SEOUL
- Korea Selatan (Korsel) telah mengembangkan sebuah teknologi yang
mampu melumpuhkan sistem tenaga Korea Utara (Korut) jika terjadi konflik
militer potensial. Demikian yang dilaporkan olek kantor berita Yonhap.
Menurut Yonhap, teknologi tersebut telah dikembangkan oleh Agency for Defense Development dalam kerangka sistem serangan preemptive 'Kill Chain' di negara tersebut seperti dikutip dari Sputnik, Minggu (8/10/2017).
Yonhap menambahkan bahwa teknologi itu berfokus hanya pada penargetan sistem tenaga listrik. Bom tersebut menyebarkan filamen grafit karbon melalui fasilitas listrik yang mengganggu aktivitas sistem tenaga listrik.
Hubungan antara kedua Korea telah tegang selama beberapa dekade. Kedua negara itu juga tidak pernah menandatangani perjanjian damai setelah Perang Korea yang berlangsung pada 1950-1953.
Ketegangan di semenanjung Korea meningkat dalam beberapa tahun terakhir dengan latar belakang peluncuran rudal Pyongyang dan uji coba nuklirnya.
Korut telah meluncurkan puluhan rudal di bawah kepemimpinan Jong-un karena mempercepat program senjata yang dirancang untuk memberikannya kemampuan menargetkan AS dengan rudal bertenaga nuklir yang kuat.
Korut menuduh AS, yang memiliki 28.500 tentara di Korsel, berencana untuk menyerang dan secara teratur mengancam untuk menghancurkannya dan sekutu-sekutunya di Asia.
Menurut Yonhap, teknologi tersebut telah dikembangkan oleh Agency for Defense Development dalam kerangka sistem serangan preemptive 'Kill Chain' di negara tersebut seperti dikutip dari Sputnik, Minggu (8/10/2017).
Yonhap menambahkan bahwa teknologi itu berfokus hanya pada penargetan sistem tenaga listrik. Bom tersebut menyebarkan filamen grafit karbon melalui fasilitas listrik yang mengganggu aktivitas sistem tenaga listrik.
Hubungan antara kedua Korea telah tegang selama beberapa dekade. Kedua negara itu juga tidak pernah menandatangani perjanjian damai setelah Perang Korea yang berlangsung pada 1950-1953.
Ketegangan di semenanjung Korea meningkat dalam beberapa tahun terakhir dengan latar belakang peluncuran rudal Pyongyang dan uji coba nuklirnya.
Korut telah meluncurkan puluhan rudal di bawah kepemimpinan Jong-un karena mempercepat program senjata yang dirancang untuk memberikannya kemampuan menargetkan AS dengan rudal bertenaga nuklir yang kuat.
Korut menuduh AS, yang memiliki 28.500 tentara di Korsel, berencana untuk menyerang dan secara teratur mengancam untuk menghancurkannya dan sekutu-sekutunya di Asia.
credit sindonews.com