa Cegah Aksi Israel di Suriah
Menteri Pertahanan Israel Avigdor Lieberman. Foto/Istimewa


TEL AVIV - Israel tidak akan menerima jika aksinya di Suriah dibatasi oleh Rusia atau negara lain. Demikian yang dikatakan Menteri Pertahanan Israel Avigdor Lieberman, seminggu setelah serangan udara mematikan yang dikaitkan dengan negara Yahudi itu.

"Kami akan mempertahankan kebebasan bertindak sepenuhnya. Kami tidak akan menerima pembatasan apa pun ketika menyangkut pembelaan terhadap kepentingan keamanan kami," kata Lieberman dalam wawancara video dengan situs berita Walla.

Pernyataan ini sebagai tanggapan atas kritik Rusia terhadap serangan baru-baru ini.

"Tapi kami tidak ingin memprovokasi Rusia. Kami memiliki jalur komunikasi terbuka di tingkat perwira senior. Orang-orang Rusia memahami kami dan faktanya adalah bahwa selama bertahun-tahun kami berhasil menghindari perselisihan dengan mereka di Suriah," imbuhnya seperti dikutip dari Al Araby, Selasa (17/4/2018).

Lieberman sekali lagi menuduh musuh utama Israel, Iran, berusaha berkuasa secara militer di Suriah dan mengancam negaranya.

"Kami tidak akan mentolerir kekuatan militer Iran yang signifikan di Suriah dalam bentuk pelabuhan militer dan bandara atau penyebaran persenjataan canggih," ujar Lieberman.

Pada 9 April, tujuh personel Iran termasuk di antara 14 orang yang tewas dalam serangan pagi hari di pangkalan udara T-4 di Suriah. Sekutu rezim Suriah, Iran dan Rusia, menyalahkan Israel atas serangan itu.

Baca: Dua Jet F-15-nya Dituduh Merudal Suriah, Israel Bungkam
https://international.sindonews.com/read/1296388/43/dua-jet-f-15-nya-dituduh-merudal-suriah-israel-bungkam-1523267400

Presiden Rusia Vladimir Putin kemudian meminta Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk tidak mengambil tindakan apa pun yang dapat semakin mengacaukan situasi di Suriah.


Israel tidak membenarkan atau membantah bertanggung jawab, tetapi telah berulang kali mengatakan bahwa mereka tidak dapat menerima Iran membangun kekuatan militer di Suriah.

Israel telah berusaha menghindari keterlibatan langsung dalam perang saudara Suriah, tetapi mengakui melakukan lusinan serangan udara di sana untuk menghentikan apa yang dikatakannya sebagai pengiriman senjata lanjutan kepada kelompok Syiah Lebanon Hizbullah, salah satu musuh lainnya.

Hizbullah, seperti Iran dan Rusia, mendukung Presiden Suriah Bashar al-Assad dalam perang. Iran juga mendukung Hizbullah. 

Netanyahu juga telah menyuarakan "dukungan total" untuk serangan yang dipimpin Amerika Serikat (AS) selama akhir pekan melawan Suriah atas dugaan penggunaan senjata kimia.





Credit  sindonews.com







Digempur Amerika, Rusia Kirim 2 Kapal Perang ke Suriah



Kapal perang bertenaga nuklir Pyotr Veliky (Peter the Great) di St Petersburg, Rusia, 28 Juli 2017. Battlecruiser ini mampu membawa 20 rudal anti kapal P-700 Granit (SS-N-19 Shipwreck), 96 rudal pertahanan udara S-300PMU, 14 rudal SS-N-14 Silex ASW. REUTERS/Anton Vaganov
Kapal perang bertenaga nuklir Pyotr Veliky (Peter the Great) di St Petersburg, Rusia, 28 Juli 2017. Battlecruiser ini mampu membawa 20 rudal anti kapal P-700 Granit (SS-N-19 Shipwreck), 96 rudal pertahanan udara S-300PMU, 14 rudal SS-N-14 Silex ASW. REUTERS/Anton Vaganov

CB, Jakarta - Dua kapal perang Angkatan Laut Rusia yang sarat dengan peralatan perang tengah dalam perjalanan ke Suriah setelah serangan rudal Amerika Serikat dan sekutunya.
Kapal Rusia, Project 117 LST Orsk 148 terlihat berlayar di Selat Bosporus di Turki pada hari Minggu, 15 April 2018  menuju markas utama Rusia di utara Suriah, Tartus.

Kapal itu terlihat penuh dengan kendaraan militer termasuk tank, ambulans, dan perangkat radar IED. Kapal perang Project 117 membawa tank BTR-80, truk Ramaz dan radar Pelena-1 yang digunakan untuk mendeteksi bom.
Selain dua kapal perang, kapal RoRo Alexandr Tkachenko juga terlihat bergerak ke Tartus membawa kapal patroli berkecepatan tinggi. Kapal ini membawa perahu BMK-T yang biasanya digunakan untuk membangun jembatan sementara dan peralatan militer lainnya.

Menurut Daily Mail, pengiriman itu diketahui melalui gambar-gambar yang dipublikasikan di media sosial oleh tim monitor angkatan laut Yörük Ik yang berbasis di Bosphorus.
Langkah itu dilakukan setelah serangan rudal pimpinan AS yang menargetkan 3 situs yang diduga sebagai tempat pengembangan senjata kimia rezim Suriah.

Serangan AS, Inggris dan Prancis pada Jumat pekan lalu sebagai tanggapan atas serangan senjata kimia yang menewaskan 75 warga sipil di pinggiran Damaskus, Douma.
Rusia yang mendukung pemerintahan Suriah mengatakan akan ada balasan terhadap serangan AS dan sekutunya ke Suriah.





Credit  TEMPO.CO





5 Fakta Assad, Presiden Dibenci AS, Israel dan Tetangga Arab-nya


5 Fakta Assad, Presiden Dibenci AS, Israel dan Tetangga Arab-nya
Presiden Suriah Bashar al-Assad. Foto/REUTERS


DAMASKUS - Agresi singkat Amerika Serikat (AS), Inggris dan Prancis terhadap Suriah menjadikan sosok Presiden Bashar al-Assad menjadi sorotan dunia. Atas tuduhan melakukan serangan senjata kimia, pemimpin rezim Damaskus ini dibenci, Amerika Serikat, Israel dan para tetangga Arab-nya seperti Arab Saudi dan Turki.

Assad tercatat sebagai pemimpin Arab yang kuat karena pemberontakan selama tujuh tahun terakhir sejak fenomena Arab Spring dan ditambah dengan munculnya kelompok teror di negaranya, dia masih bertahan dan dianggap nyaris memenangkan perang. Apa yang membuat Assad bertahan, salah satunya adalah sokongan sekutu terkuatnya, Rusia, Iran dan kelompok Hizbullah.

Hanya beberapa jam setelah AS, Inggris dan Prancis menembakkan 105 rudal, Assad dengan santainya berangkat bekerja di kantornya di Damaskus. Video aktivitasnya yang diunggah di akun Instagram kantor kepresidenan Suriah itu telah jadi pemberitaan utama media internasional beberapa hari lalu.

Terlepas dari konflik politik dan agresi Barat, ada lima fakta kecil yang perlu diketahui soal Assad dan kehidupannya. Berikut rinciannya;

1. Assad Seorang Dokter Mata
Assad belajar untuk menjadi dokter mata di Universitas Damaskus, di mana dia lulus pada tahun 1988 sebelum bekerja sebagai dokter tentara. Dia kemudian mengejar gelar yang lebih tinggi di London, dengan tujuan menjadi dokter mata yang lebih khusus.

"Dia adalah warga negara biasa; Anda tidak akan mengira dia putra presiden kecuali Anda mengenalnya secara pribadi," kata seorang teman universitas di London, Ayman Abdel Nour, dalam sebuah artikel yang diterbitkan Quartz tahun 2017.

2. Sang Istri, Asma Assad, Dicap Suka Belanja Mewah

Assad bertemu Asma Akras di London sambil melanjutkan studi oftalmologi di Western Eye Hospital. Asma yang berkewarganegaraan Inggris-Suriah dikenal karena citra publiknya yang tenang, tetapi telah dituduh berpuas diri ketika ditanya tentang tindakan suaminya.

The Guardian melaporkan pernikahannya dengan Assad, membuat Asma menjadi perempuan yang suka belanja mewah. Menurut laporan media Inggris ini, Asma secara konsisten menghabiskan puluhan ribu dollar AS untuk belanja perhiasan, pakaian, dan perabotan.

3. Assad Terpaksa Berkuasa setelah Kematian Saudaranya

Bashar al-Assad sejatinya tidak terlalu berminat terjun ke politik apalagi menjadi penguasa Suriah menggantikan ayahnya, Hafez Assad. Namun, takdir mengantarnya menjadi penguasa Suriah setelah saudara laki-lakinya, Bassel al-Assad meninggal dalam kecelakaan mobil tahun 1994.

Sang ayah lantas dengan cepat mempersiapkan Bashar untuk menggantikannya. Laporan suksesi penguasa Suriah ini pernah diterbitkan tahun 2013 dalam sebuah artikel di The Atlantic.

Menurut artikel itu, publik Suriah sejatinya mengidolakan Bassel karena fisiknya lebih besar dan lebih kuat ketimbang Bashar. Bashar pun sempat menjalani pelatihan bertahun-tahun sebelum menjadi ikon politik Suriah. 

4. Profil Mode Asma Assad Viral karena Ulasan Dinilai Salah

Kisah yang ditulis tahun 2011 dengan judul "Asma al-Assad: A Rose in the Desert" yang berisi pujian terhadap Asma Assad tiba-tiba terpaksa dihapus situs American Vogue, sebuah situs majalah mode. Alasannya, ulasan tentang Ibu Negara Suriah, Asma Assad, dianggap salah dan menjadi viral setelah situs itu dengan cepat berbalik mengecam Asma dengan artikel "First Lady of Hell". Perubahan artikel yang menjadi viral itu tak lepas dari peran suaminya, Bashar al-Assad yang dibenci Barat, Israel dan para tetangga Arab-nya terkait krisis Suriah.

The Hill kemudian melaporkan bahwa artikel "Asma al-Assad: A Rose in the Desert" sejatinya proyek public relations yang didanai oleh pemerintah Suriah. Ulasan dengan artikel itu awalnya menampilkan pujian terhadap Asma dengan foto dua halaman berwarna-warni.

5. Assad Selalu Dituduh Melakukan Kejahatan Perang
Serangan udara baru-baru ini oleh koalisi gabungan AS, Prancis, dan Inggris adalah agresi dengan dalih sebagai balasan atas dugaan serangan kimia terhadap puluhan warga sipil Suriah. Serangan ini dituduhkan oleh rezim Assad, meski Damaskus sudah berkali-kali menyangkalnya.

Ini bukan bukan pertama kalinya pemerintah Assad dituduh menyerang rakyatnya sendiri dan rezim Assad juga selalu dituduh musuh-musuhnya melakukan kejahatan perang.

Serangan gas sarin tahun 2017 di Idlib juga dituduhkan terhadap rezim Assad. Tuduhan itu membuat Suriah dibombardir sekitar 59 rudal jelajah Tomahawk AS atas perintah Presiden Donald Trump.

Pengadilan Pidana Internasional atau ICC juga berupaya mengadili Assad. Namun, Rusia pasang badan untuk mencegahnya.

Mantan jaksa ICC, Alex Whitting, mengatakan kepada NPR bahwa bukti kejahatan perang yang dituduhkan terhadap Assad saat ini sedang dikumpulkan oleh Komisi untuk Keadilan dan Akuntabilitas Internasional. Whiting, seorang profesor Harvard Law School, mengatakan bahwa pengadilan bisa digelar di masa depan jika Assad digulingkan dari kekuasannya.





Credit  sindonews.com



Turki Perpanjang Masa Situasi Darurat


Recep Tayyip Erdogan
Recep Tayyip Erdogan
Foto: AP


Situasi darurat telah diberlakukan sejak kudeta gagal pada 2016 lalu.



CB, ANKARA -- Pemerintan Turki berencana memperpanjang situasi darurat negara hingga tiga bulan ke depan. Situasi tersebut diberlakukan setelah kudeta gagal yang dilakukan kepada Presiden Recep Tayyip Erdogan pada 2016 lalu.

Rencana perpanjangan itu direkomendasikan oleh Konsul Keamanan Nasional Turki. Pengajuan perpanjangan masa darurat nasional akan segera diberikan kepada parlemen negara agar dapat segera disahkan. Rencana penambahan waktu darurat tampaknya akan dengan mudah disetujui parlemen.

"Perpanjangan situasi darurat ini untuk mengincar teroris dan kelompok teror, bukan warga negara Turki yang damai," kata Wakil Perdana Menteri dan Juru Bicara Pemerintahan Turki Bekir Bozdag seperti dikutip Anadolu Agency, Rabu (18/4).

Jika disetujui, penambahan masa situasi darurat nasional itu akan segera berlaku efektif pada 19 April waktu setempat. Diloloskannya, perpanjangan masa darurat nanti akan menjadi permintaan ketujuh kalinya oleh pemerintah Turki berkenaan dengan hal tersebut.

Sebelumnya, parlemen sudah menyetujui enam kali permintaan pemerintah untuk meloloskan perpanjangan serupa. Keadaan darurat pertama kali diberlakukan menyusul kandasnya upaya kudeta yang diklaim Turki dilakukan oleh Organisasi Fetullah (FETO) yang terjadi pada Juli dua tahun lalu.

Ankara menuding kelompok FETO yang diketuai Fetullah Gulen sebagai dalang kudeta tersebut. Gulen saat ini hidup terasing di Amerika Serikat (AS). Turki mengatakan, organisasi tersebut menggulingkan pemerintah dengan menyusup ke sejumlah institusi negara terutama militer, kepolisian dan lembaga peradilan.

Pengadilan tinggi Turki menjatuhkan hukuman seumur hidup kepada 40 pelaku percobaan pembunuhan Presiden, Recep Tayyip Erdogan. Sebanyak 31 terdakwa, termasuk perwira militer senior masing-masing diberi empat kali hukuman seumur hidup dan sembilan sisanya diberi satu kali hukuman seumur hidup.

Para terdakwa, termasuk didalamnya mantan Brigadir Jenderal Gokhan Sahin Sonmezates yang dituduh mengarahkan plot kudeta. Juga seorang mantan Brigadir Jenderal yang dituduh mengarahkan plot tersebut. Mantan Komandan Elite, Zekeriya Kuzu yang ditemukan bersembunyi di gua empat hari setelah peristiwa.

Tokoh penting lain yang diadili adalah bekas pembantu militer Erdogan, Ali Yazici yang dijatuhi hukuman 18 tahun penjara. Dari total 47 terdakwa, hanya satu yang dibebaskan, yakni mantan letnan kolonel Huseyin Yilmaz.

Presiden Erdogan mengatakan, hanya ada celah beberapa menit baginya untuk kabur dari hotel dan selamat dari kematian. Berhasil keluar hotel, Erogan lantas berkangkat ke Istanbul dengan pesawat.

"Jika saya tinggal 10 atau 15 menit tambahan di sana, saya pasti terbunuh, atau akan ditangkap," kata Erdogan.

Seperti diketahui, kudeta yang dilakukan terhadap Erdogan telah menewaskan 249 orang, belum termasuk perencana. Peristiwa itu juga menewaskan dua polisi yang menjaga Hotel Grand Yazici di kota pelabuhan Mediterania Marmaris, tempat Erdogan berlibur bersama keluarganya.







Credit  republika.co.id




Israel Siap Serang Pangkalan Militer Iran di Suriah


Jet tempur Israel, F-16 lepas landas.
Jet tempur Israel, F-16 lepas landas.
Foto: AP PHOTO


Tensi Iran dan Israel memanas setelah jet tempur Israel ditembah jatuh di Suriah.



CB, TEL AVIV -- Pemerintah Israel mengaku siap menyerang pangkalan udara militer Iran yang berada di Suriah. Israel mengklaim pangkalan yang juga kerap digunakan oleh pesawat sipil itu juga biasa dipakai untuk mengirimkan senjata.

Serangan akan dilakukan jika tensi antara Iran dan Israel terus meningkat. Berdasarkan pantauan satelit, Israel mengklaim ada lima pangkalan udara militer yang biasa dipakai sebagai landasan pesawat tanpa awak milik Iran.

Israel mengatakan, pangkalan tersebut juga dihuni oleh tiga anggota senior Garda Revolusioner Iran (IRGC). Ketiga anggota IRGC itu disebut tengah memimpin sebuah proyek yang berhubungan dengan rudal.

Hingga saat ini, IRGC belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait hal tersebut. Pemerintah Suriah juga masih bungkam terkait kesiapan seragan oleh militer Israel itu.

Sebelumnya, tensi antara Iran dan Israel kembali memanas menyusul ditembak jatuhnya jet tempur Israel di Suriah. Jet tempur itu tengah mengincar pesawat tanpa awak yang berdasarkan klaim Israel merupakan milik Iran dan diterbangkan dari Suriah.

Israel kemudian merespons penembakan tersebut dengan serangan udara yang membidik sejumlah pertahanan udara Suriah dan Iran. Serangan difokuskan pada 12 sasaran, termasuk tiga baterai pertahanan udara dan empat lokasi yang merupakan bagian dari pembentukan militer Iran di Suriah.

Serangan tersebut menewaskan tujuh anggota garda revolusioner Iran. Pemerintah yang dipimpin Presiden Hassan Rouhani bertekad akan melakukan serangan balasan. Namun, dia tidak merinci jenis serangan yang dimaksud.





Credit  republika.co.id






Arab Saudi Siap Terjunkan Pasukan Militer ke Suriah


Tembakan anti-pesawat tempur terlihat di langit Damaskus setelah AS meluncurkan serangan di Suriah, pada Sabtu dini hari (14/4). Donald Trump mengumumkan serangan udara ke Suriah sebagai tanggapan atas dugaan serangan senjata kimia.
Tembakan anti-pesawat tempur terlihat di langit Damaskus setelah AS meluncurkan serangan di Suriah, pada Sabtu dini hari (14/4). Donald Trump mengumumkan serangan udara ke Suriah sebagai tanggapan atas dugaan serangan senjata kimia.
Foto: AP Photo/Hassan Ammar


Jika didukung AS, Saudi akan kirimkan pasukan militernya ke Suriah.



CB, RIYADH -- Pemerintah Arab Saudi mengaku siap mengirimkan pasukan ke Suriah. Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel al-Jubeir mengatakan, hal tersebut akan dilakukan jika mereka mendapatkan dukungan dari Amerika Serikat (AS).

"Kami sudah berdikusi dengan AS dan dari awal krisis Suriah kami sudah berniat mengirimkan pasukan," kata Menteri Adel al-Jubeir, Rabu (18/4).

Kesiapan pengiriman pasukan itu disampaikan Adel al-Jubeir dihadapan Sekretaris Jendral Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres. Al-Jubeir mengungkapkan, sebenarnya pengiriman pasukan tersebut sudah sempat ditawarkan saat masa pemerintahan Barrack Obama.





Mengutip laman Express, al-Jubeir mengungkapkan pendapatnya itu usai pengiriman rudal oleh sekutu ke Suriah. Serangan dilakukan sebagai respon atas dugaan penggunaan senjata kimia di Douma. Komentar dia juga diutarakan menyusul permintaan pembentukan militer oleh AS.


Usai serangan itu, Presiden AS Donald Trump meminta negara-negara arab untuk membentuk kekuatan militer yang mampu mengawasi keamanan di kawasan menggantikan Negeri Paman Sam. Lebih jauh, pembentukan kekuatan militer itu guna memastikan keamanan regional menyusul kekalahan ISIS di Suriah.

Trump juga meminta Uni Emirat Arab (UEA) dan Qatar untuk mengerahkan pasukan mereka ke dalam kekuatan militer tersebut. Meski demikian, Adel al-Jubeir mengatakan, pengiriman pasukan akan dilakukan jika AS yang memimpin koalisi operasi militer di Suriah.


Jubeir mengatakan, Presiden Suriah Bashar al-Assad tidak akan lama berkuasa di negara tersebut. "Tidak diragukan lagi Bashar al-Assad akan lengser, entah secara proses politik atau kekuatan," kata Adel al-Jubeir.





Credit  republika.co.id









Rusia Bantah Hilangkan Bukti Serangan Senjata Kimia Suriah



Rusia Bantah Hilangkan Bukti Serangan Senjata Kimia Suriah
Menteri Luar Negeri Rusia. Sergei Lavrov membantah bahwa Moskow dan Damaskus telah menghilangkan bukti adanya serangan senjata kimia di Douma, Suriah. Foto/Reuters


MOSKOW - Rusia membantah tudingan Amerika Serikat (AS), bahwa Moskow dan Damaskus telah menghilangkan bukti adanya serangan senjata kimia di Douma, Suriah. Moskow menegaskan, lokasi serangan sampai sekarang belum tersentuh pihak luar.

"Saya dapat menjamin bahwa Rusia tidak merusak situs itu," kata Menteri Luar Negeri Rusia. Sergei Lavrov merujuk pada lokasi serangan senjata kimia, seperti dilansir Al Arabiya pada Selasa (17/4).

Tudingan ini muncul setelah Rusia dan Suriah masih belum memberikan izin kepada para inspektur internasional, yang dipimpin oleh Organisasi Pelarangan senjata Kimia (OPCW) ke Douma.

"Ini adalah pemahaman kami, bahwa Rusia mungkin telah mengunjungi lokasi serangan. Kami khawatir mereka mungkin telah merusaknya dengan maksud menggagalkan upaya Misi Pencarian Fakta OPCW untuk melakukan penyelidikan yang efektif," kata Duta Besar AS Kenneth Ward pada pertemuan OPCW di Den Haag.

Kekhawatiran serupa disampaikan oleh Duta Besar AS untuk Indonesia, Joseph R Donovan Jr. "Kami cemaskan mereka telah menghilangkan bukti bukti penggunaan senjata kimia di sana," ucap Donovan kepada awak media di Jakarta.

Donovan kemudian menuturkan, satu yang harus diingat oleh Rusia, yakni sudah banyak sekali bukti berupa video dan foto berdefinisi tinggi yang menunjukkan penderitaan warga  di Douma, seperti foto orang yang mulutnya berbusa dan foto atau video yang menunjukkan secara secara jelas dan nyata bahwa ada penggunaan senjata kimia dari bukti-bukti eksternal dari tubuh mereka.

Dia menambahkan bukti adanya serangan senjata kimia juga ditegaskan oleh para ahli kedokteran yang berada lapangan, yang merawat pasien yang menujukkan tanda tanda bahwa mereka baru saja terpapar oleh gas Sarin. 



Credit  sindonews.com





Disinggahi Kapal Selam Nuklir AS Penyerang Suriah, Napoli Marah



Disinggahi Kapal Selam Nuklir AS Penyerang Suriah, Napoli Marah
Kapal selama bertenaga nuklir Virgnia-class milik Amerika Serikat. Foto/US Navy/REUTERS


NAPOLI - Kapal selam nuklir Virginia-class milik Amerika Serikat (AS) digunakan untuk menyerang Suriah pekan lalu. Kapal itu singgah di perairan Napoli, Italia, yang membuat otoritas setempat marah.

Wali Kota Napoli (Naples), Luigi de Magistris, meluapkan kemarahannya setelah mengetahui bahwa kapal selam bertenaga nuklir, USS John Warner, berlabuh di pelabuhan kota tersebut pada 20 Maret 2018, sekitar tiga minggu sebelum serangan rudal menggempur Suriah.

"Saya ingin menegaskan kembali bahwa Resolusi 609 yang disetujui pada 23 September 2015, atas nama saya, telah mengumumkan pelabuhan Napoli jadi area bebas nuklir," tulis de Magistris dalam dekritnya kepada Laksamana Muda Arturo Faraone, komandan otoritas pelabuhan Napoli, sebagaimana dikutip surat kabar La Repubblica.

Wali kota tersebut mengatakan dekritnya melarang persinggahan kapal-kapal bertenaga nuklir atau kapal perang yang membawa senjata nuklir di "kota perdamaian". Menurutnya, pihak berwenang Napoli menghormati hak-hak fundamental semua orang. "Dan didedikasikan untuk perlucutan senjata dan kerjasama internasional," lanjut dia dalam dekritnya tersebut.

Namun, Laksamana Muda Faraone menjawab bahwa kedatangan dan/atau transit unit angkatan laut asing di perairan teritorial nasional bukan tanggung jawab kantornya.

USS John Warner telah disebut oleh Pentagon sebagai salah satu kapal selam yang menembakkan sejumlah rudal jelajah Tomahawk pada target di Suriah pada Sabtu lalu. US Naval Institute (USNI) juga mengunggah rekaman video kapal John Warner saat meluncurkan rudal dari posisi yang tenggelam.

Sebelumnya, kapal John Warner mengambil bagian dalam latihan anti-kapal selam "Dynamic Manta 2018" yang dipimpin NATO di lepas pantai Italia awal Maret lalu. Menurut La Reppublica, semalam (17/4/2018), kapal itu jadi salah satu dari kapal angkatan laut dari Kanada, Yunani, Italia, Spanyol, Turki, dan AS yang terlibat dalam latihan perang.

Kapal USS John ​​Warner bukan satu-satunya kapal selam Barat yang ada di lepas pantai Suriah sebelum serangan rudal Sabtu lalu. Sebuah kapal selam Asteal-class milik Inggris juga terlibat dalam serangan rudal jelajah. 





Credit  sindonews.com





Ketegangan Hubungan Turki dan Yunani Meningkat


Bendera Yunani/ilustrasi
Bendera Yunani/ilustrasi
Foto: greecepictures.org


Turki dan Yunani bersengketa wilayah Laut Aegea.



CB, ANKARA -- Harapan bagi Yunani dan Turki untuk menghapuskan pertikaian wilayah mereka, yang sudah berlangsung lama, mengalami kemunduran dalam beberapa pekan belakangan. Kedua negara anggota NATO itu menghadapi peningkatan ketegangan di Laut Aegea.

Beberapa warga sipil Yunani mengibarkan bendera Yunani di satu pulau karang kecil yang menjadi sengketa di seberang tempat wisata Turki, Didim. Tapi bendera tersebut dicabut oleh penjaga pantai Turki pada Ahad (15/4).

Perdana Menteri Turki Binali Yildirim mendesak Pemerintah Yunani agar menghindari tindakan provokatif di daerah sengketa di Laut Aegea.

"Saran kami kepada Yunani ialah tetap berada di dalam ikatan hubungan bertetangga yang baik dan menghindari provokasi yang akan meningkatkan ketegangan," kata Yildirim.

Ia membandingkan pengibaran benderan tersebut dengan peristiwa pada 1996, ketika Turki dan Yunani nyaris terlibat perang sehubungan dengan pulau kecil yang tak berpenghuni, yang dinamakan Imia di Yunani dan dinamakan Kardak di Turki.

"Populisme tak memberi manfaat bagi Yunani. Sebagai dua sekutu NATO, kita mesti memusatkan perhatian pada agenda positif," kata Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu pada Senin, sebagaimana dikutip Xinhua. Ia memperingatkan pemerintah di Athena bahwa tindakan semacam itu di Laut Aegea bisa mengakibatkan "insiden".


Juru Bicara Pemerintah Yunani Dimitris Tzannakopoulos mengatakan pemerintahnya tidak mengetahui peristiwa tersebut dan pernyataan Yildirim adalah "provokatif dan tercela". Pada Februari, satu kapal Turki bertabrakan dengan satu perahu penjaga pantai Yunani di lepas pantai pulau kecil yang menjadi sengketa, Kardak.

Pada Januari, Penjaga Pantai Turki menghalangi Menteri Pertahanan Yunani Panos Kammenos mendekati Pulau Kardak untuk meletakkan karangan bunga di sana. Ankara menuduh Kammenos, politikus nasionalis, menjadi sumber utama masalah baru-baru ini.

Pada 1923, Turki melepaskan semua hak dan kepemilikan atas pulau tertentu dan atas "pulau kecil independen" untuk Italia dalam Kesepakatan Lausanne. Belakangan, Italia menyerahkan kepada Yunani pulau yang sama dan "pulau kecil yang berdekatan".

Turki dan Yunani telah mengadakan perundingan, dan menyerukan penyelenggaraan "pembicaraan penjajakan" guna menyelesaikan ketidak-sepakatan wilayah mereka di Laut Aegea. Namun mereka telah gagal mencapai terobosan.

Alasan ketegangan terbaru tidak terbatas pada beberapa pulau karang. Kedua negara itu telah terlibat pertikaian mengenai sejumlah masalah mulai dari Siprus, yang terpecah secara etnik, sampai kedaulatan atas wilayah udara, dan hak untuk terbang.



Credit  republika.co.id





Jerman Tolak Keinginan Turki Gabung Uni Eropa


Bendera negara anggota Uni Eropa (ilustrasi)
Bendera negara anggota Uni Eropa (ilustrasi)
Foto: UWORKERS


Komitmen Turki untuk penegakan hukum diragukan.



CB, LUKSEMBURG -- Jerman menilai Uni Eropa (UE) harus menutup akses pembicaraan dengan Turki soal keinginan Istanbul menjadi anggota UE. Hal itu seiring terus disangsikannya komitmen Turki pada aspek penegakan hukum.


Komisi Eropa diharapkan segera menyampaikan hasil pembicaraan penting mereka dengan Turki. Pembicara itu terkait upaya Turki bergabung dalam UE. Turki berupaya menjadi anggota Uni Eropa sejak lebih dari satu dekade lalu.

Menteri Jerman untuk UE Michael Roth mengatakan, usaha untuk menjadi anggota UE dengan nilai-nilai di dalamnya ada di tangan para penguasa di Turki. ''Saya sarankan UE tidak membuka pintu. Sebab itu akan jadi sinyal yang disalahartikan oleh Turki yang masih jauh dari kesesuaian dengan nilai-nilai Uni Eropa,'' kata Roth seperti dikutip Reuters pada Selasa (17/4).

Menteri Austria untuk UE Gernot Bluemel juga menyampaikan hal senada. Ia menyarankan agar pembicaraan dengan Turki dihentikan. ''Kita yakin Turki tidak seharusnya jadi anggota Uni Eropa,'' kata Bluemel.

Uni Eropa dan Turki memulai negosiasi keanggotaan pada 2005. Namun, perundingan tersebut mengalami kebuntuan karena masalah Siprus dan oposisi dari beberapa pemerintah UE mengenai keanggotaan penuh Ankara. Hubungan Ankara dengan Jerman dan beberapa negara anggota UE lainnya mengalami kemunduran sejak pertengahan 2017 lalu.





Credit  republika.co.id









Direktur CIA Dilaporkan Diam-diam Bertemu Kim Jong-un


Direktur CIA Dilaporkan Diam-diam Bertemu Kim Jong-un
Direktur CIA Mike Pompeo dilaporkan diam-diam berkunjung ke Korut untuk bertemu Kim Jong-un. (Reuters/Carlos Barria)



Jakarta, CB -- Direktur Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat (CIA) Mike Pompeo dilaporkan diam-diam berkunjung ke Korea Utara untuk bertemu pemimpin negara tersebut, Kim Jong-un.

Kunjungan itu dilakukan pada akhir pekan Paskah sebagai perwakilan dari Presiden Donald Trump. Dua orang sumber yang enggan disebutkan namanya menyebut pertemuan luar biasa itu merupakan upaya untuk menyusun pembicaraan langsung kepala negara AS dan Korut.

Kedua orang itu dikutip oleh The Washington Post pada Rabu (18/4). Sebelumnya, kunjungan rahasia ini tak pernah terungkap ke publik.


Peristiwa ini juga bertepatan dengan pencalonan Pompeo sebagai menteri luar negeri. Pada sidang konfirmasinya di Senat, pekan lalu, dia menyatakan optimistis pemerintah AS bisa menentukan syarat yang pantas agar Trump dan Kim bisa bertemu.

Trump sebelumnya mengatakan lima lokasi tengah dipertimbangkan untuk menggelar pertemuannya dengan Kim.

Dikutip CNN dari sela pertemuan dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, Selasa, Trump menyebut diskusi "tingkat sangat tinggi" antara Washington dan Pyongyang sudah berjalan, meski tak menyinggung pertemuan Pompeo.

"Kami sudah berbicara langsung," kata Trump di samping Shinzo Abe yang selama ini bersikap skeptis. "Saya meyakini ada niat sangat baik."

"Kita lihat apa yang akan terjadi, seperti yang selalu saya katakan. Karena pada akhirnya hasil akhir yang paling penting."

Pembicaraan rahasia antara Korea Utara dan Amerika Serikat dilaporkan sudah berlangsung melalui kanal intelijen. Namun, konfirmasi Trump atas diskusi itu merupakan indikasi terkuat bahwa kedua pihak tengah mempersiapkan pertemuan bersejarah itu.




Credit  cnnindonesia.com





Presiden Baru Myanmar Ampuni 8.000 Tahanan


Presiden Baru Myanmar Ampuni 8.000 Tahanan
Belum genap sebulan menjabat, presiden baru Myanmar, Win Myint, memberikan pengampunan bagi 8.000 tahanan. (Reuters/Stringer)


Jakarta, CB -- Belum genap sebulan menjabat, Presiden baru Myanmar, Win Myint, memberikan pengampunan bagi 8.000 tahanan.

"Untuk membawa perdamaian dan kegembiraan di hati rakyat, juga demi dukungan kemanusiaan, 8.490 tahanan dari sejumlah penjara akan diberi pengampunan," demikian pernyataan kantor Myint, Selasa (17/4).

Dikutip Reuters, kantor Myint menyatakan bahwa pengampunan ini diberikan dalam rangka Tahun Baru Myanmar yang jatuh pada 16 April. Namun, mereka tak menjabarkan waktu pasti para tahanan itu dibebaskan.


Juru bicara pemerintahan Myanmar, Zaw Htay, mengatakan bahwa sekitar 6.000 tahanan yang dibebaskan adalah narapidana kasus narkoba.


Sementara itu, hampir 2.000 anggota militer dan pasukan kepolisian Myanmar yang dijebloskan ke penjara di bawah Undang-Undang Militer atau UU Kedisiplinan Kepolisian juga akan dibebaskan.

Tak hanya itu, 36 tahanan politik yang selama ini ada di daftar pemantau hak asasi manusia juga termasuk dalam jajaran narapidana penerima amnesti.


Sebelum amnesti ini, ada sekitar 240 aktivis yang menjadi tahanan politik di Myanmar, korban kekejaman era junta militer.

Setelah partai pimpinan penggerak demokrasi Myanmar, Aung San Suu Kyi, menang pemilu terakhir, ratusan tahanan politik mulai dibebaskan.

Namun, dua jurnalis yang ditahan karena meliput konflik di Rakhine tahun lalu tak masuk dalam daftar penerima amnesti.


Suu Kyi memang berjanji akan mengatasi kasus HAM di negaranya, tapi dia dianggap tidak tegas jika menyangkut Rohingya di Rakhine.

Dia bungkam ketika gelombang kekerasan terhadap Rohingya di Rakhine kembali terjadi pada Agustus lalu, membuat arus pengungsi ke Bangladesh semakin deras, mencapai 700 ribu orang.





Credit  cnnindonesia.com




Bom meledak di pos diplomatik India di Nepal


Bom meledak di pos diplomatik India di Nepal
ilustrasi Ledakan Bom (ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi)



Kathmandu (CB) - Bom meledak di luar pos diplomatik India di Nepal Selatan, menyebabkan kerusakan dan mencuri perhatian karena sangat jarang serangan yang menargetkan misi negara asing.

Bom rakitan meledak di Biratnagar, 200 kilometer sebelah tenggara Kathmandu, dekat perbatasan India, seperti diberitakan AFP.

"Tidak ada korban dalam ledakan bom panci itu, tapi, dinding mengalami kerusakan kecil. Kami sedanf menyelidikinya," kata seorang pejabat polisi distrik.

Kepolisian menduga ada keterlibatan kelompok sempalan Maoist yang melancarkan serangan di daerah tersebut. Tapi, belum ada yang menyatakan bertanggung jawab atas serangan tersebut.

"Tidak ada yang terluka dalam insiden tersebut. Kedutaan besar kami di Kathmandu berkoordinasi dengan pemerintah Nepal. Otoritas keamanan di Nepal sedang menyelidiki insiden ini," menurut pernyataan dari juru bicara Kementerian Luar Negeri India.




Credit  antaranews.com






AS-Inggris kompak salahkan Rusia atas serangan siber global


AS-Inggris kompak salahkan Rusia atas serangan siber global
- (Pixabay/typographyimages)



Washington (CB) - Amerika Serikat dan Inggris, Senin, menuding Rusia melakukan serangan siber terhadap perangkat dan pranata keamanan jaringan komputer lembaga pemerintah, bisnis dan pengelola prasarana di seluruh dunia.

Washington dan London mengeluarkan peringatan bersama, yang menyebutkan bahwa serangan peretas dukungan pemerintah Rusia ditujukan untuk meningkatkan pemata-mataan, pencurian kekayaan intelektual serta berbagai kegiatan "jahat" lain, yang bisa meningkat menjadi serangan.

Pengumuman itu adalah lanjutan dari serangkaian peringatan pemerintah negara Barat bahwa Moskow berada di balik serentetan serangan dunia maya.

AS, Inggris dan beberapa negara lain pada Februari menuduh Rusia menyebarkan virus "NotPetya", yang pada 2017 melumpuhkan sebagian prasarana Ukraina serta merusak komputer di seluruh dunia hingga menyebabkan perusahaan merugi miliaran dolar.

Kremlin belum menanggapi permintaan untuk berkomentar. Namun, kedutaan besar Rusia di London telah mengeluarkan pernyataan yang menyebutkan bahwa tuduhan-tuduhan Inggris soal ancaman dunia maya dari Moskow adalah "contoh mencolok betapa sembrono, provokatif dan tak berdasarnya kebijakan soal Rusia".

Moskow telah membantah tuduhan-tuduhan sebelumnya bahwa pihaknya melancarkan serangan dunia maya terhadap Amerika Serikat dan negara-negara lain.

Badan intelijen AS pada tahun lalu menuding Rusia mencampuri pemilihan 2016 dengan melancarkan peretasan dan propaganda untuk mendukung kampanye presiden Donald Trump. Bulan lalu, pemerintahan Trump menuduh Rusia melakukan serangan-serangan dunia maya yang mengincar jaringan kekuatan AS.

Sejumlah pejabat Amerika dan Inggris mengatakan bahwa serangan-serangan yang diungkapkan pada Senin telah berdampak pada banyak lembaga, termasuk penyedia layanan Internet, perusahaan swasta serta penyedia infrastruktur sangat penting. Mereka tidak menyebutkan identitas para korban ataupun memberikan rincian soal dampak serangan.

Hubungan Rusia dengan Inggris menegang setelah Perdana Menteri Inggris Theresa May menyalahkan Moskow atas serangan racun saraf terhadap bekas mata-mata Rusia Sergei Skripal dan putrinya, Yulia, di kota Salisbury, Inggris, pada 4 Maret, demikian Reuters.




Credit  antaranews.com







Gempur Suriah, Suami PM Inggris Untung Besar


Gempur Suriah, Suami PM Inggris Untung Besar
Perdana Menteri (PM) Inggris Theresa May dan suaminya, Philip May. Foto/REUTERS/Phil Noble


LONDON - Philip May, suami dari Perdana Menteri (PM) Inggris Theresa May, jadi salah satu pihak yang untung besar setelah serangan Amerika Serikat (AS) dan sekutunya terhadap Suriah. Pasalnya, Philip May merupakan pemegang saham terbesar produsen senjata, BAE Systems, yang harga sahamnya melonjak sejak serangan tersebut.

Perusahaan milik Philip, Capital Group, juga merupakan pemegang saham terbesar kedua di Lockheed Martin—sebuah perusahaan senjata militer AS yang memasok sistem senjata, pesawat terbang dan dukungan logistik dalam agresi di Suriah. Saham Lockheed Martin juga meroket sejak serangan rudal pekan lalu.

Gempuran AS dan sekutu terhadap Suriah dengan dalih dugaan rezim Presiden Bashar al-Assad melakukan serangan kimia di Douma itu membuat Philip jadi perbincangan publik di Twitter. Seperti diketahui, Inggris berkontribusi terhadap serangan militer di Suriah dengan menembakkan delapan rudal Storm-Shadow.

Sekadar diketahui, harga satu unit rudal Storm-Shadow £790.000 (USD1,13 juta). Sehingga total harga rudal Inggris untuk menggempur Suriah pekan lalu mencapai £6,32 juta (USD9 juta). Rudal-rudal itu diproduksi oleh BAE Systems.

"Senjata BAE senilai £6,3 juta ditembakkan ke Suriah. Perusahaan suami May, Capital Group adalah pemegang saham terbesar di BAE," ungkap seorang whistleblower dengan nama Ethical di Twitter dengan nama akun @nw_nicholas, yang dikutip Russia Today semalam (17/4/2018). Ratusan pengguna Twitter memperbincangkan suami PM May soal keuntungan tersebut.

Suami PM Theresa May telah bekerja sebagai manajer untuk perusahaan investasi riset Capital Group sejak 2005. Namun, hubungan kubu Partai Tory-BAE Systems jauh lebih dalam.

Angka yang terungkap pada 31 Maret 2018 mengungkapkan bahwa Capital Group telah mengumpulkan lebih dari 360.000 saham di perusahaan, naik lebih dari 11 persen pada kuartal sebelumnya.

Nama Philip May di Capital Group juga terkait dengan skandal Paradise Papers pada tahun 2017. Saat itu, perusahaan Philip May menggunakan firma hukum lepas pantai Appleby untuk merancang investasi di "tax havens".

Baru-baru ini, BAE Systems dan pemerintah Arab Saudi juga mencapai kesepakatan baru terkait penjualan 48 jet tempur Typhoon ke Kerajaan Saudi. Kesepakatan itu disambut oleh pejabat pemerintah terkait dari Inggris dan Arab Saudi, namun dikritik kelompok anti-perang yang khawatir jet-jet tempur dan senjata Inggris digunakan dalam perang di Yaman. 






Credit  sindonews.com