Kendaraan
jelajah Mars milik NASA, Curiosity, mengebor batu target yang dinamai
"Cumberland" selama hari ke-279 Mars dan mengumpulkan sampel bubuk
material dari bagian dalam batu. (NASA/JPL-Caltech/MSSS )
Jakarta (CB) - Kendaraan penjelajah Mars milik Badan
Antariksa Amerika Serikat (NASA) menemukan senyawa berisi karbon dalam
sampel-sampel yang dibor dari batuan kuno di Planet Merah, mendeteksi
molekul organik definitif pertama di planet tetangga Bumi itu.
Curiosity
menemukan semburan methana yang tingginya naik sampai sepuluh kali
lipat di atmosfer sekitar Mars dan mendeteksi molekul organik lain dalam
sampel bubuk batuan yang dikumpulan laboratorium robotik itu dalam
pengeboran.
"Peningkatan sementara methana ini--naik tajam dan
turun lagi-- memberi tahu kita pasti ada sejumlah sumber yang relatif
lokal," kata anggota tim ilmuwan Curiosity, Sushil Atreya, dari
University of Michigan, Ann Arbor, Amerika Serikat.
"Ada banyak
kemungkinan sumber, biologis atau non-biologis, seperti interaksi air
dan batu," katanya seperti dilansir laman resmi NASA.
Para peneliti menggunakan laboratorium
Sample Analysis at Mars (SAM) selusin kali dalam periode 20 bulan untuk mengendus methana di atmosfer Planet Merah.
Dua
dari bulan-bulan itu, pada akhir 2013 dan awal 2014, ada empat
pengukuran dengan hasil rata-rata tujuh bagian per miliar. Sebelum dan
sesudahnya pembacaan rata-rata hanya sepersepuluh dari level itu.
Curiosity,
yang mendarat di Mars pada Agustus 2012, juga mendeteksi kimia organik
Mars lain dalam bubuk hasil pengeboran satu batu yang disebut
Cumberland, deteksi definitif organik pertama di material permukaan
Mars.
Bahan-bahan organik Mars ini kemungkinan terbentuk di Mars atau dikirim ke Mars oleh meteorit.
Molekul
organik, yang mengandung karbon dan biasanya hidrogen, adalag blok-blok
bangunan kimia kehidupan meski mereka juga bisa keluar tanpa keberadaan
kehidupan.
Temuan Curiosity dari analisis sampel atmosfer dan
bubuk batuan tidak mengungkap apakah Mars pernah menjadi tempat berlabuh
mikroba hidup, tapi temuan itu memberikan secercah cahaya tentang
aktivitas kimia Mars modern dan kondisi yang menguntungkan untuk
kehidupan pada Mars kuno.
"Kami akan terus bekerja memecahkan
teka-teki keberadaan temuan ini," kata John Grotzinger, ilmuwan proyek
Curiosity dari California Institute of Technology di Pasadena (Caltech).
"Bisakah kita belajar lebih banyak tentang kimia aktif yang
menyebabkan fluktuasi semacam itu dalam jumlah methana di atmosfer?
Bisakah kita memilih batu sasaran tempat organik yang bisa
diidentifikasi tersimpan?"
Para peneliti bekerja berbulan-bulan
untuk menentukan apakah ada material organik yang terdeteksi dari sampel
Cumberland benar-benar dari Mars karena laboratorium Curiosity
mendeteksi dalam beberapa sampel senyawa karbon organik ternyata terbawa
dari Bumi.
Namun pengujian dan analisis ekstensif menghasilkan keyakinan bahwa yang terdeteksi adalah senyawa organik Mars.
"Konfirmasi
karbon organik pertama dalam satu batu di Mars membawa banyak janji,"
kata ilmuwan yang terlibat dalam penelitian Curiosity, Roger Summons
dari Massachusetts Institute of Technology di Cambridge.
Ia
mengatakan organik penting karena mereka bisa memberi tahu kita jalur
kimia yang membentuk dan melindunginya, yang penting untuk mengetahui
perbedaan lingkungan Bumi dan Mars.
"Tantangannya sekarang adalah
menemukan batu-batu lain di Gunung Sharp yang mungkin punya sediaan
senyawa organik berbeda dan lebih besar," katanya.
Para peneliti
juga melaporkan bahwa Curiosity merasakan air Mars, terikat dalam
mineral-mineral dasar danau di batu Cumberland lebih dari tiga miliar
tahun lalu, mengindikasikan planet itu kehilangan banyak air sebelum
dasar danau terbentuk dan terus kehilangan lebih banyak sesudahnya.
SAM
menganalisis isotop hidrogen dari molekul air yang terkunci di dalam
batu selama miliaran tahun dan terbebaskan ketika SAM memanaskannya,
menghasilkan informasi tentang sejarah air Mars.
Rasio isotop
hidrogen yang lebih berat, deuterium, terhadap isotop hidrogen yang
paling umum bisa menjadi tanda perbandingan tahap yang berbeda dalam
sejarah planet.
Hasil penelitian yang disampaikan di konferensi
American Geophysical Union dan pekan ini akan dipublikasikan dalam jurnal Science tersebut masih perlu ditindaklanjuti.
Studi-studi
tambahan, yang mungkin di luar kemampuan kendaraan robotik itu,
diperlukan untuk menentukan apakah senyawa organik dan/atau gas methana
dihasilkan oleh kehidupan masa lalu atau masa kini di Mars atau apakah
mereka berasal dari proses geokimia.
"Kita benar-benar tidak dalam posisi, dari data-data ini, untuk mengatakan dari mana asal methana ini," kata Atreya.
"Karena
kita melihat sinyal-sinyal di sini, layak untuk kembali dan melakukan
lebih banyak pekerjaan," tambah Grotzinger seperti dilansir kantor
berita Reuters.
Credit
ANTARA News