Senin, 16 April 2018

Dua Menteri di India Mundur Terkait Kasus Kekejaman Asifa Bano



Asifa Bano, anak perempuan usia 8 tahun, menjadi korban kekejaman sekelompok orang anti- Muslim di India dan praktek suap polisi India.
Asifa Bano, anak perempuan usia 8 tahun, menjadi korban kekejaman sekelompok orang anti- Muslim di India dan praktek suap polisi India.

CB, Jakarta - Ketua Bharatiya Janata atau BJP untuk wilayah Jammu dan Kashmir, India, Sat Sharma, membenarkan tentang pengunduran diri dua menteri karena telah ikut dalam aksi unjuk rasa menuntut pembebasan tersangka pelaku penculikan, pemerkosaan, dan pembunuhan terhadap anak penggembala kuda berusia 8 tahun bernama Asifa Bano.   
Dua menteri itu adalah Lal Singh, Menteri Kehutanan, dan Chandar Prakash Ganga, yang bertanggung jawab untuk departemen industri dan perdagangan. Aksi unjuk rasa yang diikuti kedua menteri dikoordinasi kelompok Hindu, Ekta Manch. Aksi ini diikuti ribuan orang di Hiranagar pada 22 Maret 2018.
Kendati Sharma mengklaim dua menteri tersebut mengundurkan diri atas keinginan sendiri, sebuah sumber, seperti dikutip Timesofindia.indiatimes.com pada Sabtu, 14 April 2018, mengatakan keduanya itu ditarik Perdana Menteri India Narendra Modi karena tidak seharusnya ikut bergabung dengan demonstran menyerang kantor kepolisian Jammu dan Kashmir, yang menahan para terduga pelaku pemerkosaan dan pembunuhan Asifa.



Kelompok nasionalis Hindu berunjuk rasa pada hari Rabu, 11 April 2018 menuntut para tersangka pembunuh bocah perempuan pengembala beragama muslim, Asifa Bano dibebaskan. [REUTERS]
Sumber tersebut juga menuturkan Perdana Menteri Modi menolak pembelaan yang diberikan kedua menteri. BJP adalah partai berkuasa dan koalisi India. Tindakan tegas yang dilakukan Modi terhadap dua menterinya itu dilakukan bertepatan dengan sikap Modi untuk angkat bicara setelah selama ini bungkam atas kasus pemerkosaan Asifa. Modi menyatakan mengutuk aksi geng pemerkosaan yang terjadi di Jammu dan Kashmir, Negara Bagian Kathua, India.

Sumber itu mengatakan, kedua menteri mengklaim berupaya meredakan kelompok masyarakat Hindu yang marah atas upaya perubahan demografi dengan masuknya komunitas Bakarwals dan Rohingya, yang beragama Islam, ke wilayah Jammu dan Kashmir. Perdana Menteri Modi tidak menerima penjelasan tersebut dan tindakan yang dilakukan kedua menteri dinilai Modi tidak perlu.





Credit  TEMPO.CO