Berdasarkan informasi dari situs Business Standard India, pembatalan itu dilatarbelakangi oleh tingginya biaya keseluruhan proyek pengadaan pesawat tersebut.
Berdasarkan perjanjian awal, 18 dari 126 pesawat Rafale seharusnya dibeli secara langsung dari Dassault, dan Hindustan Aeronautics Limited (HAL) akan memproduksi 108 sisanya dibawah lisensi dari Dassault, di fasilitas perakitan di kota Bangalore, India.
Namun, Dassault Aviaton menolak menyokong secara penuh pembuatan 108 pesawat yang akan dirakit di India. Hal itu otomatis meningkatkan biaya keseluruhan proyek ini.
Sebelumnya, pada Oktober 2014 lalu, Dubes Rusia untuk India Aleksander Kadakin dikejutkan oleh keputusan Angkatan Bersenjata India yang hendak membeli 126 pesawat tempur Rafale dari Prancis.
Menurut Kadakin, jika terjadi konflik, pesawat tempur Sukhoi buatan Tiongkok akan dengan mudah mengalahkan pesawat tempur buatan perusahaan Prancis Dassault Aviation tersebut.
Menteri Pertahanan India Manohar Parrikar menyampaikan, pesawat Sukhoi-30 MKI yang telah dibuat oleh Hindustan Aeronautics di Nashik dirasa dapat menggantikan pesawat Rafale, demikian tertulis dalam situs IndiaSpend.
Angkatan Udara India pertama kali menandatangi pembelian delapan pesawat tempur Su-30K dan 32 pesawat multi-peran Su-30 MK dengan pemerintah Rusia pada 1996. AU India kemudian membeli sepuluh pesawat Su-30 MK tambahan pada Desember 1998.
Dubes Rusia untuk India: Rafale Prancis Akan Dijatuhkan Sukhoi Seperti Nyamuk
Dubes Rusia untuk India Aleksander Kadakin dikejutkan oleh keputusan Angkatan Bersenjata India yang hendak membeli 126 pesawat tempur Rafale dari Prancis.Menurut Kadakin, jika terjadi konflik, pesawat tempur Sukhoi buatanTiongkok akan dengan mudah mengalahkan pesawat tempur buatan perusahaan Prancis Dassault Aviation tersebut, demikian dikabarkan media Rusia
Credit RBTH Indonesia