Erdogan tak ingin teroris dengan nyaman tinggal di perbatasannya.
CB, ANKARA -- Turki akan melancarkan operasi militer kontra-teroris di
Suriah, sebelah timur Sungai Eufrat atau utara Suriah. Serangan itu,
kata Presiden Turki Recep Tayyip Erdodan, dapat dilakukan kapanpun.
"Kami bisa memulai operasi setiap saat sekarang di wilayah Suriah di
mana saja, terutama di sepanjang perbatasan 500-kilometer, tanpa
membahayakan tentara AS," kata Erdogan dalam satu upacara pembukaan di
Provinsi Konya di Turki Tengah.
Erdogan mengatakan militer
telah menyelesaikan persiapan bagi operasi yang direncanakan tersebut.
Ia menambahkan, Turki akan melakukan apa yang perlu dikerjakan untuk
menggagalkan koridor teror di sebelah timur Sungai Eufrat.
"Kami
berbicara dengan (Presiden AS Donald) Trump. Pelaku teror ini harus
pergi dari daerah di sebelah timur Eufrat. Jika mereka tidak pergi, kami
akan mengusir mereka, sebab mereka mengganggu kami," ia menambahkan.
Erdogan
kembali menyatakan bahwa Turki takkan membiarkan adanya daerah nyaman
teroris di sepanjang perbatasannya. Ia berharap AS tak melindungi para
teroris tersebut.
"Dengarkan, mereka yang melindungi
pelaku teror di wilayah itu: Kalian membuat kesalahan. Mari berhenti
(melindungi mereka)," demikian peringatan presiden Turki itu.
Teroris
yang dimaksud Erdogan adalah militer bersenjata Kurdi yang sudah
berlangsung lebih dari dua dekade melawan pemerintahan di Ankara.
Erdogan
mengatakan perang Turki melawan terorisme di Suriah akan berlanjut
sampai pemilihan umum baru diselenggarakan dan penyelesaian politik
menyeluruh dicapai di negeri tersebut.
Satu misi di sebelah
timur Sungai Eufrat, yang telah disarankan oleh presiden Turki itu
selama berbulan-bulan, akan mengikuti dua operasi lintas-perbatasan yang
berhasil dilancarkan Turki ke dalam wilayah Suriah sejak 2016. Keduanya
dimaksudkan untuk menghapuskan keberadaan gerilyawan Kurdi YPG/PKK dan
ISIS di dekat perbatasan Turki.
Dalam aksi terornya
selama lebih dari 30 tahun melawan Turki, PKK --yang dimasukkan ke dalam
daftar organisasi teroris oleh Turki, AS dan Uni Eropa-- dinilai telah
bertanggung-jawab atas kematian sebanyak 40 ribu orang. YPG adalah
cabang PKK di Suriah.
Sementara itu AS, meskipun ada
keberatan dari Turki, telah bekerjasama dengan PKK/YPG, dan menyebut
mereka "sekutu" dalam perang melawan ISIS. AS mengabaikan status
"teroris" terhadap mereka.