KCNA melansir Presiden Suriah Bashar al-Assad
disebut merencanakan untuk berkunjung ke Korea Utara dan menemui
pemimpin negara itu, Kim Jong-un. (REUTERS/SANA)
Jakarta, CB -- Presiden Suriah Bashar
al-Assad disebut merencanakan untuk berkunjung ke Korea Utara dan
menemui pemimpin negara itu, Kim Jong-un.
Demikian dilansir kantor berita Korut, KCNA, seperti dikutip dari AFP.
Jika itu terjadi, Assad akan menjadi pemimpin negara pertama yang
melakukan kunjungan bilateral bertemu KIm di dalam negara Korut.
Sejak
mengambil alih kekuasaan Korut dari mendiang ayahnya, Kim Jong-nam pada
2011 silam, Kim Jong-un belum pernah bertemu pemimpin negara lain di
dalam negeri Korut. Ia pun baru sekali menggelar pertemuan luar negeri
dengan pemimpin negara lain tahun ini, yakni Presiden China Xi Jinping
di negara tirai bambu.
KCNA pun mengutip pernyataan Assad yang menanggapi rencana pertemuan Kim dan Trump.
"Dunia
akan menyambut pertemuan luar biasa di semenanjung Korea yang membawa
tentang kaliber politik yang mengagumkan dan kepemimpinan yang bijak
dari.... Kim Jong-un," demikian kutip KCNA yang merupakan hasil pembicaraan dalam pertemuan Assad dengan Duta Besar Korut, Mun Jong-nam pada Rabu (30/5) lalu.
Pengumuman
rencana pertemuan Assad dan Kim itu pun menjadi menarik, karena terjadi
sekitar sepekan lagi pertemuan tingkat tinggi antara pemimpin Korut itu
dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump di Singapura pada 12
Juni mendatang.
Saat dikonfirmasi mengenai rencana Assad di Korut tersebut, Kantor Kepresidenan Suriah belum memberikan komentarnya.
Antara
Korut dan Suriah sendiri dikenal mengenai hubungan yang hangat selama
bertahun-tahun. Dan, disebutkan pula kedua negara itu saling bagi kerja
sama militer, termasuk saat ini di mana Suriah dilanda perang sipil.
Ada
pula kabar yang berhembus bahwa Korut ikut membantu Suriah membangun
reaktor nuklir yang hancur oleh bom Israel pada 2007 silam. Kedekatan
Israel-Korut pun ditandai dengan saling membuka kantor diplomat di
wilayah negara masing-masing pada 1966 dan 1969.
Warga Palestina menghadiri unjuk rasa
kota tenda di sepanjang perbatasan dengan Gaza, menuntut hak mereka
untuk kembali ke tanah air mereka, timur Kota Gaza, Jumat (30/3/2018).
(REUTERS/Mohammad Salem)
Kairo, Mesir, (CB) - Liga Arab pada Ahad (3/6) mengutuk
tindakan Israel baru-baru ini membunuh seorang petugas paramedis
Palestina yang sedang menolong orang yang cedera di Jalur Gaza dan
mencapnya sebagai babak baru terorisme Israel.
Tentara Israel menembak petugas paramedis yang berusia 21 tahun, Razan
An-Najjar, di dekat pagar perbatasan di Jalur Gaza pada Jumat (1/6),
saat wanita itu sedang merawat pemrotes yang cedera di Jalur Gaza.
Ribuan orang Palestina memberi penghormatan terakhir kepada relawan muda
tersebut dalam pemakaman besar pada Sabtu.
"Kejahatan Israel ini serta perbuatan lain adalah rangkaian baru babak
terorisme Israel, yang tidak memberi perlindungan bagi tim medis dan
petugas pertolongan, memburu dan membidik wartawan serta menghukum mati
mereka dengan cara darah dingin," kata badan pan-Arab tersebut di dalam
satu pernyataan, sebagaimana dikutip Xinhua.
Liga Arab menyatakan Israel bertanggung-jawab atas "pemusnahan"
An-Najjar, dan memperingatkan tentara Israel agar tidak melanjutkan
perbuatan brutal semacam itu.
Kementerian Kesehatan di Jalur Gaza mengatakan di dalam satu pernyataan
bahwa tentara Israel yang ditempatkan di daerah perbatasan pada Jumat
menembakkan gas air mata dan peluru aktif ke arah pemrotes, yang
mengibarkan bendera Palestina dan melemparkan batu ke arah tentara
Yahudi.
Pada Jumat, ratusan pemrotes Palestina berpawai menuju empat tempat di
bagian timur Jalur Gaza di dekat perbatasan dengan Israel pada Jumat
ke-10 pawai dan protes, yang oleh rakyat Palestina dinamakan "Pawai
Akbar Kepulangan dan Pembangkangan terhadap Blokade Israel".
Pawai itu dimulai pada 30 Maret dan menyerukan hak pengungsi Palestina
untuk pulang serta diakhirinya bloakde Israel --yang telah diberlakukan
atas Jalur sejak musim panas 2007.
Sejak akhir Maret, pasukan Israel menewaskan sedikitnya 120 orang
Palestina dan melukai ribuan orang lagi selama protes yang menyerukan
hak pengungsi Palestina untuk pulang dan diakhirinya blokade Israel yang
diberlakukan atas Jalur Gaza sejak 2007, ketika Gerakan Perlawanan
Islam (HAMAS) merebut kekuasaan atas daerah kantung tersebut.
GAZA - Sabreen al-Najjar, ibu dari Razan al-Najjar; perawat Palestina yang ditembak mati sniper militer Israel di perbatasan Gaza, menunjukkan rompi medis dan ID card
putrinya. Sabreen sampaikan curahan hatinya kepada masyarakat dunia
bahwa putrinya memang diincar pasukan Zionis karena dianggap mendukung
"teroris" dalam demo Great March of Return.
"Saya menginginkan keadilan bagi Razan," kata Sabreen sambil menarik gumpalan kain kasa medis dari saku rompi putrinya.
"Ini
senjatanya! Saya ingin dunia tahu ini adalah senjata Razan al-Najjar,
dan apakah ini identitas seorang teroris?," tanya Sabreen sambil
mengangkat ID card putrinya yang dikenakannya pada saat kematiannya.
Relawan
medis berusia 21 tahun itu ditembak mati sniper pasukan Israel pada
hari Jumat. Dia ditembak di bagian dada—laporan lain menyebut di bagian
jantung—saat memberikan pertolongan pertama pada seorang demonstran
Palestina yang terkena hantaman tabung gas air mata. Razan sudah memberi
aba-aba dengan mengangkat tangan.
Foto/CNN
Bagi
Sabreen, Razan adalah seorang putri tercinta. Kematiannya perawat yang
dijuluki "malaikat pelindung" ini membuat ribuan warga Palestina
berduka. Jalan-jalan dan tiang lampu di sekitar kampungynya di Khan
Younis sekarang dihiasi dengan gambar Razan yang tersenyum cantik.
Sabreen
mengatakan bahwa Razan telah menjadi sukarelawan sejak awal protes
massal Great March of Return Maret lalu. Dia bekerja tanpa bayaran.
"Saya
takut akan dirinya, tetapi Razan mengatakan kepada kami bahwa dia tidak
takut, dia merasa berkewajiban membantu dan jelas mengenakan rompi
medis," kata Sabreen, seperti dikutip CNN, Senin (4/6/2018).
"(Razan) mungkin kecil, tapi dia kuat, dan satu-satunya senjatanya adalah rompi medisnya," lanjut Sabreen.
Foto/CNN
Ayah
Razan, Ashraf al-Najjran, duduk di samping istrinya dalam keadaan
berduka. Dia beberapa kali mengangguk atas berbagai komentar istrinya.
Sabreen
menuturkan kata-kata putrinya yang tak bisa dia lupakan. "Saya
dilindungi oleh rompi saya," kata Sabreen menirukan ucapan Razan. "Tuhan
bersama saya, saya tidak takut," lanjut ucapan Razan yang masih diingat
ibunya.
Razan al-Najjran adalah pekerja medis kedua yang dibunuh
pasukan Israel. Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, sudah 119
warga Palestina tewas ditembak selama protes massal berlangsung. Lebih
dari 200 orang lainnya terluka.
Sementara itu, militer Israel mengaku sedang menyelidiki insiden yang
menewaskan Razan. IDF atau Pasukan Pertahanan Israel tetap menyangkal
menargetkan pekerja medis. "IDF terus bekerja untuk menarik pelajaran
operasional dan mengurangi jumlah korban di wilayah pagar keamanan Jalur
Gaza," bunyi pernyataan militer negara Yahudi tersebut.
GAZA
- Razan al-Najjar, nama perawat cantik asal Khuzaa, Jalur Gaza,
Palestina. Media internasional menyoroti kiprah perempuan 21 tahun yang
ditembak mati sniper Israel tersebut saat menjalankan tugas kemanusiaan di tengah-tengah demonstran "Great March of Return" di Gaza.
Di saat para perempuan seusianya menikmati hidup dengan pergi ke kelab, shopping,
atau hal-hal remeh lainnya, Najjar memilih menjalani hidup yang
berbeda. Dia bertaruh untuk menyelamatkan para demonstran yang terluka
oleh bidikan senjata sniper-sniper militer Israel.
Publik Gaza menjulukinya "guardian angel"
atau "malaikat pelindung". Julukan itu melekat karena kiprahnya dalam
menyelamatkan para demonstran Palestina yang terluka oleh tembakan
pasukan Israel.
Foto/Anadolu
Protes
massal bertajuk "Great March of Return" adalah gerakan warga Palestina
untuk kembali ke tanah kelahirannya yang diduduki Israel, sejak negara
Yahudi itu berdiri.
Najjar, sang sukarelawan medis Gaza, tersungkur setelah peluru sniper
Israel menembus dadanya pada hari Jumat (1/6/2018). Peluru penembak
runduk rezim Zionis itu dilaporkan menghantam jantung perawat cantik
tersebut.
Jauh hari sebelum kematiannya, dia bercerita sekilas
mengapa memilih menjalani hidup yang sangat berbahaya ini. Najjar ingin
membuktikan bahwa perempuan memiliki peran dalam masyarakat konservatif
Palestina di Gaza.
"Menjadi tenaga medis bukan hanya pekerjaan untuk seorang pria," katanya, saat wawancara dengan The New York Times di kamp demonstran Gaza bulan lalu. "(Profesi) ini untuk wanita juga."
Saksi
mata bernama Ibrahim al-Najjar, 30, mengatakan, satu jam sebelum senja
pada hari Jumat atau minggu ke-10 dari protes massal, perawat dengan
mantel putih itu berlari ke garis depan untuk menyelamatkan seorang
demonstran yang kepalanya dihantam oleh tabung gas air mata Israel.
Foto/Anadolu
Namun,
siapa sangka aksi penyelamatan itu menjadi misi terakhir bagi Najjar.
Sebab, saat menolong demonstran yang terluka tersebut, sniper Israel
menembakkan dua hingga tiga peluru dari seberang pagar perbatasan.
Tembakan itu menghantam tubuh Najjar bagian atas. Dia dinyatakan
meninggal tak lama kemudian.
Perawat cantik ini tercatat sebagai orang Palestina ke-119 yang tewas sejak protes massal dimulai bulan Maret lalu.
Militer Israel pada hari Sabtu (2/6/2018) mengatakan bahwa kasus kematian Najjar akan diselidiki.
"Militer
telah berulang kali memperingatkan warga sipil agar tidak mendekati
pagar dan mengambil bagian dalam insiden kekerasan dan serangan teroris
dan akan terus bertindak secara profesional dan bertekad untuk
melindungi warga sipil Israel dan infrastruktur keamanan Israel," bunyi
pernyataan militer rezim Zionis tersebut.
Saksi lain dan
Kementerian Kesehatan Gaza memberikan laporan dengan versi yang sedikit
berbeda. Menurut mereka, Najjar dan paramedis lain berjalan menuju pagar
dengan kondisi mengangkat tangan. Aksi angkat tangan itu berlangsung
selama upaya mengevakuasi para pengunjuk rasa yang terluka, tapi Najjar
ditembak di dada.
Foto/Haaretz
Najjar
dikenal sebagai perawat asal Khuzaa, sebuah desa pertanian yang dekat
perbatasan Israel. Alamat persisnya di sebelah timur Khan Younis di
Jalur Gaza selatan. Ayahnya, Ashraf al-Najjar, pernah memiliki sebuah
toko suku cadang sepeda motor. Namun, toko itu hancur akibat serangan
udara Israel selama perang Israel dengan Hamas tahun 2014. Sejak tokonya
hancur, ayah Najjar menganggur.
Sebagai anak tertua dari enam
bersaudara, Najjar tidak cukup beruntung dalam ujian sekolah menengah
untuk melanjutkan studi di universitas. Menurut ayahnya, dia dilatih
selama dua tahun sebagai paramedis di rumah sakit Nasser di Khan Younis
dan menjadi sukarelawan dari Lembaga Bantuan Medis Palestina, sebuah
organisasi kesehatan nonpemerintah.
Ashraf al-Najjar, 44,
mengatakan bahwa putrinya bangun sebelum fajar pada hari Jumat untuk
makan sahur dan berdoa sebelum memulai puasa Ramadhan. Itu adalah momen
terakhir kali dia melihat putrinya.
Bulan lalu, Ashraf menemui
putrinya di sebuah kamp protes di Khan Younis. Dia bilang kepada
putrinya bahwa dia bangga atas kiprahnya.
"Kami memiliki satu
tujuan," kata perawat muda itu."Untuk menyelamatkan nyawa dan
mengevakuasi orang. Dan mengirim pesan ke dunia: 'Tanpa senjata, kita
bisa melakukan apa saja'," kata Najjar kala itu.
Kematian perawat
itu menjadi duka bagi ribuan warga Palestina. Proses pemakamannya pada
hari Sabtu diiringi ribuan pelayat di negaranya.
GAZA
- Seorang paramedis perempuan Palestina ditembak mati oleh pasukan
Israel di Jalur Gaza pada hari Jumat. Paramedis berparas cantik penolong
demonstran yang terluka ini ditembak di Khan Yunis.
Paramedis
bernama Razan al-Najjar, 21, telah muncul beberapa kali di tengah-tengah
para demonstran Palestina yang terluka oleh tembakan pasukan Israel.
Najjar ditembak mati di tengah-tengah para demonstran yang menggelar aksi Great March Return.
Demo
besar-besaran selama beberapa minggu ini menyerukan hak pengembalian
para pengungsi Palestina yang terusir dari kota-kota dan desa-desa
mereka di tempat yang sekarang menjadi wilayah Israel.
Para pejabat Kementerian Kesehatan Gaza, seperti dikutip Haaretz,
Sabtu (2/6/2018), menegaskan bahwa setidaknya 100 warga Palestina
terluka selama protes hari Jumat. Mereka terkena tembakan pasukan
Israel, termasuk 40 orang di antaranya terkena tembakan peluru tajam.
Angka
kematian dan korban luka terus meningkat sejak demo dimulai 30 Maret
lalu. Situasi ini tercatat yang terburuk sejak Perang Gaza 2014. Hari
terburuk terjadi pada tanggal 14 Mei lalu, ketika 61 orang Palestina
tewas dalam bentrokan dengan pasukan Israel. Pada hari itu, para
demonstran juga memprotes pembukaan Kedutaan Besar AS di Yerusalem.
Sebelumnya,
situasi di Gaza juga memanas setelah kelompok militan dan militer
Israel saling serang. Kelompok militan menembakkan puluhan roket dan
mortir ke wilayah Israel selatan. Serangan itu melukai sekitar lima
orang, termasuk tiga tentara Israel.
Serangan itu dibalas militer
Israel dengan membombardir wilayah Gaza. Tel Aviv menyatakan, ada 35
target yang dihancurkan oleh jet-jet tempur.
BRUSSELS
- NATO tidak berkewajiban untuk datang menyelamatkan jika seandainya
terjadi perang antara Iran dengan Israel. Hal itu katakan oleh
Sekretaris Jenderal (Sekjen) NATO Jens Stoltenberg.
“Israel
adalah mitra kami, tetapi bukan anggota NATO. Jaminan keamanan Pasal 5
tidak berlaku untuk Israel,” terang Stoltenberg kepada majalah Jerman
Der Spigel.
Pasal 5 dari perjanjian NATO yang dimaksud
Stoltenberg menyatakan bahwa serangan terhadap satu sekutu dianggap
sebagai serangan terhadap semua sekutu, tetapi itu tidak berlaku bagi
mereka yang ditunjuk hanya sebagai "mitra" aliansi.
Stoltenberg
menambahkan bahwa aliansi tidak terlibat dalam upaya perdamaian Timur
Tengah, atau dalam konflik di wilayah tersebut.
"Ini bukan tugas kami," ia menekankan seperti dinukil dari Russia Today, Minggu (3/6/2018)..
Meski
begitu, tahun lalu, NATO secara resmi bergabung dengan koalisi pimpinan
AS melawan teroris IS (Islam Negara, sebelumnya ISIS) di Irak dan
Suriah.
Seandainya terjadi perang hipotetis seperti itu, itu juga
tetap menjadi pertanyaan terbuka jika Amerika Serikat (AS)
mempertahankan sekutu terdekatnya di kawasan itu. Pasalnya Washington
dan Tel Aviv tidak memiliki perjanjian pertahanan resmi bersama, meski
ada tonggak baru dalam hubungan bilateral yang dicapai ketika AS
mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel dan memindahkan kedutaannya
di sana.
"Kita semua sama-sama prihatin dengan program rudal Iran
dan kegiatannya yang mengarah ke ketidakstabilan di kawasan itu,
misalnya dukungan kelompok teroris," tambah Stoltenberg, mengulangi
tuduhan umum yang secara teratur ditujukan kepada Iran, dan atas dasar
apa Washington terus memperkenalkan putaran sanksi di Teheran.
Sementara
saingan eksistensial Israel dan Iran tidak pernah terlibat dalam
konflik militer langsung, mereka terkunci dalam perjuangan politik yang
kejam dan dalam konfrontasi proksi. Menjadi kritikus paling vokal dari
kesepakatan nuklir internasional 2015 dengan Iran, Perdana Menteri
Israel Benjamin Netanyahu sangat berpengaruh dalam meyakinkan Presiden
AS Donald Trump untuk secara sepihak mundur dari Rencana Aksi
Komprehensif Gabungan (JCPOA).
"Kesepakatan Iran terus
berlanjut," Stoltenberg mengungkapkan dukungannya, mengingat fakta bahwa
AS hanyalah salah satu pihak dalam perjanjian kompleks yang didukung
PBB - yang melibatkan Inggris, Rusia, Perancis, China, Jerman dan Uni
Eropa - tidak ada yang mendukung gerakan nekat Washington itu.
“Pertanyaannya
adalah, bisakah itu bekerja tanpa AS? Dampak dari sanksi AS terhadap
perusahaan-perusahaan Eropa akan sangat besar dalam hal apapun,” tanya
Stoltenberg.
CB, Jakarta - Pemerintah Arab Saudi merilis video yang menunjukkan Putra Mahkota Pangeran Mohammed Bin Salman sedang menghadiri sebuah pertemuan puncak untuk menanggapi kabar pangeran telah meninggal.
Cuplikan
video berdurasi 29 detik itu menunjukkan Pangeran Mohammed sedang
menerima Presiden Yaman, Abdrabbo Mansour Hadi di Jeddah untuk membahas
krisis Yaman, yang sedang dilanda perang.
Media Daily Mail mengutip Al-Arabiya memberitakan pertemuan Mohammed dan Abdrabbo berlangsung pada Rabu, 30 Mei 2018.
Putra Mahkota, Mohammed Bin Salman bertemu dengan Presiden Yaman Abdrabbo Mansour Hadi. dailymail.co.uk
“Pangeran
Mohammed terlihat menyalami Presiden Abdrabbo sambil menepuk-nepuk
tangan tamunya itu dengan tangan kirinya,” begitu terlihat pada tayangan
video singkat yang dipublikasikan Daily Mail, Kamis, 31 Mei 2018.
Penayangan
video ini sekaligus menjawab kabar bahwa Pangeran Mohammed telah
meninggal ditembak saat terjadi upaya kudeta pada 21 April 2018. Kabar
kudeta ini disebut-sebut terkait dengan penolakan kelompok konservatif
atas upaya reformasi yang digelar putra mahkota dan Raja Salman.
Saat ini, seperti dilansir Reuters,
Pangeran Mohammed sedang menggelar reformasi besar-besaran di Arab
Saudi meliputi politik, ekonomi, hukum, sosial dan budaya. Dengan
dukungan raja, Mohammed menggulirkan rencana diversifikasi ekonomi
selain minyak bumi, yang selama ini menjadi andalan pendapatan negara.
Dia akan membangun kota baru di tepi Laut Merah.
Mohammed juga
memimpin upaya antikorupsi dengan menangkap puluhan tokoh politik,
bangsawan dan pengusaha konglomerat, yang diduga terlibat dalam praktek
korupsi. Mereka diminta menyerahkan 30 aset kekayaannya agar bisa
dilepaskan.
Dia juga memelopori industri hiburan dengan menjalin
kerja sama dengan perusahaan Disney dari AS untuk memasok film untuk
ditonton publik Saudi. Pangeran Saudi, Mohammed, juga mendorong dibukanya bioskop-bioskop baru bekerja sama dengan sejumlah perusahaan bioskop raksasa asal Barat.
CB, Kremlin – Pemerintah Rusia
bakal tetap menjual sistem pertahanan anti-rudal serangan udara S-400
kepada pemerintah Qatar meskipun pemerintah Arab Saudi berkeberatan.
Wakil
Ketua Komite Senat bidang Pertahanan dan Keamanan Rusia, Aleksei
Kondratyev, mengatakan Rusia memiliki tujuan sendiri dengan penjualan
sistem pertahanan rudal darat ke udara itu.
“Rusia
akan melanjutkan sesuai kepentingannya menyuplai S-400 kepada Qatar dan
mendapat uang untuk anggaran negara. Posisi pemerintah Arab Saudi tidak
ada kaitannya. Rencana Rusia tidak berubah,” kata Kondratyev seperti
dilansir media Sputnik dan dikutip Al Jazeera, Ahad, 3 Juni 2018.
Menurut Kondratyev, Arab Saudi memiliki peran dominan di kawasan
Timur Tengah. “Namun, Qatar mendapat keuntungan dengan
meningkatkan kemampuan militer-nya lewat pembelian system anti-rudal
S-400. Sehingga, keberatan Saudi bisa dimaklumi,” kata dia.
Menurut
Kondratyev, pemerintah AS juga berkepentingan mencegah penjualan S-400
ini kepada Qatar karena bisa kehilangan pasar senjata regional yang
menguntungkan.
Pernyataan politikus Rusia ini muncul setelah
sehari sebelumnya, Raja Salman dari Arab Saudi dikabarkan berkirim surat
kepada Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Dalam surat itu, Salman
mengatakan akan melakukan serangan militer jika Doha melanjutkan
pembelian ini. Dia meminta Prancis mendesak Doha agar membatalkan
rencana pembelian ini.
Seperti dilansir media Le Monde, Raja Salman merasa khawatir dengan keamanan Saudi jika Doha melanjutkan pembelian senjata ini.
Rencana pembelian S-400 ini, seperti dijelaskan duta besar Qatar untuk Rusia,
sudah berada dalam tahapan maju. Ini didului penandatanganan kerja sama
pelatihan teknis dan militer antara kedua negara pada Oktober 2017.
Lewat surat kepada Presiden Perancis Emmanuel
Macron, Raja Arab Saudi disebut mengungkapkan kekhawatiran atas rencana
Qatar membangun sistem pertahanan udara. (REUTERS/Tomohiro Ohsumi)
Jakarta, CB -- Raja Arab Saudi, Salman
bin Abdulaziz Al Saud, disebutkan mengancam akan melakukan tindakan
militer jika Qatar bersikeras tetap memasang sistem pertahanan udara
dari Rusia.
Seperti dilansir Reuters, mengutip dari surat kabar Perancis, Le Monde, Salman telah mengirimkan surat kepada Presiden Perancis, Emmanuel Macron, soal hal tersebut.
"Kerajaan
akan siap melakukan segala hal yang diperlukan untuk memastikan
mengeliminasi sistem pertahanan ini, termasuk aksi militer," demikian
kutipan surat Raja Salman kepada Macron yang dilansir Le Monde.
Tak
ada kepastian spesifik apakah dalam surat tersebut, Salman pun meminta
Macron untuk membantu pencegahan penjualan rudal demi menjamin
kedamaianan di wilayah tersebut. Sementara itu, baik dari pemerintahan
Perancis maupun kerajaan Arab Saudi belum ada yang merespon soal kutipan
surat yang dimuat Le Monde tersebut.
Bukan hanya Arab
Saudi, akibat upaya Qatar ingin membangun sistem pertahanan udara itu
pun mendapatkan keberatan dari negara-negara di kawasan itu di antaranya
Mesir, Bahrain, dan Uni Emirat Arab.
Upaya Qatar untuk membangun
sistem pertahanan udara itu sudah berlangsung sejak tahun lalu lewat
penandatanganan kesepakatan militer dan kerja sama teknik dengan Rusia.
Kemudian, pada awal tahun ini, Duta Besar Qatar di RUsia menyatakan
telah ada perbincangan untuk membeli sistem pertahanan udara, rudal
S-400 dari Negara Beruang Merah tersebut.
Sistem pertahanan udara, rudal S-400 dari Rusia. (UMNICK via WIkimedia Commons)
CB, Jakarta - Eropa siap mengucurkan dana senilai US$ 12,9 miliar atau setara dengan Rp 180 triliun kepada Mesir. Menurut Uni Eropa, negeri piramida itu mitra dagang sangat penting di Mediterania Selatan.
Hal
itu disampaikan kepala delegasi Uni Eropa untuk Mesir, Ivan Surkos,
pada acara iftar, buka puasa bersama, di Kairo sebagaimana dilaporkan Daily News Egypt.
Uni Eropa Desak Mesir Akhiri Konfrontasi
"Kerja sama yang kuat antara Mesir dan Uni Eropa itu terlihat dari
jumlah bantuan yang diberikan mencapai US$ 351 juta atau sekitar Rp 5
triliun dalam bentuk hibah," katanya seperti dikutip Middle East Monitor.
Surkos
menjelaskan, Mesir dan Uni Eropa bersepakat melanjutkan kerja sama
dalam berbagai bidang, termasuk urusan politik, hak asasi manusia,
imigran dan pembangunan berkelanjutan sebagaimana disepakati tahun lalu
hingga 2020.
Mengenai masalah keamanan, Surkos menguraikan, Uni
Eropa mendukung langkah Mesir memberantas terorisme dan menekankan
pentingnya pendekatan komprehensif yang membahas akar penyebab
ekstrimisme.
Presiden
Mesir, Abdel Fattah al-Sisi berbicara dalam acara malam natal koptik
yang dipimpin paus Tawadros II di Gereja Ortodoks Koptik Alexandria dan
Patriarkh Tahta St. Mark Cathedral, Kairo, 6 Januari 2016. REUTERS/Amr
Abdallah Dalsh
Mesir saat ini sedang melakukan operasi militer besar ke kawasan Sinai untuk memberangus gerakan perlawanan bersenjata ISIS.
Sejak berkuasa lima tahun lalu, diawali dengan menggulingkan pemerintahan hasil pemilu demokratis, Presiden Mesir
Abdel Fattah al-Sisi memerintah dengan tangan besi. Negara membiarkan
pembunuhan tanpa melalui prosedur hukum, mengilangkan paksa orang dan
menutup media yang kritis terhadap pemerintahannya.
Setelah dilantik kembali menjadi presiden
Mesir, Abdel Fattah al-Sisi bersumpah untuk menumpas terorisme di
negaranya serta memperbaiki perekonomian. (REUTERS/The Egyptian
Presidency)
Jakarta, CB -- Abdel Fattah al-Sisi
bersumpah untuk menumpas kelompok teroris militan dan memperbaiki
perekonomian saat dilantik kembail menjadi Presiden Mesir, Sabtu (2/6).
Setelah
dilantik, sebelum memberikan sambutan publik untuk pertama kali, Sisi
memimpin mengheningkan cipta selama semenit bagi para rakyat Mesir yang
telah tewas demi negaranya. Itu ditujukan Sisi kepada para tentara,
polisi, dan warga sipil yang menjadi korban dari serangkaian serangan
mematikan militan dalam beberapa tahun terakhir, terutama di Semenanjung
Sinai.
"Bersama
kita melawan terorisme brutal yang merongrong kesatuan dari tanah air
kita," tegas Sisi saat melakuan pidato kenegaraan dalam upacara
pelantikan seperti dikutip dari AFP.
"Bersama kita menghadapi tantangan politik, sosial, dan
ekonomi, serta efek negatif mereka pada semua sendi-sendi kehidupan,"
ujar Sisi.
Sejak 9 Februari silam, militer Mesir telah melakukan
operasi 'pembersihan' teroris di negara tersebut. Operasi itu telah
menewaskan setidaknya sektiar 200 anggota kelompok militan dan 35
tentara.
Sisi yang sebelumnya menjabat sebagai panglima militer
sekaligus menteri pertahanan merangsek ke kursi kepemimpinan negara usai
menggulingkan presiden sipil, Mohamed Mursi pada Juli 2013 silam.
Setelah Mursi terguling, Mesir lalu menggelar pemilu presiden kembali
pada 2014.
Sisi pun mundur dari karier militernya guna mengikuti
pemilu tersebut, dan berhasil memenanginya dengan perolehan suara
mencapai 97 persen.
Kini,
Sisi kembali menjadi presiden Mesir untuk periode empat tahun
selanjutnya setelah memenangkan suara 97% dalam pemilu pada Maret lalu.
Upacara
pelantikan dirinya sebagai presiden diwarnai jet tempur yang terbang
membentuk formasi gambar bendera Mesir di langit Kairo, dan
helikopter-helikopter militer mengiringi perjalanan Sisi
Pemimpin baru Catalonia, Quim Tora, dilantik pada hari ini, Sabtu (2/6). (Reuters/Hannibal Hanschke)
Jakarta, CB -- Pemimpin baru Catalonia,
Quim Torra, dilantik pada hari ini, Sabtu (2/6). Ia langsung mendesak
untuk bertemu dengan Presiden Pedro Sanchez dan menyerukan kemerdekaan
dari Spanyol.
"Pemerintahan ini berkomitmen menuju negara
independen dan membentuk republik," ujar Torra disambut teriakan
pendukungnya, "Merdeka! Merdeka!"
Melanjutkan pernyataannya,
Torra berkata, "Presiden Pedro Sanchez, mari bicara. Mari jawab
pertanyaan ini, ambil risiko, Anda dan kami. Kita perlu duduk di meja
yang sama dan bernegosiasi, pemerintah ke pemerintah."
Sanchez
juga baru dilantik hanya beberapa jam sebelum Torra untuk menggantikan
Mariano Rajoy yang digulingkan karena skandal korupsi.
Presiden dari partai sosialis ini memang mengaku ingin
berbicara dengan pemerintah Catalonia, tapi menolak referendum
kemerdekaan.
Sementara itu, Reuters melaporkan bahwa
banyak pengamat meragukan kekuatan pemerintahan Sanchez karena partainya
hanya memegang 84 dari 350 kursi anggota parlemen.
Sejumlah
analis pun mulai mempertimbangkan kekuatan separatis Catalonia yang
kian besar meski sudah dibungkam setelah referendum kemerdekaan tahun
lalu.
Sejak Catalonia mendeklarasikan kemerdekaan sepihak melalui
referendum pada Oktober lalu, pemerintah pusat Spanyol langsung
mencabut hak otonomi dan mengambil alih pemerintahan daerah tersebut.
Carles Puigdemont selaku Presiden Catalonia dan pemimpin referendum kala itu lantas mengasingkan diri ke Jerman.
Madrid
kemudian menggelar pemilihan umum untuk membentuk parlemen baru
Catalonia. Dalam pemilu pada 21 Desember itu, partai separatis Catalonia
kembali mendapatkan suara mayoritas dengan 135 kursi di parlemen.
Spanyol
akhirnya mengakui kekuasaan Torra, tapi menolak meratifikasi anggota
dewan yang dipilih sang pemimpin karena empat di antaranya menghadapi
tuntutan di pengadilan terkait upaya makar.
Pada awal pekan ini,
Torra pun menyerahkan daftar nama jajaran pemerintahannya yang baru
tanpa menyertakan nama keempat pejabat itu. Akhirnya, Spanyol memberikan
lampu hijau dan menyepakati pelantikan pada hari ini.
CB, Jakarta - Masalah pembangunan tembok perbatasan yang memisahkan Meksiko
dengan Amerika Serikat masih bergulir. Pada Rabu, 30 Mei 2018, Presiden
Meksiko, Enrique Pena Nieto, menyerang balik Presiden Amerika Serikat,
Donald Trump, dengan menyatakan pihaknya tidak sudi membayar sedikit pun
biaya membangun tembok perbatasan yang memisahkan kedua negara.
“Kepada
Presiden Donald Trump: Tidak, Meksiko tidak akan membayar untuk tembok
tersebut. Tidak sekarang dan tidak sampai kapanpun juga, hormat kami,
Meksiko,” kata Nieto melalui akun Twitter miliknya pada Rabu, 30 Mei
2018, waktu setempat.
Presiden Meksiko Enrique Pena Nieto. AP Photo/Wally Santana,Pool
Respon
keras Nieto ini untuk merespond pernyataan Presiden Trump dalam sebuah
acara kampanye penggalangan dana di Nashville, Tennesse, Selasa, 29 Mei
2018. Saat itu, Trump mengatakan Meksiko wajib membayar pembangunan
tembok perbatasan yang memisahkan kedua negara yang saling bertetangga
ini.
“Mereka tidak melakukan apa-apa untuk mencegah para pendatang
atau imigran masuk melalui Meksiko, Honduras dan negara-negara lainnya.
Mereka tidak membantu kami sama sekali,” kata Trump, terkait isu
perbatasan dan pendatang atau imigran yang melibatkan dua negara
tersebut.
Aksi saling serang pernyataan antara Nieto dengan Trump
rupanya bukan pertama kalinya terjadi saat ini. Pada tahun 2016 Nieto
pernah melontarkan pernyataan yang sama mengenai isu perbatasan Amerika
Serikat dan Meksiko. Nieto juga pernah menunda pertemuan bilateral kedua
negara pada Februari 2018 setelah Trump mengancam akan memberlakukan
pajak impor kepada Meksiko agar mereka membiayai pembangunan tembok
perbatasan.
Trump semenjak masa kampanyenya sebagai Presiden
Amerika Serikat telah menjanjikan agar Meksiko membayar proyek
pembangunan tembok perbatasan kedua negara. Meski demikian, pemerintah
Meksiko selalu menolak ajakan Amerika Serikat tersebut.
Pada sisi
lainnya, pemerintahan Trump hingga kini belum juga mendapatkan pendanaan
yang diperlukan dalam proyek pembangunan tembok perbatasan dengan
Meksiko. Sebelumnya pada Maret 2018, Trump menyatakan bahwa mereka mampu
membangun tembok perbatasan sepanjang 100 mil serta mengganti
pagar-pagar lama perbatasan dengan yang baru.
Diperkirakan, total biaya yang disetujui untuk penggantian pagar-pagar baru perbatasan Meksiko-Amerika
Serikat tersebut mencapai US$ 1,6 Miliar atau setara Rp 22,4 Triliun.
Saat ini , pembangunan pagar perbatasan hingga sejauh 33 mil sudah
disetujui dengan payung hukum berupa Undang-Undang Keamanan Pagar
Perbatasan Amerika Serikat 2006.
CB, Jakarta - Presiden Brazil,
Michel Temer, membantah spekulasi adanya upaya kudeta serta intervensi
militer terhadap pemerintahannya dibalik aksi mogok dan demonstrasi
supir truk yang saat ini berlangsung di Brazil.
“Tidak ada
peluang bagi keterlibatan militer, yang saya lihat justru penolakan dari
Kementerian Pertahanan serta militer terhadap segala bentuk upaya
intervensi militer kepada pemerintah,” kata Temer, di sela-sela acara
forum investasi di Sao Paolo, Brazil, Selasa, 29 Mei 2018 waktu
setempat.
Petugas
kepolisian berusaha membubarkan pendukung Dilma Rouseff saat melakukan
protes terhadap presiden baru Michel Temer di Sao Paulo, Brasil, 1
September 2016. AP/Andre Penner
Aksi
mogok massal para supir truk sudah berlangsung selama sembilan hari dan
terjadi di seluruh Brazil. Aksi para supir truk ini dipicu oleh
kenaikan harga Bahan Bakar Minyak atau BBM yang dianggap memberatkan
mereka. Akibat aksi tersebut, kota-kota besar di Brazil mengalami
kelangkaan stok makanan, cadangan bahan bakar serta suplai obat-obatan.
Pernyataan
sebagian buruh supir truk yang menyerukan upaya kudeta telah menjadi
topik hangat yang diperbincangkan banyak orang di Brazil melalui media
sosial. Muncul pula dugaan keinginan kelompok tertentu agar militer ikut
berperan dalam banyak demonstrasi anti pemerintah.
Presiden
Temer sebetulnya telah berupaya meredam eskalasi demonstrasi dan mogok
massal para supir truk dengan mengeluarkan dekrit menurunkan harga BBM
pada akhir pekan lalu. Meski demikian, hingga Selasa, 29 Mei 2018,
demonstrasi dan blokade jalan masih terjadi di 20 negara bagian di
Brazil. Sebanyak 10 pelabuhan udara juga dilaporkan kekurangan suplai
bahan bakar sehingga berakibat banyaknya pembatalan jadwal penerbangan.
Dalam
jajak pendapat terkini di Brazil, Temer menjadi Presiden Brazil yang
kurang populer atau disukai masyarakat dengan kebijakannya sejak negeri
ini lepas dari kekuasaan rezim junta militer yang berkuasa dalam kurun
1964 hingga 1985. Temer sampai sekarang juga masih dalam menjalani
pemeriksaan pihak berwenang sehubungan dengan tuduhan korupsi.
Pada
tahun lalu, Temer harus menghadapi dua tuduhan hukum terkait dengan
kasus korupsi namun masih bisa bertahan. Menjelang pemilihan umum yang
akan berlangsung pada Oktober serta jajak pendapat masyarakat dengan
tingkat ketidakpuasan publik yang tinggi, Temer dinilai sebagian pihak
akan sulit mendapatkan dukungan dari Parlemen Brazil untuk bertahan dari tuntutan hukum yang dibebankan kepadanya.
Bendera Cina di luar gedung Parliament House (parlemen) di Canberra, Australia.
Foto: ABC
Partai Komunis Cina berusaha memengaruhi partai politik utama di Australia
CB,
CANBERRA -- Laporan hasil penyelidikan Pemerintah Australia yang
diketagorikan "sangat rahasia" telah memicu kekhawatiran. Pasalnya
diketahui adanya upaya Pemerintah Cina memengaruhi partai politik di
Australia selama dekade terakhir.
Satu sumber intelijen menjelaskan kepada ABC, infiltrasi yang
dilakukan Cina terjadi di setiap tingkatan Pemerintahan Australia, mulai
federal hingga pemerintahan daerah. Penyelidikan mengenai campur tangan
asing di Australia ini diminta oleh Perdana Menteri Malcolm Turnbull
pada 2016.
Tahun lalu dia telah mengindikasikan temuan
laporan tersebut. "Sistem kita secara keseluruhan belum bisa memahami
bagaimana sifat dan besarnya ancaman itu," katanya.
Tapi PM
Turnbull kepada Parlemen mengatakan tidak bisa memberikan rincian luas
mengenai isi laporan itu. "Temuan-temuan dalam laporan itu perlu
dirahasiakan," ujarnya.
Beberapa detail isi laporan
sekarang muncul. Stasiun TV Nine News misalnya melaporkan dokumen
tersebut mencantumkan Cina sebagai negara yang paling dikhawatirkan.
Disebutkan pula bahwa Partai Komunis Cina berusaha mempengaruhi partai
politik utama di Australia selama dekade terakhir.
Salah
satu pembuat laporan bernama John Garnaut, mantan penasehat PM Turnbull,
tidak bersedia berkomentar mengenai rincian penyelidikan. Namun
sebelumnya dia memperingatkan pengaruh Cina di Australia.
"Di
bawah kepemimpinan Presiden Xi Jinping yang tanpa kompromi, aktivitas
Cina begitu terang-terangan dan agresif sehingga kita tidak lagi bisa
mengabaikannya," katanya di depan Komite Angkatan Bersenjata DPR AS pada
Maret lalu.
Laporan sangat rahasia ini menjadi pendorong
utama diajukannya UU Interferensi Asing yang ke Parlemen tahun lalu.
Seorang yang terlibat dalam proses ini menggambarkannya sebagai "saling
mengejar" namun menambahkan bahwa Australia berada terdepan dan
mengharapkan agar negara lain mengikutinya.
Pada pekan lalu
Duncan Lewis, Direktur Jenderal ASIO (badan intelijen Australia)
kembali menggambarkan skala aktivitas intelijen asing di negara ini
sebagai "belum pernah terjadi sebelumnya". "Para aktor asing secara
terselubung berusaha mempengaruhi dan membentuk pandangan warga
masyarakat Australia, media Australia, pejabat pemerintahan Australia,"
katanya.
John Garnaut dan Bob Carr menjadi sorotan
Pengaruh
Beijing dalam politik di Australia kembali memicu kritikan karena
pertanyaan yang diajukan tentang riwayat kerja John Garnaut. ABC
mendapatkan informasi bahwa mantan Menteri Luar Bob Carr, meminta
Senator Kristina Keneally dari Partai Buruh, untuk mengajukan pertanyaan
tentang Garnaut dalam rapat di Senat.
Sebuah sumber
mengatakan Bob Carr, yang kini memimpin Australia China Relations
Institute, memiliki "kebiasaan menulis pertanyaan" dan terkenal
melakukan hal itu. Dikatakan bahwa Carr menyarankan Senator Keneally
bertanya tentang status pekerjaan Garnaut saat ini. Namun justru Senator
Kimberly Kitching dari Partai Buruh yang membacakan pertanyaan itu
pekan lalu.
Kepada ABC Carr dengan tegas membantah telah
menyusun pertanyaan yang akan ditanyakan "salah satu dari dua senator
Partai Buruh". ABC mengetahui bahwa Senator Kitching agak kecewa karena
dia tidak diberitahu asal-usul pertanyaan itu.
"Apakah
kantor Perdana Menteri mengontrak Garnaut sebagai konsultan, penasihat
atau penulis pidato sejak Juni 2017?" tanyanya kepada para pejabat
pemerintah dalam rapat di Senat.
"Kami tentu saja memiliki
kontrak dengan John Garnaut. Kontrak dengan departemen sebagai penulis
pidato," jelas Stephanie Foster dari Departemen Kantor Perdana Menteri
dan Kabinet.
Carr, yang sebelumnya menuduh Pemerintah
anti-Cina, menanggapi hal ini dengan menyebutkan bahwa jawaban tersebut
menunjukkan kurangnya transparansi dalam pengaturan staf Perdana
Menteri. "Garnaut berhak terlibat aktif dalam perdebatan tentang Cina di
Australia. Namun seharusnya dia tidak melakukan kampanyenya di saat
menerima gaji dari Perdana Menteri," kata pernyataan itu.
KABUL
- Militer Amerika Serikat (AS) mengklaim 50 lebih komandan senior
Taliban Afghanistan terbunuh dalam serangan roket. Puluhan pentolan
Taliban itu diserang saat sedang melakukan pertemuan di wilayah Helmand,
24 Mei lalu.
Juru bicara militer AS di Afghanistan Letnan
Kolonel Martin O'Donnell pada hari Rabu (30/5/2018), mengatakan
pertemuan kelompok Taliban itu melibatkan para komandan dari sejumlah
provinsi di Afghanistan termasuk Provinsi Farah.
"Kami pikir
pertemuan itu untuk merencanakan langkah selanjutnya," kata O`Donnell.
Menurutnya, serangan oleh sistem roket artileri akan mengganggu operasi
Taliban untuk sementara.
Dia mengatakan serangan di salah satu
jantung dari pemberontakan Taliban merupakan pukulan penting bagi para
pemberontak tersebut. "Ini pasti serangan yang penting," ujarnya, yang
dikutip dari Reuters, Kamis (31/5/2018).
O'Donnell
menambahkan, selain puluhan komandan senior, operasi militer dalam 10
hari terakhir di bulan ini juga menewaskan para komandan Taliban lain
dengan level yang lebih rendah.
Sementara itu, kelompok Taliban
menepis laporan dari militer Amerika tersebut. Menurut kelompok
tersebut, klaim militer AS hanya propaganda.
Versi kelompok
tersebut, serangan roket menghantam dua rumah warga sipil di Musa Qala.
Serangan itu menewaskan lima warga sipil dan melukai tiga lainnya. "Ini
adalah daerah pemukiman sipil, yang tidak ada hubungannya dengan
Taliban," kata juru bicara Taliban, Qari Yousaf Ahmadi, dalam sebuah
pernyataan.
Di provinsi utara Takhar, kelompok milisi bersenjata
itu bertempur dengan pasukan polisi di Distrik Dasht-e Qala. Juru bicara
polisi setempat, Khalil Aseer, pertempuran sengit terus berlangsung.
Di
Loghar, Taliban mengklaim serangan terhadap sebuah kantor polisi di ibu
kota provinsi, Pul-e Alam, menewaskan tiga polisi dan melukai 12 orang,
di antaranya empat polisi dan delapan warga sipil.
NEW YORK
- Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo akan
bertemu dengan tangan kanan pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un,
Kim Yong-chol di New York. Pertemuan ini untuk membicarakan persiapan
konferensi tingkat tinggi (KTT) antara Presiden Donald Trump dan Kim
Jong-un.
Dialog antara kedua belah pihak dimulai dengan pertemuan
makan malam yang diadakan di sebuah gedung apartemen dekat markas besar
PBB pada pukul 07.00 malam waktu setempat, menjelang pembicaraan lebih
lanjut untuk menyelesaikan perencanaan pertemuan puncak 12 Juni yang
dirancang untuk mengakhiri kebuntuan nuklir yang dulu mengancam akan
menjatuhkan semenanjung Korea kembali peperangan.
Mike Pompeo,
yang tiba di tempat pertama, didampingi oleh Andrew Kim, kepala bidang
Korea di CIA. Kim Yong-chol tiba beberapa menit kemudian dan juga
ditemani oleh seorang pembantu.
Tidak ada pihak yang berbicara
kepada pers jelang jamuan makan malam itu. Namun sebuah tweet Pompeo
sebelum pertemuan tersebut secara khusus menggambarkan pertemuan
Trump-Kim sebagai "potensi pertemuan puncak".
"Menantikan
pertemuan dengan Kim Yong Chol di New York untuk mendiskusikan potensi
KTT @Potus dengan Pemimpin Kim. Kami berkomitmen terhadap denuklirisasi
menyeluruh Semenanjung Korea yang lengkap, dapat diverifikasi, dan dapat
dibalikkan," tulis Pompeo seperti dikutip dari Channel News Asia, Kamis
(31/5/2018).
Utusan AS dan Korut juga telah bertemu di Panmunjom
di zona demiliterisasi antara Korut dan Korea Selatan (Korsel). Selain
itu tim pendahuluan AS telah berada di Singapura untuk membuat
pengaturan logistik untuk pertemuan yang direncanakan dengan cepat.
"Sejauh
ini pembacaan dari pertemuan ini positif dan kami akan terus bergerak
maju dengan mereka," kata juru bicara Gedung Putih Sarah Sanders,
membenarkan rencana itu masih menunggu para pemimpin untuk bertemu di
Singapura pada 12 Juni.
Tetapi dengan 13 hari tersisa,
pembicaraan antara Jenderal Kim dan Pompeo, mantan kepala CIA yang
memelopori putaran pertemuan tatap muka terbaru, tampaknya menegaskan
bahwa proses mendapatkan dua pemimpin yang tak terduga ke meja sekarang
berada di jalurnya.
"Seperti yang dikatakan presiden, jika itu terjadi, kita pasti akan siap," kata Sanders.
Awal
bulan ini, Trump tiba-tiba tetapi hanya secara singkat, mengumumkan
pembatalan KTT setelah Korut mengeluarkan teguran tajam dari apa yang
dianggap sebagai bahasa yang mengancam bagi pihak AS. Pihak AS pun
memperingatkan pembicaraan dapat ditunda jika Kim tidak serius tentang
perlucutan senjata.
Namun KTT itu tampaknya semakin bergerak ke arah menjadi nyata, di tengah hiruk-pikuk kegiatan diplomatik internasional. Pada
hari Minggu, negosiator AS, yang dipimpin oleh duta besar Washington
untuk Filipina Sung Kim mulai bertemu dengan rekan Korut mereka di desa
gencatan senjata Panmunjom yang membagi dua Korea.
"Mereka berencana untuk mengadakan pertemuan tambahan minggu ini," kata Sanders.
Kim
Yong-chol adalah pejabat senior Korut yang menginjakkan kakinya di
tanah AS sejak Wakil Marsekal Jo Myong-rok bertemu dengan presiden Bill
Clinton pada tahun 2000.
Jenderal tersebut telah memainkan peran penting dalam putaran diplomasi
baru-baru ini yang bertujuan untuk mengakhiri kebuntuan nuklir di
semenanjung Korea.
Ia duduk di sebelah putri Trump, Ivanka, yang
juga pembantu Gedung Putih, selama upacara penutupan Olimpiade Musim
Dingin di Korsel pada Februari lalu, peristiwa yang dilihat sebagai
titik balik dalam krisis nuklir.
Ia juga menemani Kim Jong-un
pada dua perjalanannya ke China untuk bertemu Presiden Xi Jinping, dan
mengadakan pembicaraan dengan Pompeo ketika dia melakukan perjalanan ke
Pyongyang.
WASHINGTON
- Sebuah penilaian dari badan intelijen Amerika Serikat (AS), CIA,
menyimpulkan bahwa Korea Utara (Korut) tidak berniat menyerahkan senjata
nuklirnya dalam waktu dekat. Temuan ini bertentang dengan pernyataan
terbaru Presiden Donald Trump bahwa Pyongyang bermaksud untuk
melakukannya di masa depan.
"Semua orang tahu mereka tidak akan
melakukan denuklirisasi," kata seorang pejabat intelijen yang membaca
laporan itu, yang diedarkan awal bulan ini, beberapa hari sebelum Trump
membatalkan pertemuan yang semula dijadwalkan seperti dikutip dari NBC News, Rabu (30/5/2018).
Laporan
ini mencakup pertimbangan kemungkinan konsesi yang mungkin ditawarkan
Korut untuk menunjukkan niat baik. Satu opsi yang dilaporkan bakal
ditawarkan Kim adalah membuka waralaba hamburger di Pyongyang sebagai
isyarat niat baik.
Trump selama ini dikenal sebagai seorang
pecinta makanan cepat saji. Ia bahkan pernah berucap, selama kampanye
presiden, ingin berbicara tentang burger dengan pemimpin Korut sambil
membahas tentang nuklir.
Sementara terkait nuklir, analisis
menunjukkan bahwa tujuan langsung yang lebih realistis bagi Kim adalah
melihat kembali kemajuan yang dicapai oleh program senjata nuklir negara
itu baru-baru ini, kata para pejabat.
"Jika Korea Utara tidak
setuju dalam pernyataan bersama yang menjabarkan denuklirisasi - yaitu,
menyingkirkan senjata nuklir mereka, setelah mereka dikendalikan oleh
elemen internasional - maka saya tidak berpikir kita akan pergi sangat
jauh," kata Chris Hill, mantan duta besar untuk Korea Selatan (Korsel).
Laporan
ini muncul setelah seorang ahli nuklir terkemuka berpendapat bahwa
proses perlucutan senjata milik Korut akan memakan waktu selama 15
tahun. Hal itu disebabkan karena sifat meluas program nuklir.
Laporan
CIA juga menjabarkan serangkaian insentif yang dapat ditawarkan AS dan
Korsel kepada Korut untuk melucuti senjata, termasuk infrastruktur dan
bantuan pertanian.
"Ini pada dasarnya adalah beberapa analis yang
sangat cerdas yang menawarkan tebakan terbaik mereka," kata seorang
pejabat intelijen.
Laporan tersebut juga menilai Kim Jong-un
mungkin akan menawarkan investasi terbatas kepada AS di Korut, khususnya
di bidang infrastruktur.
"AS dan Korsel kemungkinan akan fokus
pada pengiriman makanan - mungkin melalui PBB - dan pembangunan
pertanian lainnya," kata laporan itu.
AS juga dapat menawarkan insentif ekonomi, termasuk bantuan sanksi.
Laporan
itu mengatakan para pejabat Korut dalam pembicaraan awal tidak akan
menuntut AS menarik semua pasukannya dari Korsel, dan mereka tidak
diharapkan untuk melakukannya dalam KTT awal.
Laporan itu juga mengatakan bahwa Presiden Korsel Moon Jae-in merasa
yakin dia menikmati hubungan yang kuat dengan Kim Jong-un. Korsel pun
sedang mempertimbangkan deklarasi resmi untuk mengakhiri perang antara
kedua negara.
Terkait laporan itu, CIA dan Gedung Putih menolak untuk berkomentar.
Seorang
mantan pejabat senior yang telah diberi pengarahan tentang pendekatan
AS ke Korut mengakui bahwa badan-badan intelijen AS tidak percaya Kim
akan pernah membuang semua senjata nuklirnya.
"Aku selalu bertanya-tanya: Bagaimana cara pemerintah menata lingkaran itu?" kata mantan pejabat itu.
Pertanyaan
besar yang masuk ke negosiasi, kata pejabat itu, adalah bagaimana
Gedung Putih akan menghadapi keengganan Korut untuk denuklirisasi sambil
mempertahankan garis publik Trump yang membutuhkan langkah seperti itu.
Trump
tampaknya mengakui dilema itu dalam sambutannya pekan lalu di mana dia
mengatakan Korut mungkin tidak harus segera denuklirisasi dan bahwa
program nuklirnya dapat dihapus selama jangka waktu tertentu.
AS
juga telah memutuskan untuk menjatuhkan tuntutan hak asasi manusia
sebagai bagian dari perundingan, menurut seorang pejabat dan mantan
pejabat. Ini adalah langkah yang sangat signifikan ketika berurusan
dengan negara yang AS percaya menahan antara 80.000 dan 120.000 tahanan
di kamp-kamp kotor.
Mantan pejabat itu mengatakan bahwa
pendekatan AS terhadap Korut dipecah menjadi beberapa fase, yang
masing-masing akan membawa gerakan bantuan dan sanksi yang sesuai.
Pertama,
pemerintahan Trump ingin Korut mendeklarasikan semua rincian program
nuklirnya, membuang bahan fisil dan menutup beberapa situs.
AS
akan menekan untuk inspeksi internasional dan penghapusan senjata nuklir
secara bertahap. Pihak AS ingin semua tetapi menghilangkan bahan fisil
di Korea Utara.
Pertanyaan terbuka, kata mantan pejabat, adalah
bagaimana dan apakah akan menekan Kim untuk mempertanggungjawabkan dan
melepaskan senjata kimia dan biologisnya. Setelah Trump mengkritik
kesepakatan nuklir Iran karena gagal memperhitungkan program rudal Iran,
akan sulit baginya untuk mencapai kesepakatan nuklir dengan Korut yang
mengabaikan senjata pemusnah massal lainnya.
HAWAII
- Amerika Serikat (AS) mengumumkan akan mengubah nama komando yang
bertanggung jawab atas operasi militer di Asia. Tindakan ini dilakukan
di tengah ketegangan yang meningkat dengan China terkait militerisasi
Laut China Selatan.
Menteri Pertahanan AS James Mattis mengatakan
Komando Pasifik AS mulai sekarang akan disebut Indo Pasifik AS. Hal itu
diungkapkannya pada upacara pergantian komando di Hawaii, markas
komando berada.
"Sebagai pengakuan atas meningkatnya konektivitas
dari Samudera Hindia dan Pasifik hari ini kami mengganti nama Komando
Pasifik AS menjadi Komando Indo-Pasifik AS," kata Mattis.
"Ini
adalah komando tempur utama kami, yang berjaga-jaga dan secara intim
terlibat dengan lebih dari setengah permukaan bumi dan populasi yang
beragam, dari Hollywood, ke Bollywood, dari beruang kutub ke penguin,"
tutur Mattis tentang komando seperti dikutip dari CNN, Kamis (31/5/2018).
Laksamana
Harry Harris, yang mengawasi operasi militer AS di wilayah itu hingga
Rabu, telah diangkat oleh Presiden Donald Trump sebagai duta besar AS
untuk Korea Selatan (Korsel). Sebagai gantinya adalah Laksaman Phillip
Davidson yang akan memimpin Komando Indo-Pasifik, mengawasi sekitar 375
ribu personel militer dan sipil AS.
Para pejabat AS mengatakan
perubahan nama dimaksudkan untuk lebih mencerminkan daerah tanggung
jawab komando, yang meliputi 36 negara serta Samudra Pasifik dan Hindia.
Perubahan
nama ini terjadi setelah serangkaian aksi militer China dan AS yang
meningkatkan ketegangan di Laut Cina Selatan. AS dan mayoritas komunitas
internasional menolak klaim kepemilikan Laut China Selatan Beijing.
Dalam
beberapa bulan terakhir para pejabat AS telah mengatakan bahwa militer
China telah mengerahkan rudal anti-kapal, sistem rudal
permukaan-ke-udara, dan jammers elektronik untuk memperebutkan fitur di
wilayah Kepulauan Spratly di Laut Cina Selatan.
China juga baru-baru ini mendaratkan pesawat pembom H-6K berkekuatan nuklir di Woody Island untuk pertama kalinya.
Tidak
lama berselang, dua kapal Angkatan Laut AS melewati beberapa pulau yang
disengketakan di Laut China Selatan, termasuk Pulau Woody di mana
pembom Cina itu mendarat, sebuah langkah yang menyebabkan kemarahan
Beijing. AS menyatakan apa yang dilakukannya dalam rangka operasi
kebebasan navigasi.
Ilustrasi militer Laut China Selatan. (REUTERS/Stringer)
Jakarta, CB -- Filipina menyatakan siap
berperang jika personel militer negara itu dilukai di wilayah Laut China
Selatan yang dipersengketakan.
Pernyataan Penasehat Keamanan
Nasional Filipina Hermogenes Esperon ini dikeluarkan untuk menjawab
kritik bahwa pemerintah Presiden Rodrigo Duterte bersikap lunak terhadap
China dan membiarkan negara itu mempersenjatai Laut China Selatan.
Esperon
mengatakan Filipina akan terus mencoba menempuh jalan perundingan untuk
mengendorkan ketegangan, tapi opsi perang tetap ada sebagai jalan
terakhir jika militer negara itu dipancing atau diserang.
"Presiden mengatakan jika tentara dilukai, itu adalah garis batas merah baginya," kata Esperon seperti dikutip kantor berita Reuters.
Presiden Duterte dikritik karena tidak mengusik Beijing setelah
muncul kabar China menempatkan sistem rudal di pulau buatan di perairan
yang sibuk dengan lalu lintas kapal, termasuk di dalam Zona Ekonomi
Ekslusif Filipina.
Kubu oposisi politik marah karena pemerintah
tidak mengajukan protes diplomatik, namun Duterte yang tidak seperti
presiden pendahulunya memiliki hubungan erat dengan Beijing karena
mensasar investasi dari negara itu. Dia sering menyatakan negara itu
tidak bisa berperang dengan China yang jauh lebih kuat.
Pernyataan
Esperon ini senada dengan pernyataan Menteri Luar Negeri Alan Peter
Cayetano bahwa Duterte telah memberi tahu China negaranya menolak
pembangunan tanpa izin atau pengambilan sumber daya alam di wilayah yang
juga diakui oleh Filipina.
China mengklaim sebagian besar wilaya Laut China selatan yang setiap tahun dilalui oleh kapal barang dengan nilai US$3 triliun.
China telah membangun benteng di pulau reklamasi buatannya dengan alasan negara itu berhak untuk melindungi diri.
Minggu
lalu, Filipina mengemukakan "keprihatinan serius" terkait kehadiran
pesawat pengebom China di wilayah perairan yang dipersengketakan, namun
tidak memberi pernyataan atas pengerahan sistem rudal di sana.