CB, Berlin – Menteri Luar Negeri Jerman, Heiko Maas, mengatakan Eropa tidak bisa lagi mengandalkan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, setelah disebut sebagai musuh terkait hubungan dagang kedua pihak.
“Kita tidak bisa lagi mengandalkan penuh Gedung Putih,” kata Heiko Maas kepada media lokal Funke seperti dilansir Channel News Asia, Senin, 16 Juli 2018.
Maas mengatakan untuk mempertahankan hubungan yang ada selama ini
dengan AS maka Eropa harus melakukan sejumlah penyesuaian. “Konsekuensi
jelas pertama adalah kita harus merapatkan barisan di Eropa,” kata Maas.
Dia menambahkan,” Eropa tidak boleh membiarkan dirinya terpecah meskipun terkena serangan verbal yang tajam dan cuitan yang absurd.”
Sejumlah pemimpin negara G7 seperti Kanselir Jerman, Angela Merkel, dan Presiden AS, Donald Trump, terlihat berkumpul di sela-sela KTT yang digelar di Quebec, Canada, pada 9 Juni 2018. Jesco Denzel—EPA-EFE/Shutterstock
Maas menanggapi pernyataan Trump di Edingburgh menjelang digelarnya pertemuan puncak pertama AS dan Rusia, yang digelar pada Senin, 16 Juli 2018.
Sebelumnya, Maas juga mengkritik pernyataan Trump pada saat pertemuan puncak NATO bahwa Jerman merupakan tahanan Rusia karena membeli gas untuk kebutuhan domestik. "Jerman bukan tahanan Rusia dan juga bukan tahanan AS," kata Maas.
Seperti diberitakan, Trump mengatakan AS memiliki sejumlah musuh dalam wawancara dengan media asal AS, CBS News. Pernyataan Trump ini keluar sehari menjelang pertemuan puncak Trump dan Putin di Helsinki, Finladia, pada Senin, 16 Juli 2018.
“Saya kira kita punya banyak musuh. Saya pikir Uni Eropa itu musuh, terkait apa yang mereka lakukan terhadap kita dalam perdagangan. Anda mungkin tidak berpikir Uni Eropa itu musuh tapi mereka musuh,” kata Trump dalam wawancara itu.
Trump melanjutkan,”Rusia itu juga musuh dalam aspek tertentu. Cina itu musuh secara ekonomi. Tapi itu tidak berarti mereka jahat. Itu tidak berarti apa-apa. Itu hanya artinya mereka itu kompetitif,” kata Trump.
Presiden Dewan Eropa, Donald Tusk, menyebut pernyataan Trump sebagai berita bohong. “AS dan UE berhubungan baik,” kata dia.
“Kita tidak bisa lagi mengandalkan penuh Gedung Putih,” kata Heiko Maas kepada media lokal Funke seperti dilansir Channel News Asia, Senin, 16 Juli 2018.
Dia menambahkan,” Eropa tidak boleh membiarkan dirinya terpecah meskipun terkena serangan verbal yang tajam dan cuitan yang absurd.”
Sejumlah pemimpin negara G7 seperti Kanselir Jerman, Angela Merkel, dan Presiden AS, Donald Trump, terlihat berkumpul di sela-sela KTT yang digelar di Quebec, Canada, pada 9 Juni 2018. Jesco Denzel—EPA-EFE/Shutterstock
Maas menanggapi pernyataan Trump di Edingburgh menjelang digelarnya pertemuan puncak pertama AS dan Rusia, yang digelar pada Senin, 16 Juli 2018.
Sebelumnya, Maas juga mengkritik pernyataan Trump pada saat pertemuan puncak NATO bahwa Jerman merupakan tahanan Rusia karena membeli gas untuk kebutuhan domestik. "Jerman bukan tahanan Rusia dan juga bukan tahanan AS," kata Maas.
Seperti diberitakan, Trump mengatakan AS memiliki sejumlah musuh dalam wawancara dengan media asal AS, CBS News. Pernyataan Trump ini keluar sehari menjelang pertemuan puncak Trump dan Putin di Helsinki, Finladia, pada Senin, 16 Juli 2018.
“Saya kira kita punya banyak musuh. Saya pikir Uni Eropa itu musuh, terkait apa yang mereka lakukan terhadap kita dalam perdagangan. Anda mungkin tidak berpikir Uni Eropa itu musuh tapi mereka musuh,” kata Trump dalam wawancara itu.
Trump melanjutkan,”Rusia itu juga musuh dalam aspek tertentu. Cina itu musuh secara ekonomi. Tapi itu tidak berarti mereka jahat. Itu tidak berarti apa-apa. Itu hanya artinya mereka itu kompetitif,” kata Trump.
Presiden Dewan Eropa, Donald Tusk, menyebut pernyataan Trump sebagai berita bohong. “AS dan UE berhubungan baik,” kata dia.
Credit tempo.co