Paris (CB) - Enam puluh persen pemilih Prancis merasa tidak
puas dengan pemerintahan Presiden Emmanuel Macron, ungkap survei pada
Rabu (18/4), dengan aksi mogok dan protes yang kian berkembang saat
reformis muda ambisius itu bersiap menandai satu tahun pemerintahannya.
Sekitar 58 persen orang mengungkapkan ketidakpuasan mereka terhadap sang presiden, yang memicu kemarahan di kalangan beberapa kelompok dengan mengumumkan reformasi untuk semua bidang, mulai dari pengadilan, sistem pendidikan sampai operator kereta api nasional.
Jajak pendapat Ifop-Fiducial secara luas sejalan dengan survei lain yang menunjukkan tingkat persetujuan sekitar 40 persen hampir satu tahun setelah Macron merebut kekuasaan pada Mei lalu.
Mayoritas – 57 persen – setuju bahwa Macron menepati janji kampanyenya saat pemilu untuk menyederhanakan pemerintahan dan menjadikan Prancis lebih kompetitif.
"Saya melakukan apa yang saya katakan akan saya lakukan," katanya kepada televisi TF1 dalam wawancara pekan lalu, bagian dari pendekatan media untuk berhubungan kembali dengan pemilih dan membela agenda reformasinya menjelang satu tahun pemerintahannya.
Jajak pendapat itu muncul saat Macron menghadapi aksi mogok bergulir selama tiga bulan karena rencananya untuk merombak operator kereta api SNCF, menghapus pensiun dini dan tunjangan lain bagi karyawan baru, demikian AFP.
Sekitar 58 persen orang mengungkapkan ketidakpuasan mereka terhadap sang presiden, yang memicu kemarahan di kalangan beberapa kelompok dengan mengumumkan reformasi untuk semua bidang, mulai dari pengadilan, sistem pendidikan sampai operator kereta api nasional.
Jajak pendapat Ifop-Fiducial secara luas sejalan dengan survei lain yang menunjukkan tingkat persetujuan sekitar 40 persen hampir satu tahun setelah Macron merebut kekuasaan pada Mei lalu.
Mayoritas – 57 persen – setuju bahwa Macron menepati janji kampanyenya saat pemilu untuk menyederhanakan pemerintahan dan menjadikan Prancis lebih kompetitif.
"Saya melakukan apa yang saya katakan akan saya lakukan," katanya kepada televisi TF1 dalam wawancara pekan lalu, bagian dari pendekatan media untuk berhubungan kembali dengan pemilih dan membela agenda reformasinya menjelang satu tahun pemerintahannya.
Jajak pendapat itu muncul saat Macron menghadapi aksi mogok bergulir selama tiga bulan karena rencananya untuk merombak operator kereta api SNCF, menghapus pensiun dini dan tunjangan lain bagi karyawan baru, demikian AFP.
Credit antaranews.com