NEW YORK
- Amerika Serikat (AS) menuduh Iran telah melakukan tiga kali melakukan
peluncuran rudal yang melanggar resolusi PBB. AS pun mendesak Dewan
Keamanan untuk menerapkan kembali pembatasan rudal internasional yang
lebih keras terhadap Teheran.
Dalam sepucuk surat kepada DK PBB, penjabat Duta Besar AS Jonathan Cohen memperingatkan bahwa kegiatan-kegiatan Iran mengganggu seluruh Timur Tengah dan berisiko memicu perlombaan senjata.
Cohen merujuk pada peluncuran rudal balistik jarak menengah pada 1 Desember dan upaya pada 15 Januari serta 5 Februari oleh Iran untuk menempatkan satelit ke orbit menggunakan kendaraan peluncur ruang angkasa.
Dalam sepucuk surat kepada DK PBB, penjabat Duta Besar AS Jonathan Cohen memperingatkan bahwa kegiatan-kegiatan Iran mengganggu seluruh Timur Tengah dan berisiko memicu perlombaan senjata.
Cohen merujuk pada peluncuran rudal balistik jarak menengah pada 1 Desember dan upaya pada 15 Januari serta 5 Februari oleh Iran untuk menempatkan satelit ke orbit menggunakan kendaraan peluncur ruang angkasa.
"Iran
telah melakukan tiga peluncuran yang bertentangan dengan keinginan
Dewan Keamanan PBB, dan provokasi semacam itu terus mengguncang seluruh
kawasan Timur Tengah," bunyi surat itu.
"Amerika Serikat menyerukan dewan untuk bergabung dengan kami dalam memaksakan konsekuensi nyata pada Iran karena pembelaannya yang mencolok terhadap tuntutan dewan dan membawa kembali pembatasan internasional yang lebih keras untuk menghalangi program rudal Iran," sambung surat itu seperti dikutip dari AFP, Jumat (8/3/2019).
Dalam surat itu, Cohen mengatakan peluncuran pada 1 Desember dirancang untuk mampu menghasilkan senjata nuklir dan kendaraan peluncur ruang angkasa menggunakan teknologi yang hampir identik dan dapat ditukar dengan yang digunakan oleh rudal balistik.
"Amerika Serikat menyerukan dewan untuk bergabung dengan kami dalam memaksakan konsekuensi nyata pada Iran karena pembelaannya yang mencolok terhadap tuntutan dewan dan membawa kembali pembatasan internasional yang lebih keras untuk menghalangi program rudal Iran," sambung surat itu seperti dikutip dari AFP, Jumat (8/3/2019).
Dalam surat itu, Cohen mengatakan peluncuran pada 1 Desember dirancang untuk mampu menghasilkan senjata nuklir dan kendaraan peluncur ruang angkasa menggunakan teknologi yang hampir identik dan dapat ditukar dengan yang digunakan oleh rudal balistik.
"Peluncuran
satelit Iran pada 15 Januari dan 5 Februari merupakan kegiatan yang
menggunakan teknologi yang berkaitan dengan rudal balistik yang
dirancang untuk mampu menghasilkan senjata nuklir," tulis Cohen.
"Prospek eskalasi yang cepat di kawasan itu nyata, dan semakin mungkin, jika kita gagal mengembalikan pencegahan," tambahnya.
Namun tidak ada permintaan dari AS untuk segera menggelar pertemuan DK PBB guna membahas Iran dan tidak ada langkah lebih lanjut yang diumumkan dalam surat itu.
"Prospek eskalasi yang cepat di kawasan itu nyata, dan semakin mungkin, jika kita gagal mengembalikan pencegahan," tambahnya.
Namun tidak ada permintaan dari AS untuk segera menggelar pertemuan DK PBB guna membahas Iran dan tidak ada langkah lebih lanjut yang diumumkan dalam surat itu.
Resolusi 2231 Dewan Keamanan PBB - yang diadopsi tepat setelah kesepakatan nuklir 2015 - menyerukan Iran untuk tidak melakukan kegiatan apa pun yang berkaitan dengan rudal balistik yang dirancang untuk mampu menghasilkan senjata nuklir.
Teheran menegaskan bahwa program pengembangan misilnya bersifat defensif dan sesuai dengan resolusi, tetapi AS telah berulang kali menentang sikap tersebut.
Iran membatasi sebagian besar program nuklirnya di bawah kesepakatan nuklir yang penting dengan negara-negara besar pada 2015 lalu. Namun begitu, Negeri Mullah itu terus mengembangkan teknologi rudal balistiknya.
Presiden Donald Trump menarik AS keluar dari perjanjian nuklir pada Mei tahun lalu dan menerapkan kembali sanksi terhadap Iran, mengutip kekhawatiran tentang pengembangan rudal di antara alasannya.
Pada pertemuan DK PBB pada bulan Desember, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menyerukan pembatasan yang lebih ketat terhadap Iran untuk menghentikan program misilnya, tetapi Rusia dengan tegas menyatakan bahwa tidak ada bukti bahwa rudal Iran dapat membawa muatan nuklir.
Credit sindonews.com