WASHINGTON
- Penasihat Keamanan Nasional Amerika Serikat (AS), John Bolton
menuturkan, pemimpin Korea Utara (Korut), Kim Jong-un adalah penyebab
gagalnya dicapai kesepakatan dalam pertemuan Hanoi, Vietnam pekan lalu.
Berbicara saat melakukan wawancara dengan CBS News, Bolton menuturkan Jong-un tidak siap untuk kesepakatan yang ditawarkan oleh Presiden AS, Donald Trump dalam pertemuan pekan lalu.
"Diskusi ekstensif antara Trump dan Jong-un dan masalah sebenarnya adalah apakah Korut siap untuk menerima apa yang disebut Trump sebagai 'masalah besar', yang sepenuhnya denuklirisasi di bawah definisi yang diberikan presiden kepada Kim Jong-un dan memiliki potensi untuk masa depan ekonomi yang sangat besar atau mencoba dan melakukan sesuatu yang kurang dari apa yang tidak dapat kita terima," kata Bolton.
Berbicara saat melakukan wawancara dengan CBS News, Bolton menuturkan Jong-un tidak siap untuk kesepakatan yang ditawarkan oleh Presiden AS, Donald Trump dalam pertemuan pekan lalu.
"Diskusi ekstensif antara Trump dan Jong-un dan masalah sebenarnya adalah apakah Korut siap untuk menerima apa yang disebut Trump sebagai 'masalah besar', yang sepenuhnya denuklirisasi di bawah definisi yang diberikan presiden kepada Kim Jong-un dan memiliki potensi untuk masa depan ekonomi yang sangat besar atau mencoba dan melakukan sesuatu yang kurang dari apa yang tidak dapat kita terima," kata Bolton.
Bolton,
dalam wawancara tersebut bagaimanapun, seperti dilansir Anadolu Agency
pada Selasa (5/3), secara konsisten menolak untuk menganggap pertemuan
puncak Hanoi sepenuhnya gagal.
"Saya tidak berpikir kita berada dalam kondisi yang lebih buruk daripada sebelumnya. Saya pikir pada kenyataannya kita berada dalam posisi yang lebih kuat karena kampanye tekanan maksimum, seperti yang disebut, menempatkan sanksi ekonomi yang lebih ketat pada Korut dan menegakkan sanksi itu lebih efektif adalah apa yang membawa mereka ke titik ini," tukasnya.
"Saya tidak berpikir kita berada dalam kondisi yang lebih buruk daripada sebelumnya. Saya pikir pada kenyataannya kita berada dalam posisi yang lebih kuat karena kampanye tekanan maksimum, seperti yang disebut, menempatkan sanksi ekonomi yang lebih ketat pada Korut dan menegakkan sanksi itu lebih efektif adalah apa yang membawa mereka ke titik ini," tukasnya.
Credit sindonews.com