BRUSSELS
- Uni Eropa (UE) mendesak dua sekutu dekat Suriah, Rusia dan Iran untuk
menggunakan pengaruh mereka pada rezim Bashar al-Assad guna mencegah
terjadi kembali serangan dengan menggunakan senjata kimia.
"UE menyerukan kepada semua negara, terutama Rusia dan Iran, untuk menggunakan pengaruh mereka untuk mencegah penggunaan lebih lanjut senjata kimia, terutama oleh rezim Suriah," kata UE dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Reuters pada Senin (16/4).
Sementara itu, di tempat terpisah, Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg menuturkan bahwa serangan yang dilancarkan oleh Amerika Serikat (AS), Prancis dan Inggris adalah untuk memberikan peringatan kepada Suriah, Rusia dan Iran untuk tidak lagi menghalangi proses penyelidikan terhadap dugaan serangan senjata kimia.
"Operasi ini bertujuan untuk mengurangi kemampuan Damaskus untuk menggunakan senjata kimia, investigasi senjata kimia oleh PBB terhalang oleh Rusia. Ini adalah sinyal yang jelas bagi rezim Bashar al-Assad, Rusia dan Iran," ucap Stoltenberg.
Stoltenberg kemudian menuturkan, meskipun mereka memiliki perbedaaan pandangan di semua hampir bidang dengan Rusia, NATO tidak pernah menutup pintu untuk melakukan dialog mengenai apapun, termasuk mengenai perbaikan hubungan kedua pihak atau mengenai Suriah.
"UE menyerukan kepada semua negara, terutama Rusia dan Iran, untuk menggunakan pengaruh mereka untuk mencegah penggunaan lebih lanjut senjata kimia, terutama oleh rezim Suriah," kata UE dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Reuters pada Senin (16/4).
Sementara itu, di tempat terpisah, Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg menuturkan bahwa serangan yang dilancarkan oleh Amerika Serikat (AS), Prancis dan Inggris adalah untuk memberikan peringatan kepada Suriah, Rusia dan Iran untuk tidak lagi menghalangi proses penyelidikan terhadap dugaan serangan senjata kimia.
"Operasi ini bertujuan untuk mengurangi kemampuan Damaskus untuk menggunakan senjata kimia, investigasi senjata kimia oleh PBB terhalang oleh Rusia. Ini adalah sinyal yang jelas bagi rezim Bashar al-Assad, Rusia dan Iran," ucap Stoltenberg.
Stoltenberg kemudian menuturkan, meskipun mereka memiliki perbedaaan pandangan di semua hampir bidang dengan Rusia, NATO tidak pernah menutup pintu untuk melakukan dialog mengenai apapun, termasuk mengenai perbaikan hubungan kedua pihak atau mengenai Suriah.
Credit sindonews.com