MOSKOW
- Rusia membantah tudingan Amerika Serikat (AS), bahwa Moskow dan
Damaskus telah menghilangkan bukti adanya serangan senjata kimia di
Douma, Suriah. Moskow menegaskan, lokasi serangan sampai sekarang belum
tersentuh pihak luar.
"Saya dapat menjamin bahwa Rusia tidak merusak situs itu," kata Menteri Luar Negeri Rusia. Sergei Lavrov merujuk pada lokasi serangan senjata kimia, seperti dilansir Al Arabiya pada Selasa (17/4).
Tudingan ini muncul setelah Rusia dan Suriah masih belum memberikan izin kepada para inspektur internasional, yang dipimpin oleh Organisasi Pelarangan senjata Kimia (OPCW) ke Douma.
"Ini adalah pemahaman kami, bahwa Rusia mungkin telah mengunjungi lokasi serangan. Kami khawatir mereka mungkin telah merusaknya dengan maksud menggagalkan upaya Misi Pencarian Fakta OPCW untuk melakukan penyelidikan yang efektif," kata Duta Besar AS Kenneth Ward pada pertemuan OPCW di Den Haag.
Kekhawatiran serupa disampaikan oleh Duta Besar AS untuk Indonesia, Joseph R Donovan Jr. "Kami cemaskan mereka telah menghilangkan bukti bukti penggunaan senjata kimia di sana," ucap Donovan kepada awak media di Jakarta.
Donovan kemudian menuturkan, satu yang harus diingat oleh Rusia, yakni sudah banyak sekali bukti berupa video dan foto berdefinisi tinggi yang menunjukkan penderitaan warga di Douma, seperti foto orang yang mulutnya berbusa dan foto atau video yang menunjukkan secara secara jelas dan nyata bahwa ada penggunaan senjata kimia dari bukti-bukti eksternal dari tubuh mereka.
Dia menambahkan bukti adanya serangan senjata kimia juga ditegaskan oleh para ahli kedokteran yang berada lapangan, yang merawat pasien yang menujukkan tanda tanda bahwa mereka baru saja terpapar oleh gas Sarin.
"Saya dapat menjamin bahwa Rusia tidak merusak situs itu," kata Menteri Luar Negeri Rusia. Sergei Lavrov merujuk pada lokasi serangan senjata kimia, seperti dilansir Al Arabiya pada Selasa (17/4).
Tudingan ini muncul setelah Rusia dan Suriah masih belum memberikan izin kepada para inspektur internasional, yang dipimpin oleh Organisasi Pelarangan senjata Kimia (OPCW) ke Douma.
"Ini adalah pemahaman kami, bahwa Rusia mungkin telah mengunjungi lokasi serangan. Kami khawatir mereka mungkin telah merusaknya dengan maksud menggagalkan upaya Misi Pencarian Fakta OPCW untuk melakukan penyelidikan yang efektif," kata Duta Besar AS Kenneth Ward pada pertemuan OPCW di Den Haag.
Kekhawatiran serupa disampaikan oleh Duta Besar AS untuk Indonesia, Joseph R Donovan Jr. "Kami cemaskan mereka telah menghilangkan bukti bukti penggunaan senjata kimia di sana," ucap Donovan kepada awak media di Jakarta.
Donovan kemudian menuturkan, satu yang harus diingat oleh Rusia, yakni sudah banyak sekali bukti berupa video dan foto berdefinisi tinggi yang menunjukkan penderitaan warga di Douma, seperti foto orang yang mulutnya berbusa dan foto atau video yang menunjukkan secara secara jelas dan nyata bahwa ada penggunaan senjata kimia dari bukti-bukti eksternal dari tubuh mereka.
Dia menambahkan bukti adanya serangan senjata kimia juga ditegaskan oleh para ahli kedokteran yang berada lapangan, yang merawat pasien yang menujukkan tanda tanda bahwa mereka baru saja terpapar oleh gas Sarin.
Credit sindonews.com