Jumat, 22 September 2017

Iran Tegaskan Kesepakatan Nuklir Tidak Bisa di Negosiasi Ulang



Iran Tegaskan Kesepakatan Nuklir Tidak Bisa di Negosiasi Ulang
Presiden Iran, Hassan Rouhani mengatakan kesepakatan Iran dengan kekuatan dunia tidak dapat dinegosiasikan ulang. Foto/Reuters



TEHERAN - Presiden Iran, Hassan Rouhani mengatakan kesepakatan Iran dengan kekuatan dunia tidak dapat dinegosiasikan ulang. Ini merupakan respon atas permintaan yang disampaikan oleh Amerika Serikat (AS).

Berdasarkan kesepakatan 2015, Iran setuju untuk membatasi program nuklirnya yang disengketakan sebagai pengganti meringankan sanksi ekonomi. Presiden AS Donald Trump menyebut kesepakatan itu sebagai "rasa malu" dalam pidatonya yang pertama di PBB.

"Ada beberapa diskusi oleh beberapa orang bahwa kesepakatan nuklir tidak terlalu buruk tapi seharusnya tidak bertahan seperti itu. Ini adalah kesepakatan yang bagus tapi kita harus duduk lagi dan berdebat untuk melihat apakah hal itu dapat diperbaiki. Jika memiliki kekurangan, kami bisa memperbaikinya," Rauhani.

"Mereka diberi tahu dengan jelas dan pasti (oleh kami) bahwa kesepakatan nuklir tidak dapat dinegosiasikan kembali," sambungnya dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Reuters pada Kamis (21/9).

Hal senada sebelumnya disampaikan oleh  Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa (UE), Federica Mogherini. Dia mengatakan, semua pihak dalam perjanjian nuklir Iran tetap mematuhi sepenuhnya kesepakatan tersebut. Mogherini menekankan bahwa kesepakatan tersebut berpotensi mencegah serangan militer ke Iran.

Menyebut negosiasi itu sebagai sebuah diskusi yang jujur, Mogherini mengatakan bahwa kesepakatan itu dikancah untuk semua pihak agar menyetujui bahwa tidak ada negara yang melanggar persyaratan kesepakatan tersebut.

Dalam sebuah referensi yang jelas mengenai kritik  Trump baru-baru ini atas kesepakatan itu, Mogherini berpendapat bahwa tidak perlu melakukan negosiasi ulang bagian-bagian dari kesepakatan tersebut. "Di antara isu yang diangkat dalam pertemuan itu adalah komitmen Washington terhadap kesepakatan tersebut," Mogherini menegaskan.






Credit  sindonews.com