Jurnalis ini termasuk yang membawa angin kebebasan pers di Myanmar.
CB Media lokal di Myanmar melaporkan adanya penangkapan terhadap Ross
Dunkley, mantan penerbit suratkabar berbahasa Inggris
Myanmar Times. Dia dilaporkan ditangkap di Yangon terkait narkoba.
Pia asal Perth ini terkenal sejak mengelola
Myanmar Times
yang turut membantu tumbuhnya kebebasan pers di bawah junta militer.
Laporan media lokal menyebut Dunkley ditangkap di rumah yang sekaligus
menjadi kantornya di Yangon.
Suratkabar
The Irrawaddy mengutip juru bicara
Kepolisian Kota Bahan, Thein Win, yang mengatakan bahwa Dunkley
ditangkap dengan 797 pil "yaba" (metamfetamin dan kafein) dan 303 gram
sabu.
Thein Win mengatakan bahwa warga Australia ini
menghadapi sejumlah dakwaan menurut ketentuan Undang-undang Narkotika.
Ancaman hukumannya seumur hidup atau hukuman mati. Namun, polisi menolak
untuk menghubungkan penangkapan ini dengan penggerebekan besar-besaran
baru-baru ini di Malaysia.
"Dia adalah pengguna bukan pengedar narkoba," kata Mayor Polisi Thein Win kepada
The Irrawaddy.
Foto
artikel yang disamarkan menunjukkan sembilan orang dengan tangan
terborgol berdiri di depan narkoba, termasuk sabu, kokain, dan ganja
yang diletakkan di atas meja. Laporan-laporan media lokal mengatakan
pria asing lainnya yang ditangkap adalah John McKenzie (63) yang
dilaporkan sebagai warga Australia atau Inggris.
Ross
Dunkley memiliki sejarah panjang di kancah media Asia, mulai dari The
Vietnam Investment Review pada 1991 sebelum turut mendirikan The Myanmar
Times pada tahun 2000. Pada tahun 2011 ia dihukum di Myanmar karena
pelanggaran penyerangan dan imigrasi, tetapi dibebaskan karena waktu
penahanannya telah habis.
Dia ikut dalam konsorsium
yang membeli media Phnom Penh Post pada tahun 2008, tetapi dipecat oleh
penerbit dan tokoh pertambangan Australia Bill Clough pada tahun 2013.