Ilustrasi korban serangan kimia. (REUTERS/Ammar Abdullah)
Arab Saudi dan Iran telah bersaing mencapai supremasi regional untuk beberapa dekade dan kini terlibat dalam perang proksi di sejumlah negara, termasuk Yaman dan Suriah.
"Kami menekankan kecaman mutlak kami atas penggunaan senjata kimia terhadap warga Suriah dan kami menuntut penyelidikan independen internasional untuk menjamin penerapan hukum," bunyi pernyataan yang dikutip Reuters, Senin (16/4).
Liga Arab juga menekankan pentingnya solusi politik untuk perang Suriah yang melibatkan banyak pihak.
|
Arab Saudi dan para sekutunya menyatakan dukungan atas serangan peluru kendali yang dilakukan Amerika Serikat, Inggris dan Perancis, Sabtu lalu. Sementara Irak dan Libanon mengecam serangan yang mengincar sejumlah fasilitas diduga terkait senjata kimia itu.
Damaskus menampik memiliki senjata kimia dan menyebut serangan tiga negara itu merupakan bentuk agresi.
Bantuan militer dari Rusia dan Iran, yang juga didukung Hizbullah Libanon dan kelompok Syiah di Irak, selama tiga tahun terakhir memungkinkan Presiden Suriah Bashar al-Assad menghancurkan para pemberontak yang mengancam menggulingkannya.
Komunike Liga Arab yang merupakan produk dari konferensi tingkat tinggi juga menyerukan sanksi internasional terhadap Iran dan mendorong negara tersebut menarik "kelompok bersenjata" dari Suriah dan Yaman.
|
"KTT mengecam intervensi Iran pada urusan internal negara-negara Arab, baik dengan memicu perpecahan sektarian atau menanap kelompok bersenjata di negara-negara Arab seperti Libanon, Irak dan Yaman, dan melindungi teroris al-Qaidah," kata Menteri Luar Negeri Saudi Adel al-Jubeir.
Menampik tudingan itu, Iran menyebut kecaman Liga Arab merupakan hasil dari tekanan Saudi.
"Bayangan kebijakan destruktif Saudi terbukti pada ... pernyataan final KTT tersebut," kata juru bicara Kemlu Iran Bahram Qasemi, dalam laporan media pemerintah yang dikutip Reuters.
Credit cnnindonesia.com