Ilustrasi serangan udara di Jalur Gaza. (MAHMUD HAMS/AFP)
Jakarta, CB -- Militer Israel meluncurkan serangan udara ke salah satu basis Hamas di utara Jalur Gaza,
Minggu (3/3). Serangan itu dilakukan sebagai balasan setelah Hamas
dilaporkan mengirim sejumlah balon berisi "alat peledak" ke perbatasan
Israel.
Militer Israel menyebut salah satu pesawatnya berhasil menggempur sebuah pos militer Hamas dalam operasi itu.
"Serangan itu diluncurkan setelah sejumlah balon membawa alat peledak dikirimkan dari Jalur Gaza ke wilayah Israel. Tidak ada cedera atau kerusakan yang dilaporkan," bunyi pernyataan militer Israel.
Sementara itu, dikutip AFP, Hamas menyatakan pesawat Israel telah meluncurkan serangan ke sejumlah pos pengamatannya di wilayah lain di Jalur Gaza sejak Sabtu (2/3) malam.
Militer Israel menyebut salah satu pesawatnya berhasil menggempur sebuah pos militer Hamas dalam operasi itu.
"Serangan itu diluncurkan setelah sejumlah balon membawa alat peledak dikirimkan dari Jalur Gaza ke wilayah Israel. Tidak ada cedera atau kerusakan yang dilaporkan," bunyi pernyataan militer Israel.
Sementara itu, dikutip AFP, Hamas menyatakan pesawat Israel telah meluncurkan serangan ke sejumlah pos pengamatannya di wilayah lain di Jalur Gaza sejak Sabtu (2/3) malam.
Meski begitu, sumber keamanan Hamas memastikan serangan yang terjadi di timur Al-Bureij, tengah Gaza, dan timur Rafah, selatan Gaza, itu tak memakan korban.
Insiden ini bukan yang pertama kalinya terjadi. Sebelumnya, Angkatan Udara Israel juga pernah meluncurkan serangan ke basis Hamas di Gaza pada 20 Februari lalu karena alasan serupa.
Israel melakukan serangan sebagai balasan setelah Hamas dilaporkan mengirim sejumlah balon udara berisi gas pembakar ke perbatasannya.
Sejumlah warga Palestina di Gaza memang kerap mengirimkan balon-balon gas berisi alat pembakar dan alat peledak secara sporadis ke wilayah Israel.
Selain itu, warga Palestina juga menggelar aksi demonstrasi besar-besaran sejak Maret 2018 lalu di Gaza.
Aksi "The Great March of Return" itu dilakukan sebagai bentuk protes rakyat Palestina yang menuntut hak mereka untuk kembali ke tanah mereka yang diduduki Israel sejak 1948.
Protes
itu tak jarang menyebabkan bentrokan antara warga Palestina dan militer
Israel di perbatasan. Lebih dari 251 penduduk Palestina tewas di tangan
personel Israel sejak Maret 2018, sementara ribuan lainnya terluka.
Hamas merupakan salah satu faksi besar di Palestina yang sempat menguasai Jalur Gaza. Israel menganggap Hamas sebagai kelompok teroris.
Kedua belah pihak pernah terlibat perang sebanyak tiga kali sejak 2008 lalu. Ketegangan keduanya pun kembali memanas sejak demo besar-besaran itu.
Hamas merupakan salah satu faksi besar di Palestina yang sempat menguasai Jalur Gaza. Israel menganggap Hamas sebagai kelompok teroris.
Kedua belah pihak pernah terlibat perang sebanyak tiga kali sejak 2008 lalu. Ketegangan keduanya pun kembali memanas sejak demo besar-besaran itu.
Credit cnnindonesia.com