WASHINGTON
- Pemerintah Korea Utara (Korut) telah melakukan kontak dengan Amerika
Serikat (AS) untuk mengonfirmasi bahwa Kim Jong-un siap melucuti senjata
nuklir. Persiapan itu akan dibahas dengan Presiden Donald Trump.
Menurut laporan AP, Senin (9/4/2018), konfirmasi datang langsung dari Pyongyang, bukan dari negara-negara ketiga seperti Korea Selatan.
Administrasi Trump telah lama mengatakan bahwa jika Korea Utara tidak siap untuk membahas perlucutan program senjata nuklirnya, maka tidak ada alasan bagi kedua negara untuk mengadakan negosiasi.
Trump sendiri membuat kejutan pada bulan lalu ketika dia menerima tawaran yang tidak biasa dari Kim Jong-un untuk mengadakan pertemuan. Korea Utara telah menyampaikan undangan itu kepada delegasi yang berkunjung dari Korea Selatan, yang pada gilirannya melakukan perjalanan ke Washington dan menyampaikan pesan itu kepada Trump.
Presiden Trump mengatakan "ya" untuk pertemuan di sebuah tempat, meskipun AS belum mendengar langsung dari Korea Utara tentang niat baik Kim Jong-un. AS kemudian mendengar dari negara lain termasuk China, di mana Kim melakukan kunjungan langka baru-baru ini, bahwa Korea Utara serius dengan tawaran itu.
Namun, pemerintah Korea Utara belum secara terbuka berbicara tentang rencana pertemuannya dengan Trump. Kurangnya kontak yang diketahui antara Pyongyang dan Washington tentang pertemuan itu telah memicu spekulasi lebih lanjut tentang keseriusan tawaran Kim.
"AS telah menegaskan bahwa Kim Jong-un bersedia untuk membahas denuklirisasi Semenanjung Korea," kata seorang pejabat administrasi Trump. Seorang pejabat kedua di pemerintah AS juga mengonfirmasi bahwa ada kontak langsung antara pejabat Amerika dan Korea Utara.
Kapan dan bagaimana kontak dua pemerintah itu tetap rahasia. Soal lokasi pertemuan Kim Jong-un dan Trump juga masih dirahasiakan.
Sebelum dipecat sebagai menteri luar negeri AS, Rex Tillerson pernah mengatakan bahwa setidaknya ada dua atau tiga saluran komunikasi antara para pejabat AS dan Korea Utara.
Laporan adanya kontak antara Pyongyang dan Washington itu muncul saat John Bolton resmi menjabat sebagai Penasihat Keamanan Nasional Trump yang baru. Pengganti posisi Jenderal HR McMaster ini terkenal dengan pandangan hawkish tentang Korea Utara, di mana dia pernah menganjurkan serangan militer pre-emptive terhadap rezim Pyongyang.
Menurut laporan AP, Senin (9/4/2018), konfirmasi datang langsung dari Pyongyang, bukan dari negara-negara ketiga seperti Korea Selatan.
Administrasi Trump telah lama mengatakan bahwa jika Korea Utara tidak siap untuk membahas perlucutan program senjata nuklirnya, maka tidak ada alasan bagi kedua negara untuk mengadakan negosiasi.
Trump sendiri membuat kejutan pada bulan lalu ketika dia menerima tawaran yang tidak biasa dari Kim Jong-un untuk mengadakan pertemuan. Korea Utara telah menyampaikan undangan itu kepada delegasi yang berkunjung dari Korea Selatan, yang pada gilirannya melakukan perjalanan ke Washington dan menyampaikan pesan itu kepada Trump.
Presiden Trump mengatakan "ya" untuk pertemuan di sebuah tempat, meskipun AS belum mendengar langsung dari Korea Utara tentang niat baik Kim Jong-un. AS kemudian mendengar dari negara lain termasuk China, di mana Kim melakukan kunjungan langka baru-baru ini, bahwa Korea Utara serius dengan tawaran itu.
Namun, pemerintah Korea Utara belum secara terbuka berbicara tentang rencana pertemuannya dengan Trump. Kurangnya kontak yang diketahui antara Pyongyang dan Washington tentang pertemuan itu telah memicu spekulasi lebih lanjut tentang keseriusan tawaran Kim.
"AS telah menegaskan bahwa Kim Jong-un bersedia untuk membahas denuklirisasi Semenanjung Korea," kata seorang pejabat administrasi Trump. Seorang pejabat kedua di pemerintah AS juga mengonfirmasi bahwa ada kontak langsung antara pejabat Amerika dan Korea Utara.
Kapan dan bagaimana kontak dua pemerintah itu tetap rahasia. Soal lokasi pertemuan Kim Jong-un dan Trump juga masih dirahasiakan.
Sebelum dipecat sebagai menteri luar negeri AS, Rex Tillerson pernah mengatakan bahwa setidaknya ada dua atau tiga saluran komunikasi antara para pejabat AS dan Korea Utara.
Laporan adanya kontak antara Pyongyang dan Washington itu muncul saat John Bolton resmi menjabat sebagai Penasihat Keamanan Nasional Trump yang baru. Pengganti posisi Jenderal HR McMaster ini terkenal dengan pandangan hawkish tentang Korea Utara, di mana dia pernah menganjurkan serangan militer pre-emptive terhadap rezim Pyongyang.
Credit sindonews.com