Rabu, 15 Juni 2016

Telah Ngebor 682 Meter, 'Mustikabumi I' Tiba di Stasiun Dukuh Atas

 
Telah Ngebor 682 Meter, Mustikabumi I Tiba di Stasiun Dukuh Atas   
Foto: Mesin Bor MRT Jakarta (Agung/Detik)

Jakarta -Mesin bor bawah tanah ketiga proyek MRT Jakarta yang bernama 'Mustikabumi I' hari ini telah menembus (breakthrough) Stasiun Dukuh Atas (Jl. Tanjung Karang), semenjak dioperasikan pada 24 Februari 2016 lalu dari Stasiun Bundaran HI, dengan total panjang terowongan ± 682,5 meter.

Sebagai informasi, mesin Bor Mustikabumi I ini memiliki diameter ± 6,79 meter, dengan total panjang ± 59 meter dan bobot mencapai ± 300 ton, mulai dari bagian kepala (cutterhead) hingga bagian akhir (backup cars).

Untuk gambaran cara kerja Tunnel Boring Machine (TBM) Mustikabumi I ini, setiap mesin bor melakukan penggalian ke arah depan, kemudian langsung diikuti dengan pemasangan segmen terowongan berupa potongan-potongan precast dengan lebar 1,5 meter dan ketebalan 30 cm yang akan membentuk cincin (ring) di belakangnya. Setiap ring yang telah terpasang akan menjadi tumpuan hydraulic jacks dari mesin TBM untuk mendorong maju ke depan.

Kemajuan Pekerjaan Konstruksi Terowongan Jalur Bawah Tanah MRT

Terdapat 4 mesin bor bawah tanah yang digunakan pada paket pekerjaan konstruksi bawah tanah proyek MRT Jakarta. Mesin bor tersebut digunakan untuk membuat terowongan jalur bawah tanah MRT Jakarta sepanjang Senayan sampai dengan Bundaran HI.

Dua mesin bor bawah tanah telah dioperasikan dari arah selatan, Patung Pemuda, menuju ke arah utara, serta dua mesin bor bawah tanah lainnya dioperasikan dari arah utara, Bundaran HI, menuju arah selatan. Pekerjaan tunneling keempat bor bawah tanah nantinya akan berakhir di Stasiun Setiabudi. Direncanakan seluruh pekerjaan tunneling akan selesai pada akhir tahun 2016.

Mesin bor pertama (Antareja) mulai beroperasi sejak bulan September 2015, sedangkan mesin bor kedua (Antareja II) telah dioperasikan sejak bulan November 2015. Sebagai informasi, bor Antareja yang pertama telah berhasil membuat terowongan jalur MRT bawah tanah sampai dengan Stasiun Istora dengan total panjang ± 934,5 meter (Patung Pemuda sampai dengan Stasiun Senayan sepanjang ± 327 meter dan Stasiun Senayan sampai dengan Stasiun Istora sepanjang ± 607,5 meter). Sedangkan untuk bor Antareja II telah berhasil membuat terowongan jalur MRT bawah tanah sampai dengan Stasiun Istora dengan total panjang ± 930 meter.

Saat ini mesin bor pertama (Antareja) telah melakukan re-launching untuk melakukan pengeboran dari Stasiun Istora menuju Stasiun Bendungan Hilir dan per tanggal 14 Juni 2016 telah berhasil membuat tunnel dari Stasiun Istora menuju Bendungan Hilir sepanjang ± 33 meter. Untuk mesin bor Antareja II sedang dilakukan pekerjaan pemindahan (pass through) rangkaian TBM ke area keberangkatan (re-launching) mesin TBM di bagian Utara Stasiun Istora dan akan mulai melakukan re-launching pada awal Juli.

Dua mesin bor bawah tanah lainnya, bernama Mustikabumi I dan Mustikabumi II. Untuk Mustikabumi I telah dioperasikan mulai dari titik Bundaran HI sejak Februari 2016 dan per 14 Juni 2016 telah mencapai ± 675 meter. Sedangkan untuk Mustikabumi II, telah mulai beroperasi dari lokasi yang sama sejak April 2016 dan 14 Juni 2016 telah mencapai ± 193,5 meter. Kedua mesin bor ini bergerak melakukan penggalian membuat terowongan jalur bawah tanah MRT menuju arah Selatan hingga menembus Stasiun Dukuh Atas dan akan dilanjutkan hingga berakhir di Stasiun Setiabudi.

Mesin bor pertama dan kedua (Antareja I dan Antareja II) dioperasikan oleh kontraktor paket pekerjaan CP 104 & CP 105 (Senayan-Setiabudi), yaitu SOWJ Joint Venture yang terdiri dari Shimizu-Obayashi-Wijaya Karya-Jaya Konstruksi.

Untuk mesin bor ketiga dan keempat (Mustika Bumi I dan Mustika Bumi II) dioperasikan oleh kontraktor paket pekerjaan CP 106 (Dukuh Atas – Bundaran HI), yaitu SMCC-HK Joint Operation yang terdiri dari Sumitomo Mitsui Construction Company-Hutama Karya.


Credit  detikfinance