Jakarta, CUPUMA --Rusia meluncurkan roket yang membawa kargo menuju ke ruang angkasa Senin (14/2) waktu setempat. Misi Progress MS-19 ini membawa persediaan logistik dan peralatan, dan akan mendarat di Stasiun Internasional Luar Angkasa (ISS).
Progress MS-19 yang juga dikenal sebagai Progress 80P, diluncurkan dengan roket Soyuz 2.1a dari Site 31/6 di Baikonur Cosmodrome di Kazakhstan, Senin malam pukul 11:25 waktu setempat.
Soyuz akan menempuh perjalanan yang relatif lambat yaitu selama tiga hari ke Stasiun Luar Angkasa Internasional, sebelum nantinya berlabuh pada Kamis (17/2).
Lembaga antariksa Amerika Serikat (NASA) menyatakan misi ini akan membawa tiga ton makanan, bahan bakar dan pasokan peralatan ke ISS.
Roscosmos mengumumkan beberapa hari lalu pihaknya berencana untuk mempersingkat pengiriman ke orbit tunggal, yaitu mempersingkat menjadi dua jam ke lab yang mengorbit.
Jika pengujian awal berjalan sesuai rencana, implementasi diharapkan berlangsung pada 2023, menurut laporan Space.
Dikutip NASA Space Flight, Progress merupakan pesawat luar angkasa yang tidak menggunakan tenaga surya tetapi mengandalkan tenaga baterai.
Mulai tahun 2018, banyak peluncuran Progress yang dapat mencapai stasiun hanya dalam dua orbit atau tiga jam. Tetapi waktu peluncuran dan kedatangan ke ISS bergantung pada banyak faktor, di antaranya seperti aktivitas pesawat luar angkasa lain yang merapat ke stasiun luar angkasa.
Sebagai informasi, Progress adalah pesawat ruang angkasa utama yang digunakan Rusia untuk mengirimkan pasokan logistik ke kosmonautnya di Stasiun Luar Angkasa Internasional.
Roket itu mengikuti pekerjaan varian Progress sebelumnya yang memasok ke stasiun ruang angkasa sebelumnya seperti Salyut 6 dan Mir. Progress pertama kali dikembangkan pada 1970-an di bawah Uni Soviet yang sekarang sudah tidak berfungsi.