AS, Inggris, dan Prancis menyerang Suriah dengan serangan udara sebagai tanggapan atas dugaan serangan gas beracun yang menewaskan puluhan orang pekan lalu. Presiden AS Donald Trump mengatakan dia siap untuk mempertahankan respon sampai pemerintah Assad menghentikan penggunaan senjata kimia.
"Awal pagi ini, di bawah kepemimpinan Amerika, Amerika Serikat, Prancis, dan Inggris menunjukkan bahwa komitmen mereka tidak terbatas pada pernyataan prinsip," kata Netanyahu dalam pernyataan tertulis seperti dilansir dari Reuters, Minggu (15/4/2018).
Netanyahu mengatakan Presiden Suriah Bashar al-Assad harus memahami bahwa penyediaan basis terdepan untuk Iran dan proksinya membahayakan Suriah.
Seorang pejabat Israel mengatakan Israel diberitahu tentang serangan hanya beberapa jam sebelum serangan. Ditanya berapa banyak peringatan yang Israel terima, pejabat itu mengatakan kepada Reuters: "Antara 12 dan 24 jam, saya kira."
Ditanya apakah Israel membantu memilih target, pejabat itu, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan: "Tidak sepengetahuan saya."
Juru bicara kedutaan AS menegaskan kepada Reuters bahwa Israel telah diberitahu sebelum serangan, tetapi dia tidak memberikan rincian lebih lanjut.
Keterlibatan Iran di Suriah untuk mendukung Assad telah mengkhawatirkan Israel, yang mengatakan akan melawan ancaman apa pun. Gerakan Syiah yang didukung Iran, Hezbollah, yang memiliki persenjataan rudal ekstensif, terakhir berperang dengan Israel pada 2006 lalu.
Suriah, Iran dan Rusia mengatakan Israel berada di belakang serangan udara di pangkalan udara Suriah pada hari Senin yang menewaskan tujuh personel militer Iran, sesuatu yang Israel tidak membenarkan atau membantah.
Pada hari Rabu, Presiden Rusia Vladimir Putin berbicara kepada Netanyahu dan mendesaknya untuk tidak melakukan apa pun yang bisa mengacaukan Suriah, menurut pernyataan Kremlin.
Netanyahu membalas dengan mengatakan Israel tidak akan mengizinkan Iran membangun dirinya di Suriah, menurut kantornya.
Israel telah melakukan serangan udara di Suriah secara teratur, menargetkan pengiriman senjata yang diduga ke Libanon Hizbullah.
Credit sindonews.com