Selasa, 05 Desember 2017

Replika DNA Bisa Bunuh Sel Kanker


Replika DNA. Ilustrasi
Replika DNA. Ilustrasi


CB, JAKARTA -- Sepanjang masa hidup manusia, sel membelah diri untuk menciptakan sel baru agar tubuh tetap berjalan, memastikan persediaan blok bangunan biologis. Proses ini tidak hanya melindungi terhadap penyakit, bahkan menurut studi baru, bisa membantu melawan sel kanker.

Studi terbaru dari University of Copenhagen di Denmark menggunakan, spektrometri massa untuk menganalisis cara replikasi DNA diatur agar tetap berjalan dengan lancar. Ilmuwan telah dapat secara tepat memetakan aliran nukleotida, unit dasar DNA dan RNA.

"Kami menemukan sebuah mekanisme yang secara instan memperlambat replikasi DNA ketika RNR, pabrik nukleotida, keluardari ritme itu, tapi jauh sebelum pasokan nukleotida menjadi sangat rendah," kata salah satu peneliti, Jiri Lukas dikutip dari Sciencealert.

Tim peneliti mengatakan, dengan meniru sinyal kimia yang terjadi di dalam sel-sel itu, manusia berpotensi menyebabkan sel-sel kanker mengalami kecelakaan dan terbakar dengan cara mereplikasi terlalu cepat tanpa rem. "Kita dapat melihat bahwa proses ini mengikuti irama periodik yang sama," kata Lukas.

Ketika enzim ribonukleotida reduktase (RNR)tidak menghasilkan unit nukleotida yang cukup, sebuah pesan akan melewati rantai untuk memperlambat replikasi DNA juga. Itu penting karena sel membelah, jika informasi DNA tidak persis sama di kedua sel yang baru terbelah, maka kode genetik akan teracak, yang dapat menyebabkan banyak penyakit di tubuh.

Protein yang disebut PRDX2 diidentifikasi oleh para periset sebagai pembawa pesan kimia yang terlibat, memperlambat penyalinan sel (dan DNA) bila ada hambatan di dalam rantai. Akhirnya, produksi nukleotida bisa menyusul.

"Kami menemukan bahwa sel-sel kankermenyalin DNA mereka agak lambat, karena mereka memiliki genom abnormal dan DNAyang bereplikasi harus mengatasi banyak rintangan," jelas salah satu tim Kumar Somyajit.

Sel kanker ini dilakukan dengan mematikan sinyal kimia yang memperingatkan tentang penurunan nukleotida. Dengan cara itu,sel kanker mungkin menghasilkan kesalahan yang cukup untuk membunuh diri mereka sendiri.

"Ketika kita menghapus kemampuan mereka untuk menyalin genom mereka secara perlahan, sel kanker mati karena mereka tidak dapat mengatasi terlalu banyak benjolan pada tempelan DNA mereka," ujar Somyajit.

Jenis pengobatan berdasarkan temuan yang sudah dipublikasikan pada Science ini masih jauh. Namun, saat ini lebih dapat dimengerti fungsi biologis untuk membantu mencegah penyakit dan mengobati penyakit di masa depan.




Credit  REPUBLIKA.CO.ID