ZAGREB - Kroasia
mengancam akan membatalkan pembelian 12 unit pesawat jet tempur F-16
dari Israel setelah Amerika Serikat (AS) sebagai pembuat pesawat itu
keberatan jika pesawat yang telah di-upgrade itu dijual ke pihak ketiga.
Negara Balkan itu memberi Tel Aviv batas waktu hingga 11 Januari 2019 untuk menyelesaikan perselisihan dengan Washington dan membuat jawaban atas penjualan selusin pesawat tersebut.
Kementerian Pertahanan Kroasia mengatakan bahwa mereka membutuhkan jawaban dari Israel atau pesanan belasan jet tempur F-16 senilai USD500 juta. Jika sampai tanggal 11 Januari tak ada jawaban, maka pembelian akan dibatalkan.
Israel sejatinya telah membuat kesepakatan tentatif untuk menjual pesawat tempur F-16 Barak yang di-upgrade kepada Kroasia pada bulan Maret. Namun, Tel Aviv masih menunggu persetujuan AS untuk menjual jet-jet tempur itu ke pihak ketiga.
Kesepakatan itu mengalami masalah setelah Departemen Luar Negeri AS mengisyaratkan bahwa Israel perlu menghilangkan upgrade yang ditambahkan pada jet-jet tempur itu sejak dipasok dari AS sekitar 30 tahun yang lalu.
Israel memang telah meng-upgrade jet-jet tempur F-16 buatan AS dengan sistem elektronik dan radar yang canggih. Kroasia menolak membeli pesawat tersebut jika upgrade dihilangkan.
"Jika pesawat tidak sesuai dengan apa yang telah kami sepakati, kesepakatan itu tidak akan dilakukan dan kami akan memiliki tawaran pembelian lain," kata ketua parlemen Kroasia, Gordan Jandrokovic, kepada AFP, yang dilansir Jumat (4/1/2019).
Hubungan antara administrasi Trump dan Israel telah sangat dekat, terutama pada masalah pertahanan. Namun penjualan jet tempur ke Kroasia merupakan pengecualian.
Menteri Luar Negeri AS Michael Pompeo dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah bertemu pada hari Selasa di Brasil. Namun, pertemuan itu tidak menghasilkan solusi untuk mengakhiri kebuntuan masalah tersebut.
"Kami mengharapkan sikap final dan jelas dari Israel dan Amerika Serikat tentang masalah ini dan kemudian kami akan membuat keputusan akhir," kata Perdana Menteri Kroasia Andrej Plenkovic.
Negara Balkan itu memberi Tel Aviv batas waktu hingga 11 Januari 2019 untuk menyelesaikan perselisihan dengan Washington dan membuat jawaban atas penjualan selusin pesawat tersebut.
Kementerian Pertahanan Kroasia mengatakan bahwa mereka membutuhkan jawaban dari Israel atau pesanan belasan jet tempur F-16 senilai USD500 juta. Jika sampai tanggal 11 Januari tak ada jawaban, maka pembelian akan dibatalkan.
Israel sejatinya telah membuat kesepakatan tentatif untuk menjual pesawat tempur F-16 Barak yang di-upgrade kepada Kroasia pada bulan Maret. Namun, Tel Aviv masih menunggu persetujuan AS untuk menjual jet-jet tempur itu ke pihak ketiga.
Kesepakatan itu mengalami masalah setelah Departemen Luar Negeri AS mengisyaratkan bahwa Israel perlu menghilangkan upgrade yang ditambahkan pada jet-jet tempur itu sejak dipasok dari AS sekitar 30 tahun yang lalu.
Israel memang telah meng-upgrade jet-jet tempur F-16 buatan AS dengan sistem elektronik dan radar yang canggih. Kroasia menolak membeli pesawat tersebut jika upgrade dihilangkan.
"Jika pesawat tidak sesuai dengan apa yang telah kami sepakati, kesepakatan itu tidak akan dilakukan dan kami akan memiliki tawaran pembelian lain," kata ketua parlemen Kroasia, Gordan Jandrokovic, kepada AFP, yang dilansir Jumat (4/1/2019).
Hubungan antara administrasi Trump dan Israel telah sangat dekat, terutama pada masalah pertahanan. Namun penjualan jet tempur ke Kroasia merupakan pengecualian.
Menteri Luar Negeri AS Michael Pompeo dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah bertemu pada hari Selasa di Brasil. Namun, pertemuan itu tidak menghasilkan solusi untuk mengakhiri kebuntuan masalah tersebut.
"Kami mengharapkan sikap final dan jelas dari Israel dan Amerika Serikat tentang masalah ini dan kemudian kami akan membuat keputusan akhir," kata Perdana Menteri Kroasia Andrej Plenkovic.
Kesepakatan
pembelian selusin jet tempur F-16 dari Israel merupakan pembelian
tunggal militer terbesar Kroasia setelah terpisah dari federasi
Yugoslavia selama perang 1991-1995.
Kroasia yang telah menjadi anggota NATO sedang menghadapi perlombaan senjata dengan sekutu Rusia; Serbia, yang baru-baru ini menerima enam jet tempur MiG-29 dari Moskow.
Kroasia yang telah menjadi anggota NATO sedang menghadapi perlombaan senjata dengan sekutu Rusia; Serbia, yang baru-baru ini menerima enam jet tempur MiG-29 dari Moskow.
Credit sindonews.com