TEL AVIV
- Seorang pangeran Arab Saudi menyambangi Tel Aviv untuk mengadakan
pertemuan rahasia dengan pejabat senior Israel dalam beberapa hari
terakhi. Demikian laporan radioa Voice of Israel.
Pangeran Kerajaan Saudi yang tidak dikenal tersebut mendiskusikan prospek untuk mendorong perdamaian regional ke depan, stasiun tersebut melaporkan pada hari Rabu lalu.
"Seorang emir dari istana kerajaan Saudi mengunjungi Israel secara diam-diam dalam beberapa hari ini dan berdiskusi dengan pejabat senior Israel tentang gagasan untuk memajukan perdamaian regional," stasiun tersebut melaporkan.
"Baik Kantor Perdana Menteri maupun Kementerian Luar Negeri menolak berkomentar mengenai masalah ini," tambahnya seperti dikutip dari Al Araby, Minggu (10/9/2017).
Berita tersebut muncul saat perdana menteri Israel mengkonfirmasi bahwa negara tersebut menikmati hubungan terhebat dengan dunia Arab, bahkan tanpa kesepakatan damai dengan Palestina.
Benyamin Netanyahu berbicara kepada pejabat Kementerian Luar Negeri menjelang tahun baru Yahudi, dengan mengatakan bahwa tingkat hubungan belum sepenuhnya diumumkan. Dia mengatakan bahwa ruang lingkup mereka lebih besar daripada periode lain dalam sejarah Israel.
Israel memiliki perjanjian damai dengan Mesir dan Yordania. Dalam beberapa tahun terakhir ini telah berkembang lebih dekat ke negara-negara Sunni karena kekhawatiran bersama tentang pengaruh Iran yang semakin meningkat di wilayah ini.
Pekan lalu, kedutaan Israel di Kairo melanjutkan beberapa layanan setelah beberapa staf diplomatik kembali ke Mesir setelah penutupan delapan bulan.
Hubungan Yordania dengan Israel berubah jadi tegang pada bulan Juli, setelah seorang penjaga kedutaan di Amman menembak mati dua orang Yordania. Aksi Protes pun menyusul menuntut penutupan kedutaan.
Arab Saudi dan negara-negara Arab lainnya ragu untuk menormalkan hubungan sebelum sebuah resolusi terhadap konflik Israel-Palestina.
Pangeran Kerajaan Saudi yang tidak dikenal tersebut mendiskusikan prospek untuk mendorong perdamaian regional ke depan, stasiun tersebut melaporkan pada hari Rabu lalu.
"Seorang emir dari istana kerajaan Saudi mengunjungi Israel secara diam-diam dalam beberapa hari ini dan berdiskusi dengan pejabat senior Israel tentang gagasan untuk memajukan perdamaian regional," stasiun tersebut melaporkan.
"Baik Kantor Perdana Menteri maupun Kementerian Luar Negeri menolak berkomentar mengenai masalah ini," tambahnya seperti dikutip dari Al Araby, Minggu (10/9/2017).
Berita tersebut muncul saat perdana menteri Israel mengkonfirmasi bahwa negara tersebut menikmati hubungan terhebat dengan dunia Arab, bahkan tanpa kesepakatan damai dengan Palestina.
Benyamin Netanyahu berbicara kepada pejabat Kementerian Luar Negeri menjelang tahun baru Yahudi, dengan mengatakan bahwa tingkat hubungan belum sepenuhnya diumumkan. Dia mengatakan bahwa ruang lingkup mereka lebih besar daripada periode lain dalam sejarah Israel.
Israel memiliki perjanjian damai dengan Mesir dan Yordania. Dalam beberapa tahun terakhir ini telah berkembang lebih dekat ke negara-negara Sunni karena kekhawatiran bersama tentang pengaruh Iran yang semakin meningkat di wilayah ini.
Pekan lalu, kedutaan Israel di Kairo melanjutkan beberapa layanan setelah beberapa staf diplomatik kembali ke Mesir setelah penutupan delapan bulan.
Hubungan Yordania dengan Israel berubah jadi tegang pada bulan Juli, setelah seorang penjaga kedutaan di Amman menembak mati dua orang Yordania. Aksi Protes pun menyusul menuntut penutupan kedutaan.
Arab Saudi dan negara-negara Arab lainnya ragu untuk menormalkan hubungan sebelum sebuah resolusi terhadap konflik Israel-Palestina.
Utusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, Jared Kushner, telah dituntut membantu memulai kembali negosiasi Israel-Palestina yang telah dibekukan sejak perundingan ambruk pada 2014, namun sejauh ini telah membuat sedikit kemajuan.
Netanyahu telah mempromosikan hubungan internasional Israel yang membaik di bawah pemerintahannya. Minggu depan dia melakukan kunjungan pertama ke Amerika Selatan.
Credit sindonews.com