Rabu, 18 April 2018

Israel: Kami Tidak Akan Biarkan Rusia 'Halangi' Operasi di Suriah


Israel: Kami Tidak Akan Biarkan Rusia \Halangi\ Operasi di Suriah
Menteri Pertahanan Israel, Avigdor Lieberman mengatakan, Israel tidak akan membiarkan Rusia untuk mengekang kegiatannya di Suriah. Foto/Reuters


TEL AVIV - Menteri Pertahanan Israel, Avigdor Lieberman mengatakan, Israel tidak akan membiarkan Rusia untuk "mengekang" kegiatannya di Suriah. Namun, dia tidak memberikan rincian pengekangan yang dimaksud.

Berbicara kepada situs berita Walla Israel, Lieberman mengatakan Israel telah berhasil menghindari gesekan langsung dengan Moskow di Suriah dan mempertahankan hubungan baik dengan Rusia.

"Semua opsi ada di atas meja. Kami tidak akan mengizinkan pembatasan apa pun terkait dengan kepentingan keamanan Israel," ucap Lieberman dalam wawancara tersebut, seperti dilansir Anadolu Agency pada Selasa (17/4).

Lieberman juga mengatakan Israel tidak ikut campur dalam urusan internal Suriah. "Kami hanya berurusan dengan keamanan Israel dan Rusia memahami ini dengan sangat baik," katanya.

Dia menambahkan, pihaknya juga tidak akan membiarkan Iran untuk membentuk sebuah pasukan di Suriah. Oleh karen itu, Tel Aviv akan terus melanjutkan operasi di Suriah, dengan tujuan utama untuk mengeliminasi pengaruh Iran disana.

Israel, seperti diketahui telah beberapa kali melakukan serangan ke Suriah. Tel Aviv menyatakan semua serangan yang mereka lalukan menargetkan basis milisi yang didukung Iran, dan tidak pernah menargetkan basis militer Suriah atau Rusia di negara tersebut. 



Credit  sindonews.com


Lieberman: Rusia Tidak Bisa Cegah 'Aksi' Israel di Suriah


Lieberman: Rusia Tidak Bisa Cegah Aksi Israel di Suriah
Menteri Pertahanan Israel Avigdor Lieberman. Foto/Istimewa


TEL AVIV - Israel tidak akan menerima jika aksinya di Suriah dibatasi oleh Rusia atau negara lain. Demikian yang dikatakan Menteri Pertahanan Israel Avigdor Lieberman, seminggu setelah serangan udara mematikan yang dikaitkan dengan negara Yahudi itu.

"Kami akan mempertahankan kebebasan bertindak sepenuhnya. Kami tidak akan menerima pembatasan apa pun ketika menyangkut pembelaan terhadap kepentingan keamanan kami," kata Lieberman dalam wawancara video dengan situs berita Walla.

Pernyataan ini sebagai tanggapan atas kritik Rusia terhadap serangan baru-baru ini.

"Tapi kami tidak ingin memprovokasi Rusia. Kami memiliki jalur komunikasi terbuka di tingkat perwira senior. Orang-orang Rusia memahami kami dan faktanya adalah bahwa selama bertahun-tahun kami berhasil menghindari perselisihan dengan mereka di Suriah," imbuhnya seperti dikutip dari Al Araby, Selasa (17/4/2018).

Lieberman sekali lagi menuduh musuh utama Israel, Iran, berusaha berkuasa secara militer di Suriah dan mengancam negaranya.

"Kami tidak akan mentolerir kekuatan militer Iran yang signifikan di Suriah dalam bentuk pelabuhan militer dan bandara atau penyebaran persenjataan canggih," ujar Lieberman.

Pada 9 April, tujuh personel Iran termasuk di antara 14 orang yang tewas dalam serangan pagi hari di pangkalan udara T-4 di Suriah. Sekutu rezim Suriah, Iran dan Rusia, menyalahkan Israel atas serangan itu.

Baca: Dua Jet F-15-nya Dituduh Merudal Suriah, Israel Bungkam
https://international.sindonews.com/read/1296388/43/dua-jet-f-15-nya-dituduh-merudal-suriah-israel-bungkam-1523267400

Presiden Rusia Vladimir Putin kemudian meminta Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk tidak mengambil tindakan apa pun yang dapat semakin mengacaukan situasi di Suriah.


Israel tidak membenarkan atau membantah bertanggung jawab, tetapi telah berulang kali mengatakan bahwa mereka tidak dapat menerima Iran membangun kekuatan militer di Suriah.

Israel telah berusaha menghindari keterlibatan langsung dalam perang saudara Suriah, tetapi mengakui melakukan lusinan serangan udara di sana untuk menghentikan apa yang dikatakannya sebagai pengiriman senjata lanjutan kepada kelompok Syiah Lebanon Hizbullah, salah satu musuh lainnya.

Hizbullah, seperti Iran dan Rusia, mendukung Presiden Suriah Bashar al-Assad dalam perang. Iran juga mendukung Hizbullah. 

Netanyahu juga telah menyuarakan "dukungan total" untuk serangan yang dipimpin Amerika Serikat (AS) selama akhir pekan melawan Suriah atas dugaan penggunaan senjata kimia.





Credit  sindonews.com