Rabu, 07 Maret 2018

Eks mata-mata diduga diracun, hubungan Rusia-Inggris dalam bahaya


Eks mata-mata diduga diracun, hubungan Rusia-Inggris dalam bahaya
Sergei Skripal, mantan agen dinas rahasia Rusia yang membelot ke Inggris, dan baru-baru ini mendadak sakit keras karena terpapar zat berbahaya. (Reuters)



Salisbury, Inggris (CB) - Mantan kepala Komando Kontraterorisme Inggris, Richard Walton, menyatakan bahwa jika ditemukan petunjuk Rusia terlibat dalam insiden peracunan mantan agen Rusia, Sergei Skripal, yang bersama putrinya mendadak sakit keras gara-gara terpapar zat asing mencurigakan, maka hubungan Inggris-Rusia akan sangat dipertaruhkan.

Walton pernah terlibat dalam penyelidikan pembunuhan bekas agen KBG Alexander Litvinenko pada 2006.  Dari penyelidikan Inggris diketahui bahwa Presiden Vladimir Putin telah menyetujui pembunuhan Litvinenko dengan menggunakan zar radioaktif polonium-210 di London.   Rusia berulang kali membantah tudingan terlibat dalam pembunuhan Litvinenko.

"Inggris tidak bisa dan tidak akan menoleransi terorisme bersponsor negara jenis apa pun," kata Walton kepada wartawan seperti dikutip Reuters.

Polisi Inggris memang belum resmi mengungkapkan identitas Skripal, namun BBC yang pertama kali melaporkan nama Skripal melaporkan bahwa Yulia adalah perempuan berusia 33 tahun yang ditemukan juga tidak sadarkan diri di samping Skripal.   Yulia kemudian disebut-sebut sebagai anak perempuan Skripal.

Rusia menyatakan siap bekerja sama jika Inggris meminta bantuan penyelidikan atas insiden Skripal.

Seraya menyebut insiden itu sebagai situasi yang tragis, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menyatakan Kremlin tidak punya informasi mengenai insiden tersebut.

Dinas intelijen luar negeri Rusia atau SVR enggan mengomentari insiden ini, sedangkan kementerian luar negeri Rusia dan dinas kontraintelijen Rusia FSB enggan menjawab pertanyaan Reuters mengenai kasus ini.



Credit  antaranews.com


Inggris berjuang ungkap zat yang racuni eks mata-mata Rusia

Inggris berjuang ungkap zat yang racuni eks mata-mata Rusia
Ilustrasi Mata-mata (ANTARA News/Grafis)


Salisbury, Inggris (CB) - Polisi Inggris berusaha keras mengungkapkan zat mencurigakan yang diduga telah melumpuhkan mantan agen ganda Rusia yang divonis mengkhianati negaranya di Moskow beberapa tahun lalu karena mengungkapkan identitas belasan mata-mata Rusia kepada intelijen Inggris.

Mark Rowley, pejabat tinggi kontraterorisme Inggris, menyatakan para penyidik mesti memahami fakta ada ancaman terhadap negara setelah Sergei Skripal, eks agen ganda Rusia yang terakhir berpangkat kolonel dalam dinas rahasia militer Rusia GRU, mendadak sakit.

Mantan mata-mata berusia 66 tahun dan putrinya yang berusia 33 tahun, Yulia, ditemukan sudah tidak sadarkan diri di sebuah pusat perbelanjaan di kota Salisbury, Inggris, akibat terpapar apa yang disebut polisi "zat tak dikenal".

Keduanya dalam keadaan kritis di ruang perawatan khusus, hampir 48 jam setelah unit gawat darurat pertama kali dihubungi.

"Keduanya saat ini tengah dirawat karena diduga terpapar zat tak dikenal," kata Kepolisian Wiltshir seperti dikutip Reuters. "Keduanya masih dalam kondisi kritis di ruang perawatan intensif."

Polisi telah memblokade area di mana mantan mata-mata itu ditemukan, sebuah restoran pizza bernama Zizzi dan pub Bishop’s Mill di pusat kota Salisbury.


Skripal, yang membocorkan identitas belasan mata-mata Rusia kepada dinas rahasia Inggris MI6, mendapat suaka di Inggris setelah ditukar dengan sejumlah mata-mata Rusia yang ditahan di Barat pada 2010 dalam pertukaran mata-mata paling besar sejak Perang Dunia, di Bandara Wina, Austria.

"Kita mesti mengingat: Para pengasingan Rusia tidaklah abadi, mereka semua bakal mati, dan bisa menjadi kecenderungan kepada teori konspirasi," kata Rowley kepada radio BBC. "Namun demikian kita harus menghidupkan fakta mengenai adanya ancaman negara," kata dia merujuk pembunuhan bekas agen KBG Alexander Litvinenko pada 2006.

Dari penyelidikan Inggris diketahui bahwa Presiden Vladimir Putin telah menyetujui pembunuhan Litvinenko dengan menggunakan zar radioaktif polonium-210 di London.   Rusia berulang kali membantah tudingan terlibat dalam pembunuhan Litvinenko.

Litvinenko adalah pengkritik utama Putin yang membelot dari Rusia ke Inggris enam tahun sebelum dia diracun. Dia meninggal dunia setelah minum teh hijau yang kemudian diketahui telah dicampuri dengan isotop radioaktif yang sangat mematikan di Hotel Millennium, London.

Para dokter Inggris sempat kesulitan mencari penyebab sakitnya Litvinenko.


Credit  antaranews.com


Rusia merasa dijelek-jelekkan oleh insiden sakitnya agen ganda


Sergei Skripal, mantan agen dinas rahasia Rusia yang membelot ke Inggris, dan baru-baru ini mendadak sakit keras karena terpapar zat berbahaya (Reuters)



London (CB) - Kedutaan besar Rusia di London, hari ini, menyatakan perihatin sekali atas laporan media massa Inggris mengenai sakit yang diderita mantan agen ganda Rusia Sergei Skripal.

Kedubes Rusia itu menyebut insiden itu telah dimanfaatkan untuk menjelek-jelekkan Rusia.

Kedubes ini menyatakan ingin mendapatkan informasi mengenai insiden itu dari pihak berwenang Inggris dan menyerukan diakhirinya apa yang disebutnya "pemburuk-burukkan Rusia".

"Cara situasi ini digambarkan oleh media massa Inggris menimbulkan keperihatinan serius," kata juru bicara kedubes Rusia itu seperti dikutip Reuters.  "Media massa Inggris dengan cepat melancarkan fase baru kampanye anti-Rusia."



Credit  antaranews.com