Ada kalangan di Partai Republik yang disebut tak suka dengan Trump.
CB,
WASHINGTON -- Mantan kepala strategi Gedung Putih Steve Bannon menyebut
pemerintahan Donald Trump menghadapi potensi kudeta. Pernyataannya
muncul setelah New York Times menerbitkan sebuah kolom dengan nama penulis anonim yang mengklaim bekerja di internal pemerintahan untuk menumbangkan Trump.
“Apa yang Anda lihat hari itu seserius yang bisa terjadi. Ini adalah
serangan langsung terhadap lembaga-lembaga. Ini kudeta, oke,” ujar
Bannon ketika diwawancara
Reuters, dikutip laman
the Straits Times.
Menurut
Bannon ada kalangan di Partai Republik yang menganggap Trump tak cocok
memimpin AS. “Ada komplotan rahasia dari tokoh-tokoh Republik yang yakin
Donald Trump tidak cocok untuk menjadi presiden AS,” ujarnya.
Sebuah kolom yang diterbitkan
New York Times
telah memicu gejolak di Gedung Putih. Penulis, yang merahasiakan
identitasnya, mengecam amoralitas Trump. Penulis itu menyatakan banyak
pejabat senior di pemerintahan Trump yang bekerja dengan giat dari dalam
untuk menggagalkan bagian-bagian dari agenda serta kecenderungan buruk
sang presiden.
Pekan lalu Trump telah meminta Departemen Kehakiman untuk mengusut dan mencari tahu penulis kolom tersebut. Ia pun menuntut
New York Times, dengan alasan keamanan nasional, menyerahkannya kepada pemerintah.
Sementara
itu, Wakil Presiden AS Mike Pence menyebut adanya potensi risiko
keamanan nasional terkait dengan munculnya kolom tersebut. Ia menduga
penulis anonim itu bekerja di bidang keamanan nasional AS.
“Kami
akan mencaritahu apakah ada aktivitas kriminal yang terlibat. Saya
pikir perhatian presiden adalah bahwa individu ini mungkin memiliki
tanggung jawab di bidang keamanan nasional,” ujar Pence.
The Guardian melaporkan, semua anggota kabinet Trump telah ditanyai tentang kolom
di New York Times tersebut. Namun mereka bungkam dan menyangkal terlibat.
Sebelumnya,
Gedung Putih juga telah diguncang oleh buku berjudul “Fear” karya
wartawan kondang AS Bob Woodward. Dalam buku yang rencananya dirilis
pada 11 September mendatang, Woodward menukil percakapan antara Trump
dan Menteri Pertahanan AS James Mattis.
Gambaran
percakapan itu ia dapatkan dari sumber-sumber di lingkungan internal
Gedung Putih. Namun Woodward memang tak mengungkap bagaimana dia
mendapatkan informasinya.
Berdasarkan pemaparan yang
tertera di buku tersebut, tahun lalu, Trump memerintahkan Mattis untuk
membunuh Presiden Suriah Bashar al-Assad. Perintah itu dikeluarkan
setelah Suriah dituduh melancarkan serangan senjata kimia yang
mengorbankan warga sipil pada April 2017.
Mattis pun
mengatakan kepada Trump bahwa dia akan melaksanakan perintah tersebut.
Namun belakangan Mattis tak melakukannya. Ia justru menjalankan rencana
serangan udara terbatas yang hasilnya tidak mengancam Assad sama
sekali.
Dalam buku itu ditulis, Mattis sempat
mengatakan kepada rekan-rekannya bahwa Trump bertindak seperti anak
kelas lima atau enam sekolah dasar.
Dalam sebuah pernyataan
pada Selasa (4/9), Mattis menepis informasi diungkap buku Woodward. Ia
mengatakan, kata-kata ejekan dan penghinaan terhadap Trump yang
dilontarkannya dalam buku itu tak pernah terucap langsung dari mulutnya.
Trump sendiri menyangkal informasi yang disajikan buku Woodward. Ia
menyebut kisah-kisah yang tertera di buku itu sebagai fiksi.
Woodward
adalah jurnalis kondang AS. Pada 1970-an, ia berhasil mengungkap
skandal Watergate yang menyeret presiden AS kala itu, Richard Nixon.
Laporan investigasinya yang dipublikasikan di
Washington Post akhirnya memaksa Nixon mundur dari jabatannya.