Foto: Ardan Adhi Chandra
Jakarta - PT Dirgantara Indonesia (PTDI) akan menggarap proyek
pesawat N245, bersama Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional
(LAPAN). Pemerintah telah menetapkan N245 masuk masuk dalam daftar
Proyek Strategis Nasional.
Dalam pengembangan awal, PTDI dan
LAPAN akan membuat sebanyak 3 unit pesawat N245. Dari 3 prototipe
tersebut, 2 di antaranya dijual ke publik dan sisanya disimpan PTDI.
"Kita sekarang
design development 2-3 prototipe. Kita akan bikin maksimum 3 prototipe, 1 keep dan 2 dijual," jelas Direktur Produksi PTDI, Arie Wibowo, kepada
detikFinance, Rabu (1/3/2017).
PTDI
akan memproduksi sebanyak 12 unit pesawat N245 setiap tahun. Rencana
ini dijalankan dengan catatan maskapai nasional menjadi pembeli pertama
pesawat N245.
"Harapan kita bisa bikin
serial production 12 pesawat per tahun," kata Arie.
Perlu
diketahui, pesawat N245 merupakan pengembangan dari pesawat CN235 yang
juga pernah diproduksi PTDI. Proyek pesawat N245 meliputi modifikasi
dengan menghilangkan ramp door di bagian belakang pesawat untuk
menampung lebih banyak penumpang.
Pesawat ini juga bisa melesat hingga kecepatan 500 km per jam dengan jarak tempuh mencapai 1.100 km.
Credit
finance.detik.com
Bikin Pesawat N245, PTDI Kerahkan Hingga 800 Orang
Foto: Tim Infografis, Luthfy Syahban
Jakarta - PT Dirgantara Indonesia (PTDI) akan menggarap proyek
pesawat N245. Pesawat yang merupakan pengembangan dari CN235 ini masuk
dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN).
Dalam proyek ini,
PTDI menggandeng Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN).
PTDI akan mengerahkan hingga 800 orang khusus untuk menggarap proyek
pesawat yang dimulai tahun ini.
"Orangnya sih bisa sampai 500-800 secara menyeluruh," ujar Direktur Produksi PTDI, Arie Wibowo, kepada
detikFinance, Rabu (1/3/2017).
Adapun
800 orang tersebut terdiri dari berbagai bagian. Khusus untuk teknisi,
PTDI mengerahkan hingga 300 orang. Sedangkan untuk pengerjaan manufaktur
dikerjakan oleh 400 orang.
"
Engineer 200-300 orang, manufaktur 400 orang. Kemudian sisanya pendukungnya,
supporting-nya yang
non direct," tutur Arie.
Sebanyak
800 orang yang dilibatkan dalam pengembangan pesawat N245 merupakan
pegawai internal PTDI, yang dulunya juga sempat membuat N219. Sedangkan
jika nantinya diproduksi secara massal, PTDI akan menambah tenaga kerja
untuk membantu proses pembuatan pesawat.
"Nanti kalau masuk
serial production ada kemungkinan. Kalau
rate tinggi, rekrut orang-orang lagi," jelas Arie.
Credit
finance.detik.com
Ini Spesifikasi Pesawat N245 Made in Bandung
Foto: Tim Infografis, Luthfy Syahban
Jakarta - Pesawat N245 masuk Proyek Strategis Nasional (PSN).
Proyek yang akan digarap PT Dirgantara Indonesia (Persero) (PTDI) dan
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) akan dimulai tahun
ini.
N245 merupakan pengembangan dari pesawat CN235 yang
sebelumnya pernah dibuat oleh PTDI. Pesawat ini memiliki kapasitas
penumpang hingga 54 orang dan memiliki jarak tempuh hingga 1.100
kilometer (km) sekali terbang.
Pengembangan pesawat N245 yang akan dilakukan PTDI dan LAPAN akan menelan dana hingga US$ 190 juta atau Rp 2,47 triliun.
"Biaya
development sekitar US$ 190 juta," kata Direktur Produksi PTDI, Arie Wibowo, kepada detikFinance, Jakarta, Rabu (1/3/2017).
Pesawat
ini akan dilengkapi dengan mesin Pratt & Whitney (PWC) PW127Z
dengan mesin ganda. Berbeda dengan pendahulunya CN235, N245 memiliki
ekor yang bertipe T dan tidak ada lagi ramp door alias pintu untuk
menaruh barang di belakang pesawat.
N245 memiliki panjang 22,65
meter dengan tinggi 7,4 meter dan lebar sayap 25,8 meter. Pesawat ini
nantinya digunakan sebagai pesawat jarak pendek untuk meningkatkan
konektivitas udara antar daerah.
Pesawat
N245 mampu melesat hingga 500 km per jam dengan jarak tempuh hingga
1.100 km. Pesawat N245 bisa melakukan lepas landas dalam jarak sekitar
890 meter dan mendarat dalam jarak 765 meter.
Credit
finance.detik.com
Bikin Pesawat N245, PTDI Harap Maskapai Lokal Jadi Pembeli Pertama
Foto: Tim Infografis, Luthfy Syahban
Jakarta - PT Dirgantara Indonesia (PTDI) bersama Lembaga
Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) akan menggarap proyek pesawat
N245. Jika mulai dikembangkan tahun ini, N245 akan selesai di 2019.
Selanjutnya, PTDI dan LAPAN akan melakukan
serial production
atau produksi massal hingga 12 pesawat. Setelah diproduksi secara
massal, diharapkan maskapai dalam negeri menjadi pembeli pertama.
"Paling
penting sebagai PSN (Proyek Strategis Nasional) harus barangnya dibeli,
dipakai oleh maskapai nasional. Kita harapkan Garuda Indonesia sebagai
launching customer atau minimum Pelita Air," ujar Direktur Produksi
PTDI, Arie Wibowo, kepada
detikFinance, Rabu (1/3/2017).
Baca juga: Masuk Proyek Strategis Nasional, Pesawat N245 Diproduksi Tahun Ini
Jika tidak didahului oleh maskapai lokal, maka maskapai luar negeri pun akan ragu membeli pesawat buatan anak bangsa ini.
"Kalau enggak dibeli maskapai Indonesia sendiri, maskapai lain juga ngapain mau beli," imbuh Arie.
Pada
pengembangan awal, PTDI dan LAPAN akan merilis 3 prototipe pesawat N245
yang dua di antaranya akan dijual ke maskapai dalam negeri.
Setelah itu, produksi massal pun akan dimulai dengan memproduksi 12 pesawat N245 setiap tahunnya.
"Kita sekarang
design development 2-3 prototipe. Harapan kita bisa bikin serial production 12 pesawat per tahun," tutur Arie.
Credit
finance.detik.com