Tampilkan postingan dengan label WISATA. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label WISATA. Tampilkan semua postingan

Kamis, 23 Juli 2015

Terbius Pesona Air Laut Sebening Kristal di Pulau Pagang



CB, Jakarta Pulau dengan pantai-pantai indah enggak cuma milik Indonesia bagian timur. Barat Indonesia pun punya pesona pantai yang enggak kalah indah. Pulau Pagang yang jadi buktinya.
Pulau yang terletak di Kecamatan Bungus Teluk Kabung, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat ini langsung menghadap ke Samudera Hindia. Karena berukuran tak terlalu besar, penjelajahan yang kamu lakukan pastinya jadi seru karena enggak banyak menghabiskan energi.
Hamparan pasir putih akan jadi pemandangan dominan saat kamu menjejakkan kaki di pulau yang terletak 13 kilometer dari kota Padang ini. Memalingkan arah pandang, air laut sebening kristal seakan mengucapkan selamat datang.
Belum banyak wisatawan membuat kunjunganmu jadi lebih menyenangkan, karena tak harus berdesak-desakkan berbagi tempat di hamparan pasir putih nan lembut Pulau Pagang. Snorkling jadi aktivitas yang bisa dilakukan tak jauh dari bibir pantai. Pemandangan bawah lautnya enggak kalah mencengangkan dari suguhan view di permukaan.
Cara terbaik untuk menikmati kunjunganmu adalah dengan mendirikan tenda tepat di tepi pantai. Menikmati angin laut yang segar dan tidur berteman suara ombak. Tergoda?





Credit  Bintang.com


7 Situs Selam Terbaik yang Ada di Kepulauan Komodo


CB, Jakarta Kalau kamu hendak menjelajah ke timur Indonesia, jangan sampai melewatkan Kepualauan Komodo. Akses kesana makin mudah kok belakangan ini. Taman nasional ini enggak cuma jadikan komodo sebagai daya tarik utamanya. Melebihi itu, Kepulauan Komodo memang terkenal akan spot diving yang menambat hati siapapun yang rela tenggelam dalam keindahan koral berwarna-warni.
Buat para pemburu eksotisme, 7 situs selam yang ada di taman nasional ini rugi kalau sampai dilewatkan. Coba disimak dulu dahulu, sebelum menyesal kemudian.
Batu Bolong
Pinnacle batu yang menyembul dari kedalaman 75 meter di selat antara Pulau Tatawa dan Komodo ini hanya dapat diselami pada jam-jam pergantian pasang surut air. Berarus kuat, dinding karang di sini masih terjaga. Spot paling indahnya terletak di bagian utara saat topografinya lebih curam.

Manta Point
Arus di sini bersahabat sehingga kamu bisa melakukan drift dive dengan santai. Selain puluhan ekor manta ray, tempat ini juga disesaki oleh palnkton, humphead parrotfishbamboo shark, dan ikan-ikan karang.

Shotgun
Terletak di antara Gili Lawa Laut dan Gili Lawa Darat, Shotgun memiliki topografi yang begitu memukau. Disebut shotgun karena kalau arus sedang kuat, penyelam dapat melesat secepat peluru sambil melihat kawanan tuna dan barakuda.

Castle Rock
Memiliki kondisi arus yang lebih kuat di permukaan daripada di dalam air, Castle Rock terdiri dari bongkahan baru dengan jarak panang jauh. Yang buat para penyelam memfavoritkan tempat ini adalah kans untuk melihat hiu karang white tip, black tip, hiu karang abu-abu, dan giant trevally.

Pink Beach
Ternyata bukan hanya snorkling, tempat ini pun bisa diselami, terutama di sekitar batu besar yang tak jauh dari perairan dangkal. Situs ini dihuni leaf scorpionfish, ribbon eels, crocodilefish, dan beragam spesies nudibranch, sehingga tempat ini lebih ideal untuk night dive.

Canibal Rock
Dipenuhi hewan makro, seperti frogfish dan pygmy seahorse. Situs yang terletak di Teluk Loh Dasami, yang ada di antara Pulau Rinca dan Nusa Kode ini memiliki arus yang tak terlalu kuat. Panorama koral warna-warni bisa ditemukan di sini.

Manta Alley
Surga untuk melihat manta ray ini terletak di sebuah puau mungil di selatan Pulau Komodo. Dengan kedalaman 5 - 20 meter, kamu bisa melihat hamparan koral dengan warna yang begitu cantik. Pastikan penyelam tahan dengan air dingin perairan selatan Kepulauan Komodo.


Bulan April hingga November jadi saat-saat terbaik kamu menikmati 7 situs selam yang ada di Kepulauan Komodo. Tertarik?

Credit  Bintang.com

Jumat, 08 Mei 2015

Candi Angkor Wat Buatan Warga Magelang Berdiri di Belgia

Batu-batunya diambil dari lava Gunung Merapi

Candi Angkor Wat Buatan Warga Magelang Berdiri di Belgia
Candi Angkor Wat Kamboja dibangun oleh warga Magelang di Belgia (VIVA / Miranti Hirschmann )
 
CB - Candi Angkor Wat dari Kamboja dipilih Taman Pairi Daiza, Belgia, sebagai salah satu wahana yang ada di taman tematik yang terletak di Brugelette, Belgia. Uniknya, proses pengerjaan wahana candi asal Kamboja itu dikerjakan oleh tangan-tangan kreatif asal Magelang, Jawa Tengah, Indonesia.

Untuk bisa sampai ke Pairi Daiza ini, dapat ditempuh perjalanan sekitar satu jam dari ibukota Brussel. Taman ini memiliki sejumlah wahana dengan tema warisan budaya dan koleksi satwa yang dilindungi.

Setelah memiliki Taman Indonesia dan Kuil Gajah, musim panas tahun ini Pairi Daiza akan membuka wahana baru yaitu The Temple of The Tigers atau Kuil Harimau.

Konsep dari Kuil Harimau ini sebetulnya adalah kandang harimau dan macan tutul, dalam sebuah kompleks kuil replika, yang diambil dari kemegahan candi candi Angkor Wat di Kamboja.

Dalam proses perancangannya, pihak Pairi Daiza tidak menemukan perajin batu asal Kamboja yang sanggup membangun replika tersebut. Belajar dari pembuatan Taman Indonesia yang juga banyak menggunakan batu, maka Pairi Daiza memutuskan untuk kembali menggunakan batu-batu lava Gunung Merapi. Perajin batunya pun, diambil dari Muntilan, Magelang, Jawa Tengah.

Pairi Daiza merancang replika kuil ini. Mengingat ini adalah dekorasi kandang satwa, maka konstruksinya tak hanya menggunakan batu lava, namun juga dilapis dengan beton.

Batu-batu lava guguran Gunung Merapi ini ditata oleh sekitar seribu perajin di Muntilan, kemudian dikirim lewat kontainer laut. Sekitar 150 kontainer berisi batu lava merapi telah tiba di Belgia dan telah memasuki tahap akhir.

Nyoman Alim Mustapha, pimpinan proyek Kuil Harimau ini mengatakan bahwa ia membawa 65 perajin batu asal Muntilan Jawa Tengah untuk merampungkan proyek kuil tersebut. Sekitar 15 orang telah kembali ke Tanah Air,

"Kami mengerjakan di sini kurang lebih enam bulan dan akhir bulan Mei ini harus selesai," ungkapnya.

Selain kandang Harimau dan Macan Tutul, Nyoman Alim Mustapha dan timnya juga menyiapkan gerbang yang dibuat mirip dengan salah satu sisi gerbang di Angkor Wat. Di samping kedua kandang ini juga disiapkan Teras bertema Gajah, yang diambil dari dinding berelief gajah di lokasi lapangan gajah Angkor Wat.

Tak hanya gajah, Teras ini juga dihias dengan relief kera, garuda dan naga berkepala lima yang merupakan ragam hias klasik Kamboja yang banyak terdapat di kompleks candi Angkor Wat.

Selama proses pengerjaan, Nyoman dan timnya yang berasal dari Indonesia itu tinggal di sebuah rumah di sekitar lokasi taman. Tim itu dilengkapi dengan tukang masak. Sehingga setiap hari mereka tetap makan nasi dan lauk pauk khas Indonesia.

Pengunjung  Taman Pairi Daiza mengalami peningkatan dari tahun ke tahun , terutama pada musim semi, musim panas dan awal musim gugur. Biaya masuk taman ini adalah 27 Euro untuk dewasa (sekitar Rp. 350.000) dan 22 Euro untuk anak-anak.



Credit  VIVA.co.id


Selasa, 05 Mei 2015

Eksotisme Batu Solor, Tak Kalah dengan Situs Stonehenge di Inggris


 
KOMPAS.COM/AHMAD WINARNO Batu Solor masih tersusun rapi dan berdiri tegak di tengah perbukitan di Desa Solor, Kecamatan Cermee, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur.


BONDOWOSO, CB - Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, menyimpan sebuah potensi wisata yang cukup luar biasa. Sebuah batu besar dan tersusun rapi, masih berdiri tegak di tengah perbukitan yang masih terjaga secara alamiah, di Desa Solor, Kecamatan Cermee, Kabupaten Bondowoso. Batu solor boleh dibilang cukup unik, hampir sama dengan sebuah situs warisan dunia yakni Stonehenge di Salisbury Plain, Wilshire, Inggris.

Untuk menuju lokasi Batu Solor, diperlukan upaya cukup keras. Sebab, akses jalan menuju ke Batu Solor rusak parah. Selain melewati pemukiman warga, kita juga akan melewati perbukitan, serta persawahan. Namun jangan kawatir, meski akses ke lokasi terbilang cukup susah, terutama saat musim hujan, semuanya akan terlunasi ketika tiba di lokasi Batu Solor.

Jika anda berangkat dari kawasan kota Bondowoso, maka diperlukan waktu kurang lebih 2,5 jam lamanya. Untuk kendaraan, harus menggunakan mobil offroad dan motor trail, sebab jalannya cukup terjal dan penuh bebatuan.

Menurut Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Bondowoso, Achmad Muhyiddin, belum ada penelitian kapan Batu Solor tersebut berdiri, namun diperkirakan batu tersebut merupakan situs pra sejarah yang umurnya mencapai ribuan tahun lamanya. “Tidak ada sejarah tentang berdirinya Batu Solor tersebut, tetapi menurut cerita masyarakat sekitar, batu ini merupakan tempat Raja Blambangan pertama,” ungkapnya.

Meski demikian, lanjut Muhyiddin, Batu Solor sebenarnya memiliki potensi wisata yang cukup luar biasa. “Saya pikir Batu Solor merupakan destinasi wisata baru di Bondowoso, sebab tidak kalah dengan di Inggris. Di Indonesia, saya belum tahu batu seperti ini, sepertinya cuma ada di daerah kami,” ujarnya.

 
KOMPAS.COM/AHMAD WINARNO Salah satu akses jalan menuju lokasi Batu Solor, di Desa Solor, Kecamatan Cermee, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur.
Muhyidin berharap kepada Pemkab Bondowoso, untuk segera mempromosikan potensi wisata Batu Solor. “Kami para pemuda sudah berusaha semaksimal mungkin untuk mempromosikan wisata Baru Solor. Dan saya berharap, kepada pemkab juga memperbaiki akses jalan menuju lokasi Batu Solor,” katanya.

Salah satu pengunjung, Samsul mengaku cukup kagum dengan Batu Solor yang masih tersusun secara rapi di perbukitan. “Meski tadi cukup capek karena jalannya ke sini rusak, dan lokasinya jauh, namun kami cukup puas melihat dari jarak dekat Batu Solor. Saya sangat takjub, dan ini menurut saya potensi wisata baru di Bondowoso,” katanya.

Pengunjung lainnya, Sofi, juga mengaku sangat puas bisa melihat Batu Solor dari jarak dekat. “Kemarin hanya lihat di internet, sekarang saya bisa lihat langsung, dan tadi langsung jepret- jepret deh,” akunya.


Credit   KOMPAS.com

Senin, 06 April 2015

Tanjung Lesung Bakal Jadi Kota Pariwisata Kelas Dunia


Maket Tanjung Lesung. Foto: MTVN/Suci Sedya Utami
 Maket Tanjung Lesung. Foto: MTVN/Suci Sedya Utami



CB, Jakarta: Pemerintah telah menetapkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) untuk Tanjung Lesung, Pandeglang, Banten. Hal ini merupakan bukti bagi pemerintah untuk mengembangkan kawasan pariwisata menjadi kelas dunia.

Direktur Jababeka Darmono mengungkapkan, penetapan ini merupakan langkah awal dalam merealisasikan pengembangan kawasan Tanjung Lesung sebagai Kawasan Marina dengan fasilitas pendukung bertaraf internasional. Menurut dia, hal ini dapat menjadikan pariwisata Indonesia sebagai penghasil devisa andalan dalam menopang perekonomian nasional.

"Tanjung Lesung akan menjadi salah satu dari 500 kota baru modern yang perlu dibangun untuk mengurangi beban Jakarta. Diharapkan, dapat merealisasi potensi wisata Indonesia sepenuhnya, khususnya di Provinsi Banten dan dapat mewujudkan mimpi bahwa pariwisata menjadi kekuatan Indonesia ke depan," papar Darmono, dalam keterangan tertulisnya, Jakarta, Senin (6/4/2015).

Pengembangan kawasan Marina Tanjung Lesung, jelas dia, dilakukan secara bersama antara PT Banten West Java (BWJ) yang merupkan anak perusahaan PT Jababeka, Tbk dengan PT Pengembangan Pelabuhan Indonesia (PPI) yang merupakan anak usaha dari PT Pelabuhan Indonesia (Pelni) II.

Pembangunan itu pada tahap awal akan dibangun kawasan 100 unit cottage dengan kapasitas masing-masing empat sampai delapan kamar. Di kawasan itu, nantinya juga akan dilengkapi fasilitas dermaga/jetty dengan kapasitas 20 unit berth yang mampu sandari kapal jenis yacht.

Ia menyebut, Kawasan Marina Tanjung Lesung akan dibagi pembangunannya menjadi empat kawasan dengan total luas lahan mencapai 100 hektare (ha). Keempat kawasan tersebut yakni area untuk Yacht Activity, Marina Center District, Marina Water dan Cruise Marina District.

"Diharapkan dengan pengembangan tahap awal ini akan mampu memberikan dampak positif bagi pengembangan perekonomian di Provinsi Banten. Selain itu juga akan memberi multiflier effect seperti peningkatan pendapatan, penerimaan devisa dan kesempatan kerja serta peluang usaha dan peningkatan pertumbuhan pariwisata bagi pemerintah lokal dan pusat," imbuh dia.

Sementara itu, Direktur Utama PT PPI Dani Rusli Utama mengharapkan, dengan pengembangan Tanjung Lesung sebagai KEK, maka akan mendongkrak investasi baik domestik dan asing untuk menanamkan modalnya di Provinsi Banten.

Menurut dia, impian tersebut harus direalisasikan dengan cara membangun aspek transportasi yang salah satunya melalui aksesbilitas laut guna mendorong kunjungan wisatawan mancanegara kapal pesiar (cruise) dan yacht yang sejalan dengan program pemerintah untuk memperkuat tol laut yang menghubungkan pulau-pulau di Indonesia.

"Di samping itu, ada pula aspek lainnya seperti aspek daya tarik, aspek fasilitas utama dan pendukung serta aspek kelembagaan berupa dukungan lembaga keamanan, lembaga pariwisata sebagai pengelola destinasi," pungkas Dani.





Credit  Metrotvnews.com


Rabu, 25 Februari 2015

Meru Betiri, Taman Nasional dan Surga untuk Petualang


Meru Betiri, Taman Nasional dan Surga untuk Petualang  
Taman Nasional Meru Betiri. (Dok. http://merubetiri.com/)
 
 
Jakarta, CB -- Meru Betiri merupakan salah satu taman nasional terbaik di Pulau Jawa dengan luas 58 ribu hektar. Taman nasional ini terdiri dari lima vegetasi, yaitu hutan pantai, hutan mangrove, hutan rawa, hutan rheophyte, dan hutan hujan dataran rendah. Maka, tak berlebihan rasanya jika tempat ini memiliki slogan ‘Home of Biodiversity.’

Taman Nasional Meru Betiri terletak di pesisir selatan, Kabupaten Jember, Jawa Timur. Nama Meru Betiri diambil dari nama gunung yang ada di dalam kawasan Taman Nasional ini yaitu Gunung Meru dan Gunung Betiri.

Tak hanya menyaksikan keagungan Tuhan lewat pemandangan indah yang memanjakan mata, di Meru Betiri Anda pun dapat menyaksikan langsung kehidupan satwa-satwa liar yang dibiarkan bebas.

Taman ini merupakan rumah terakhir untuk habitat harimau loreng Jawa (Panthera tigris sondaica). Harimau loreng Jawa merupakan salah satu satwa yang dilindungi karena sudah hampir punah.

Selain itu, ada juga 29 jenis mamalia dan 180 jenis burung, yang semuanya termasuk satwa yang dilindungi pula. Satwa-satwa tersebut di antaranya adalah penyu lekang/ridel, banteng, monyet ekor panjang, harimau Jawa, macan tutul, ajag, bajing terbang ekor merah, dan merak. Ada juga penyu belimbing, penyu sisik, penyu hijau, kucing hutan, rusa, elang, dan masih banyak lagi.

Seperti slogannya ‘Home of Biodiversity’, di Meru Betiri juga ada berbagai macam jenis flora yang dilindungi, seperti Balanhopora fungosa yaitu tumbuhan jenis parasit yang hanya terdapat di sekitar Teluk Hijau dan Bandealit.

Sebanyak 293 jenis tumbuhan yang ada di taman nasional ini, antara lain, bunga raflesia, bakau, bungur, pulai, bendo, api-api, waru, nyamplung, rengas, dan beragam tumbuhan obat-obatan.

Taman Nasional Meru Betiri pun bisa menjadi lokasi yang sempurna bagi para petualang alam bebas. Ada beragam kegiatan yang dapat Anda lakukan di Taman Nasional Meru Betiri, seperti jungle tracking maupun hiking. Rutenya melalui trans Bandealit - Teluk Meru (menginap - Teluk Permisan (menginap) - Sukamade dengan waktu tempuh 2 hingga 3 hari.

Di Sukamade, Anda menemukan habitat penyu bertelur yang naik ke pantai serta pelepasan tukik ke alam liar setelah menetas. Jenis penyu yang dapat Anda lihat adalah penyu belimbing, penyu sisik, dan penyu lekang (ridel). Anda juga bisa menemukan monyet dan lutung hitam di pinggir hutan yang berbatasan dengan perkebunan karet. Sebelum Anda berkunjung ke Sukamade Anda akan melihat pemandangan perkebunan karet dan kakao yang sangat jarang ditemukan di dunia.

Sementara itu, di Rajegwesi ada desa konservasi dan wisata bahari. Anda dapat menghabiskan waktu untuk berwisata budaya di sini karena ada nelayan tradisional. Anda juga bisa berenang di pantai yang masih alami.

Di Rajegwesi Anda juga Teluk Hijau dan Teluk Damai yang terletak tidak jauh dari pantai Rajegwesi. Di Bandealit, selain berenang, Anda juga bisa berkano. Ada pula tempat penangkaran rusa atau melihat habitat Rafflesia zollingeriana di blok Krecek. Sempurnakan perjalanan Anda dengan berkunjung ke Goa Jepang di Bandealit.

Credit  CNN Indonesia

Senin, 23 Februari 2015

Ke Tanjung Lesung, Presiden Jokowi Akan Resmikan Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata


Kompas.com/Kurnia Sari Aziza
Menteri Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Presiden Joko Widodo, Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama, dan Wali Kota Jakarta Utara Rustam Effendi saat meninjau Kali Tunjungan, Jakarta Utara, Rabu (18/2/2015).




BANTEN, CB - Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Pandeglang, Banten, Senin (23/2/2014). Dalam kunjungannya, Presiden akan meresmikan beroperasinya Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Tanjung Lesung Provinsi Banten.

Berdasarkan jadwal yang diterima, Presiden Joko Widodo dijadwalkan berangkat dari Bogor dengan menggunakan helikopter pada pukul 09.00 WIB dan langsung menuju lokasi peresmian di kawasan Wisata Tanjung Lesung Kecamatan Panimbang, Pandeglang.

Sekitar pukul 10.00 WIB, Presiden akan meresmikan tanda dimulainya operasional KEK Tanjung Lesung dan menyaksikan penandatanganan MoU antara JABABEKA-BWJ dengan para investor.

KEK Pariwisata Tanjung Lesung yang dibangun di kawasan wisata pantai ini menjadi Desain Induk Pariwisata Kota Air tahun 2020 seperti di Venesia Italia. Kawasan Tanjung Lesung merupakan objek wisata andalan Provinsi Banten, selain objek wisata lainnya seperti Pantai Carita.

Kawasan ini memiliki "culture heritage" karena lokasinya berdekatan dengan kawasan Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK), Gunung Anak Krakatau, dan Pulau Umang.

KEK Pariwisata itu akan dibangun pada areal seluas 1.300 hektare, di dalamnya akan dibangun berbagai sarana dan prasarana pendukung kepariwisataan termasuk hotel dengan berbagai kelas, sekolah menengah kejuruan pariwisata, dan sarana pendukung lainnya.




Credit  KOMPAS.com

Paket Tur Obama, Menelusuri Jejak Presiden AS di Jakarta



KOMPAS.COM/FIRA ABDURACHMAN Turis kapal pesiar MS Rotterdam peserta Paket Tur Obama sedang mengambil gambar patung Obama di SD Besuki, Menteng, Jakarta, Kamis (19/2/2015).



TEMPAT utama dari rangkaian paket tur Obama adalah kunjungan ke SD Negeri Menteng 01 yang terletak di kawasan Menteng, Jakarta Pusat. Saat tinggal di Jakarta, Presiden Amerika Serikat Barack Obama, sempat bersekolah di sini selama sekitar hampir 2 tahun.   
Agen Perjalanan Wahana adalah salah satu agen perjalanan yang menyediakan paket tur Obama kepada para turis di Jakarta. "Ide itu sebenarnya ada sejak Obama terpilih sebagai presiden. Kan waktu kecilnya di sini kenapa kita tidak buat paket kunjungan ke sekolah Obama. Ternyata sambutan dari tamu cukup bagus," ujar Ketut Sutarjana, manajer Agen Perjalanan Wahana, Kamis (19/2/2015).
Kompas.com berkesempatan mengikuti tur Obama bersama para turis kapal pesiar MS Rotterdam yang sedang bersandar di Jakarta.
KOMPAS.COM/FIRA ABDURACHMAN Turis kapal pesiar MS Rotterdam, peserta Paket Tur Obama menelusuri lorong kelas SD Besuki di Menteng, tempat Presiden AS Barack Obama bersekolah selama 2 tahun.
Sayang, saat mengikuti tur ini, Jakarta sedang diguyur hujan lebat dan hari libur Imlek. Padahal jika hari sekolah, para turis berkesempatan bercengkrama dengan para murid. Bahkan para murid-murid dengan senang mengajak para turis berkeliling sekolah.
Kadang sebaliknya, para turis diajak ke dalam kelas dan diminta berbicara depan anak-anak. Ketut mengatakan, ”Anak-anak sekolahnya malah ikut berpartisipasi mengantar para tamu. Mereka jadi sambil praktik belajar bahasa Inggris juga”.

Namun masuk ke sekolah ini tetap harus ada izin dari pihak sekolah. "Kami sudah berhubungan baik dengan pihak sekolah dan selalu bekerja sama dengan baik," kata Ketut.
KOMPAS.COM/FIRA ABDURACHMAN Foto dan tanda tangan asli Presiden AS Barack Obama di dalam ruang kelas SD Besuki Menteng, Jakarta.
Di halaman sekolah terdapat patung Obama saat kecil. Masuk ke dalam gedung ada semacam ruang berkumpul yang didindingnya terdapat gambar dan foto Obama. Di tengah gedung sekolah ada lapangan olahraga yang biasanya ramai saat jam istirahat sekolah. Di pojoknya berdiri mushala yang cukup besar dengan kubah di atasnya.
Paling menarik adalah para turis diperbolehkan masuk ke dalam kelas tempat Obama belajar dulu. Ruangannya tidak terlalu besar namun nyaman dan rapi. Sekolah ini memberikan kesan kuat bahwa mereka menghargai kreativitas para muridnya.
Di dalam ruang kelas terdapat foto Obama dengan tanda tangan asli yang sengaja diberikan untuk SDN 01 Menteng atau biasa disebut Sekolah Besuki. Di bagian dinding juga ada 2 foto Obama yang dipasang.
KOMPAS.COM/FIRA ABDURACHMAN Suasana kelas tempat Presiden AS Barack Obama sempat menuntut ilmu di SD Besuki Menteng, Jakarta.
Maria, pemandu wisata yang biasa memandu turis di tur Obama, menunjukkan kepada para turis tempat duduk yang diduduki Obama saat sekolah di sini. Tepatnya di bagian samping kanan kelas dan sedikit bagian belakang. Para turis pun tertarik mencoba berdiri dan duduk di bagian ini.
Inggrid, salah seorang turis asal Amerika Serikat mengaku senang mengikuti tur Obama. "Selain mengenal lebih dekat Jakarta, tempat ini yang paling menarik bagi saya," katanya.

Menurut Ketut, para turis yang tertarik dan mengikuti tur Obama ini bukan hanya asal turis Amerika Serikat saja. Orang-orang dari berbagai negara yang merupakan penggemar berat atau pengagum Presiden Amerika Serikat itu juga banyak. “Kalau asal Amerika kebanyakan biasanya pendukungnya Partai Demokrat,” ucap Ketut.
KOMPAS.COM/FIRA ABDURACHMAN Turis kapal pesiar MS Rotterdam peserta Paket Tur Obama mengunjungi Masjid Istiqlal di Jakarta, Kamis (19/2/2015).
Selain ke sekolah, tempat penting lainnya yang masuk dalam daftar tempat yang dikunjungi adalah Masjid Istiqlal. Dalam kunjungan kenegaraannya ke Indonesia, Presiden Amerika Serikat Barack Obama juga menyempatkan diri mengunjungi Masjid Istiqlal.

Para turis kapal pesiar itu diperbolehkan masuk ke masjid terbesar se-Asia Tenggara ini namun tidak boleh ke bagian utama. Para turis dapat menikmati kemegahan masjid dari lantai 2.
Bagi turis yang memakai pakaian yang dianggap kurang sopan atau kurang memadai, pihak manajemen Masjid Istiqlal menyediakan baju panjang yang bisa dipinjam untuk keliling masjid.

KOMPAS.COM/FIRA ABDURACHMAN Kapal pesiar MS Rotterdam tiba di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (19/2/2015).
Jenice, turis asal Kanada mengaku sangat terkesan dengan Masjid Istiqlal. "Saya sangat menikmati lantunan azan-nya. Saya beruntung. Ini saat yang penting bagi saya," katanya.




Credit Kompas.coms

Rabu, 28 Januari 2015

Anambas, Kepulauan di Barat Indonesia yang Tak Kalah Memukau


Anambas, Kepulauan di Barat Indonesia yang Tak Kalah Memukau  
Kepulauan Anambas (Dok. Wikimedia)
 
 
Jakarta, CB -- Keindahan Indonesia sepertinya tak akan ada habisnya dibahas. Bahkan baru selesai mengulas satu tempat baru, sudah muncul lagi tempat-tempat lain yang tak kalah indahnya.

Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki kekayaan hasil laut serta pemandangan alam yang luar biasa, dan memang hal ini sudah terbukti. Keindahan laut yang sudah tidak bisa dimungkiri lagi dan sudah tersohor ke seluruh penjuru dunia selama ini memang lebih banyak mengacu pada tempat-tempat di bagian timur Indonesia. Sebut saja Raja Ampat, Bunaken, Flores, dan masih banyak lagi.

Bagaimana dengan Indonesia bagian barat? Jangan salah, wilayah Indonesia barat juga ternyata mempunyai pemandangan laut yang tak kalah indahnya, seperti di Kepulauan Anambas.

Kepulauan Anambas terletak antara Singapura dan kepulauan Natuna di Laut Cina Selatan. Sebelumnya pulau ini lebih dikenal sebagai tempat pengeboran minyak dan eksplorasi gas alam di laut lepasnya. Tapi, kini Anambas telah populer di kalangan penyelam karena karang yang masih asli dan laut biru di mana hiu paus mungkin tiba-tiba muncul. Pulau-pulau di Anambas pun mudah diakses dari Singapura dan Malaysia.

Anambas adalah kabupaten terbaru di provinsi Kepulauan Riau. Situs wisata yang paling terkenal adalah terumbu bawah laut Tokong Berlayar. Bagian lain dari kepulauan ini adalah Pulau Biru Malang yang memiliki lereng yang curam, terumbu Katoaka, dan bangkai kapal Seven Skies. Di Anambas juga terdapat nelayan kecil lokal, air terjun, dan pemandangan alam yang luar biasa.

Seorang fotografer travel sekaligus blogger, Barry Kusuma, pernah menceritakan pengalamannya berwisata ke Kepulauan Anambas. Menurutnya, pesona alam di Anambas tak kalah indahnya dengan pesona alam di wilayah Indonesia timur.

"Anambas itu benar-benar bagus dan enggak nyangka kalau di Indonesia barat punya laut yang sama bagusnya kayak di Indonesia timur," kata Barry saat bertandang ke kantor CNN Indonesia.

Ia bercerita, kepulauan Anambas memiliki 250 pulau yang berhadapan langsung dengan Laut China Selatan. Dari sekian banyak pulau pun hanya 50 yang berpenghuni. "Mereka punya banyak sekali pulau yang enggak berpenghuni dan bisa dieksplor," ujarnya.

Untuk menjejakkan kaki di Anambas, dari Jakarta, Anda bisa menggunakan pesawat terbang sampai ke Bandara Tanjung Pinang. Selanjutnya, Anda harus menyeberangi lautan menuju Pulau Matak, pulau terluar di Anambas.

Belum sampai ke Kepulauan Anambas pun, Anda sudah bisa menyaksikan keindahannya dari jendela pesawat Anda. Di antara pulau-pulaunya banyak terdapat atoll yang begitu indah, bahkan seperti yang bisa Anda lihat di Raja Ampat.

Atoll merupakan kumpulan terumbu karang yang berbentuk cincin mengelilingi pulau, atau serangkaian pulau. Atoll tersebut juga digenangi dengan air sehingga sering disebut laguna.

Setelah sampai di kota Pulau Matak, Anda bisa menyusuri pulau dan menemukan banyak pantai yang indah. "Di kotanya aja baru keliling setengah jam sudah ketemu pantai yang bagus, lautnya terjaga banget," papar Barry.

Sayangnya, untuk bisa menikmati keindahan Kepulauan Anambas, diperlukan biaya yang cukup besar. Selain biaya pesawat yang mahal, Anda juga harus merogoh kocek dalam-dalam untuk menyewa kapal mengelilingi Kepulauan Anambas. "Biayanya sekitar lima jutaan untuk tiket pesawat. Yang mahal ketika mau sewa speedboat untuk keliling sehari bisa empat sampai lima jutaan," cerita Barry. Untuk itu, ia pun menganjurkan agar pergi bersama rombongan untuk lebih menghemat biaya.
Credit  CNN Indonesia

Rabu, 21 Januari 2015

Tujuan Wisata Termurah di Dunia, Indonesia Salah Satunya


Tujuan Wisata Termurah di Dunia, Indonesia Salah Satunya  
Wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Yogyakarta (ANTARA FOTO/Noveradika)
 
Jakarta, CB -- Ingin melihat dunia tapi hanya punya anggaran yang pas-pasan? Jangan takut, beberapa negara di dunia memiliki biaya hidup murah, yang bisa menjadi pilihan Anda untuk berlibur dengan bujet minim.

Consumer Price Index membuat peringkat biaya hidup untuk 119 negara di dunia berdasarkan hitungan biaya bahan makanan, restoran, transportasi dan utilitas. Peringkat ini juga bisa Anda gunakan untuk menyusun rencana perjalanan, khususnya bagi Anda penggemar wisata bujet.

Ingin berwisata murah ke Amerika Latin? Cobalah berkunjung ke Bolivia, Ekuador, Peru, dan pastikan menghindari Venezuela. Berwisata ke Asia Tenggara? Indonesia dan Filipina akan memberi nilai terbaik, diikuti oleh Vietnam dan Thailand, seperti dilansir dari Telegraph, Rabu (21/1).

Bagi Anda yang ingin berlibur murah ke Eropa sebaiknya kunjungi negara-negara di daerah timur, seperti Republik Ceko, Polandia, Bulgaria dan Rumania. Sementara yang ingin pergi ke Afrika, Anda akan lebih banyak mengeluarkan uang bila berkunjung ke Mesir, Aljazair, Tunisia dan Maroko dibanding bila Anda berkunjung ke Burundi, Gabon atau Kongo.

Dan dari semua negara, sebaiknya jangan berkunjung ke Swiss kecuali Anda punya kantung yang sangat dalam, karena berdasarkan penelitian Consumer Price Index, Swiss adalah negara yang paling mahal sedunia.

Berikut daftar lengkap negara-negara termahal dan termurah di dunia versi Consumer Price Index Swiss.

Negara-negara termurah:

1. India
2. Nepal
3. Pakistan
4. Tunisia
5. Algeria
6. Moldova
7. Mesir
8. Macedonia
9. Syria
10. Kolombia
11. Bangladesh
12. Indonesia
13. Georgia
14. Morocco
15. Filipina

Negara-negara termahal:

1. Swiss
2. Norwegia
3. Venezuela
4. Islandia
5. Denmark
6. Australia
7. Selandia Baru
8. Singapura
9. Kuwait
10. Inggris
11. Irlandia
12. Luxembourg
13. Finlandia
14. Perancis
15. Belgia


Credit CNN Indonesia

Indonesia raih penghargaan di Nordic Travel Fair Helsinki

Indonesia raih penghargaan di Nordic Travel Fair Helsinki
Koloni karang di perairan Sapropen, Raja Ampat, Papua Barat. Kepulauan Raja Ampat merupakan kawasan segitiga karang dunia (Coral Triangle) dengan pesona keindahan bawah laut yang menjadi daya tarik utama wisatawan. (ANTARA FOTO/Prasetyo Utomo)
 
 
London (CB) - Raja Ampat di Papua terpilih sebagai The Best Destination untuk kategori Adventure dalam pameran pariwisata Eropa Utara dan Baltik "Matka Nordic Travel Fair 2015 yang digelar di Helsinki pada 15-18 Januari lalu.

Penghargaan yang diberikan oleh media pariwisata Mondo itu diserahkan oleh Editor in Chief Majalah Mondo, Kati Kelola, kepada perwakilan KBRI Helsinki di Stand Indonesia di Matka 2015, demikian Sekretaris Pertama Bidang Pensosbud KBRI Helsinki, Made P Sentanajaya kepada Antara London, Senin.

Terpilihnya Raja Ampat sebagai "The Best Destination for Adventure 2015" oleh Majalah Mondo membuktikan penghargaan yang tinggi diberikan oleh kalangan pelaku wisata di Finlandia atas keindahan pemandangan alam bawah laut serta gugusan pulau yang alami di Raja Ampat, yang menurut mereka merupakan yang terbaik di dunia.

Indonesia melalui Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Helsinki telah berpartisipasi pada Pameran Pariwisata Matka Nordic Travel Fair yang dilangsungkan di Helsinki Exhibition and Conference Center untuk ketujuh kalinya secara berturut-turut.

Pada Matka 2015 kali ini Stand Indonesia mengambil tema "Heritage of Indonesia" yang menampilkan dekorasi utama Gunungan Wayang Raksasa serta deretan Wayang Kulit Indonesia, dengan dilengkapi patung Hanoman sebagai salah satu figur yang cukup terkenal dalam dunia pewayangan.

Pemilihan tema "Heritage of Indonesia" dimaksudkan agar pengunjung stand Indonesia dapat lebih mengenal salah satu kebudayaan Indonesia yang diakui oleh organisasi dunia, UNESCO, sebagai warisan budaya tak benda yang bernilai tinggi.

Selain itu, dua Biro Perjalanan Indonesia dari Stockholm dan Bali juga turut berpartisipasi di Stand Indonesia dengan mempromosikan paket-paket wisata dan daerah tujuan wisata di Indonesia.

Kehadiran Indonesia pada Matka 2015 juga ditandai dengan pertunjukan budaya Indonesia yang ditampilkan oleh kelompok budaya Indonesia yang ada di Finlandia yakni Bhinneka Indonesia dan Banyu Petak Indonesia Helsinki.

Pertunjukan tiga tarian tradisional Indonesia, Bajidor Kahot, Puspanjali dan Jaipong oleh Bhinneka Indonesia dan Banyu Petak mampu memikat perhatian ratusan pengunjung yang menyaksikan pertunjukan tersebut di panggung utama Matka 2015.

Partisipasi Indonesia pada pameran pariwisata Matka 2015 merupakan upaya strategis untuk merebut pasar wisatawan dari Finlandia dan negara-negara lain di sekitarnya.

Penduduk Finlandia berjumah 5,4 juta jiwa dan sangat gemar untuk melakukan perjalanan wisata ke luar negeri. Setiap tahun setidaknya penduduk Finlandia melakukan perjalanan wisata ke luar negeri sebanyak 10 juta kali.
Credit  ANTARA News

Jumat, 19 Desember 2014

Tanjung Lesung Siap Jadi Destinasi Internasional

Tanjung Lesung Siap Jadi Destinasi Internasional
Tanjung Lesung Siap Jadi Destinasi Internasional. (Indonesiatravel).
BANTEN (CB) - Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata Tanjung Lesung tengah dikembangkan oleh Jababeka Tbk menjadi destinasi bertaraf internasional. Kawasan yang dijuluki Paradise of West Coast ini akan memiliki Pelabuhan Marina terbesar di Indonesia dengan total 600 dermaga, termasuk koridor untuk cruise mewah yang berlayar melewati perairan Selat Sunda.

Tanjung Lesung merupakan salah satu pantai cantik yang dimiliki Provinsi Banten selain Anyer dan Carita. Kawasan ini terus dikembangkan sebagai tujuan wisata internasional dengan Proyek Kawasan Ekonomi Khusus sejak 1980-an dimana berikutnya akan dibangun bandara, tol, dan hotel.

Dikutip Indonesiatravel.com, CEO Jababeka tbk, SD Darmono, mengatakan bahwa Tanjung Lesung juga akan memiliki bandar udara dan jalan tol baru jika tempat ini sudah memiliki total 2.000 kamar.

"Saat ini baru tersedia 200 kamar sehingga kami terbuka kepada para investor yang ingin membangun hotel di Tanjung Lesung,” jelas SD Darmono pada konferensi pers, di Jakarta, Rabu (17/12/2014).

Menurutnya, seluruh kamar yang tersedia biasanya penuh pada akhir pekan, sementara pada hari kerja tidak terlalu ramai. Kondisi seperti inilah yang menjadi kesempatan bagi para Event Organizer (EO) untuk mengajak pengunjung melakukan gathering atau meeting di Tanjung Lesung. Selain sepi, harga kamar pun murah sehingga para EO bisa meraup keuntungan besar.

Tanjung Lesung secara administratif bernaung di dalam Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, sekira 180 kilometer dari Jakarta. Tempat ini bisa ditempuh melalui jalan darat selama 4 jam dari Jakarta, namun menurut Darmono, cara terbaik ke Tanjung Lesung adalah melalui jalur laut yang bisa diberangkatkan dari Ancol ataupun Pantai Indah Kapuk.

"Transportasi laut adalah cara yang paling baik, selain bebas macet dan bisa merasakan udara segar, pengunjung sudah merasakan rekreasi dari mulai berada di atas kapal," ujarnya.

Banyak kegiatan yang bisa dilakukan wisatawan di Tanjung Lesung, diantaranya beragam aktivitas air seperti banana boat, water ski, glass bottom boat, wake board, kayak dan jetski. Bisa juga menikmati sunset di atas kapal, memancing, hingga foto prawedding dan bulan madu.

Sementara itu, akomodasi yang sudah tersedia adalah villa dan cottage mewah yang bertatapan langsung dengan pantai yang indah, yakni Kalicaa Villa dan Beranda Villa. Khusus bagi wisatawan backpacker ataupun keluarga yang ingin merasakan liburan penuh sensasi alam, ada paket berkemah di dalam tenda Green Coral.

Pada malam tahun baru, Tanjung Lesung pun dimeriahkan dengan acara “New Year 2015, a Night to Remember”, yang menawarkan pertunjukan tradisional rampak bedug dan gala dinner menikmati kuliner tradisional.

Untuk menuju Tanjung Lesung Anda akan melalui jalan provinsi yang mulus. Jakarta-Pantai Tanjung Lesung berjarak sekitar 160 kilometer dengan waktu tempuh 2,5-3 jam perjalanan dengan menggunakan bus atau kendaraan pribadi.

Di sana, Anda juga dapat mengunjungi Pulau Liwungan menggunakan perahu nelayan atau speedboat sekira 30 menit perjalanan untuk menikmati keindahan Selat Sunda, panorama Gunung Krakatau di kejauhan, atau melihat konservasi terumbu karang di tengah laut.



Credit SINDOnews

Senin, 15 Desember 2014

Menyelami Alor, Surga Bawah Laut yang Fantastis


Menyelami Alor, Surga Bawah Laut yang Fantastis Pantai Alor (aq-photography.com/Flickr.com)
 
 
Jakarta, CB -- Sebagai negara kepulauan, tentunya Indonesia memiliki beragam keindahan alam bawah laut berikut ekosistemnya. Bahkan Indonesia dinobatkan sebagai salah satu negara dengan surga bawah laut terindah di dunia.

Bersamaan dengan semakin majunya industri pariwisata Indonesia, satu per satu keindahan alam bawah laut Indonesia pun terus mencuat ke publik. Banyak tempat-tempat wisata baru yang mengunggulkan keindahan wisata bahari, salah satunya Taman Laut Alor.

Memang keindahan alam bawah laut Alor belum banyak terekspos, namun bukan berarti Alor tidak memiliki keindahan alam yang menakjubkan.

"Pengalaman saya ke Alor sangat menakjubkan. Alam bawah lautnya fantastik," kata Ria Qorina, salah satu fotografer dalam buku Alor Underwater di Gedung Sapta Pesona, Kementerian Pariwisata, Jakarta, Senin (15/12).

Ria menuturkan, laut Alor sangat jernih dan bersih. Arus airnya kencang dan suhu airnya dingin. Banyak juga koral warna-warni yang terdapat di bawah laut Alor.

"Banyak binatang kecil atau makro. Bahkan di kedalaman sembilan sampai 10 meter saja binatangnya sudah banyak. Malam hari pun banyak," ujarnya.

Tidak hanya Rina, salah satu penulis buku Alor Underwater, Riyani Djangkaru, juga mengaku sangat terpesona dengan keindahan bawah laut pulau di Nusa Tenggara Timur itu.

"Alor punya underwater yang gila banget, enggak bisa dibandingin. Punya keunikan sendiri," ucap Riyani.

Menurut Riyani, kekayaan ekosistem Alor pun beragam. Tahun lalu, di Alor ditemukan beberapa spesies endemik. Bahkan ada ikan mola-mola, marlin dan paus.

"Alor tuh lengkap sekali ikan-ikannya," tukasnya.

Bagi para penyelam, Alor merupakan salah satu spot menyelam terfavorit. Bahkan Riyani mengaku sudah enam kali pergi ke Alor.

Tidak hanya kekayaan wisata bahari yang memesona, Alor juga memikat dari sisi sosial budaya. Keramahan penduduk dan keragaman budayanya membuat orang selalu ingin kembali ke sana.

"Alor itu pulau kecil yang bahasa daerahnya di atas 50, tiap tetangga bahasanya sapaannya berbeda," ungkap Riyani.

Selain untuk menyelam, tentunya Alor juga menjadi pilihan yang tepat untuk snorkeling. Di Alor, kita juga bisa menyaksikan warga memancing menggunakan layangan.



Credit CNN Indonesia

Jumat, 05 Desember 2014

Menelisik Candi Jiwa yang Masih Menyimpan Misteri di Karawang




Jakarta (CB) - Angin sore yang berhembus sejuk membuat daun padi meliuk-liuk berirama. Sesekali terlihat segerombolan burung kecil yang terbang cukup rendah.

Jauh dari hiruk pikuk kota dan terasa sangat damai. Begitulah pemandangan yang terlihat dan suasana yang tergambarkan saat detikcom mengunjungi wisata sejarah percandian di Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Karawang berjarak kira-kira 70 kilometer dari Ibu Kota.

Sebuah candi yang terbuat dari batu bata berdiri kokoh di tengah-tengah hamparan sawah yang menghijau. Warga mengenal candi tersebut dengan nama Candi Jiwa.

Seorang Juru Pelihara Candi bernama Nasri menuturkan, ada cerita tersendiri kenapa candi setinggi kira-kira 3 meter itu dinamai demikian. Konon ini adalah candi tertua di tanah Jawa.

"Candi Jiwa ini mulai diteliti sejak 1984 dan dipugar pada tahun 1996. Sebelum dipugar, kawasan candi hanya berbentuk gundukan tanah atau unur. Banyak yang menyebutnya bukit. Warga lantas memanfaatkan gundukan tanah tersebut untuk bercocok tanam dan mengamankan ternak mereka. Soalnya kawasan Batujaya termasuk daerah rawan banjir," tutur Nasri, Sabtu, (29/11/2014).

Setiap banjir datang, warga terpaksa menginapkan ternak mereka di atas gundukan tanah tersebut. Namun, keesokan paginya ada saja ternak yang mati tanpa sebab.

"Dari situ, warga tak lagi menyebut gundukan tanah tersebut dengan unur, tapi unur jiwa, karena sudah memakan jiwa-jiwa binatang tersebut. Alhasil ketika tahun 1996 dilakukan pemugaran dan ditemukan candi di bawah gundukan tersebut, warga lantas menyebutnya dengan Candi Jiwa," ungkap Nasri yang sudah lebih dari 10 tahun bekerja di bidang pengembangan peninggalan sejarah.

Batas antara candi dengan area pesawahan di sekelilingnya berupa pagar besi setinggi kira-kira 1 meter. Jika ingin ke tempat candi tersebut berada, warga bisa menyusuri jalan beton dengan lebar tak lebih dari 1 meter.

Nasri menuturkan, candi yang berbentuk persegi empat tersebut berada di perbatasan Desa Segaran di Kecamatan Batujaya dan Desa Talagajaya di Kecamatan Pakis Jaya. Terdapat beberapa titik percandian belum dipugar yang terletak tak jauh dari Candi Jiwa. Secara keseluruhan kawasan percandian ini memiliki luas hingga 5000 M.

Berdasarkan prasasti yang pernah ditemukan di kawasan percandian, Candi Jiwa diperkirakan merupakan peninggalan kerajaan Tarumanegara. Kerajaan Tarumanegara berkembang pada abad ke-4 masehi dan merupakan kerajaan tertua di Jawa Barat. Jika dilihat dari atas, struktur paling atas dari Candi Jiwa memperlihatkan bentuk seperti bunga teratai.

"Cara mereka menyusun batu bata candi yaitu dengan sistem gosok spesi dan menggunakan batu kunci. Jenis batu bata yang digunakan untuk membangun Candi Jiwa diperkirakan jauh lebih tua dari jenis batu penyusun Candi Borobudur," ungkap Nasri.

Berjarak kira-kira 100 meter dari komplek candi, berdiri sebuah museum. Bangunan sederhana berlantai 1 itu hanya menampung sedikit benda peninggalan sejarah terkait percandian di Batujaya.

"Sebagian besar benda bersejarah masih diteliti tim arkeolog, sebagian lagi sudah disimpan di Museum Nasional (Jakarta Pusat)," tutur Nasri.

Mayoritas isi museum adalah jenis-jenis bebatuan yang digunakan untuk menyusun candi. Dipajang pula kerak besi dan fosil tumbuhan yang pernah ditemukan di sekitar kawasan situs percandian.

Beruntungnya, meskipun letak situs ini cukup jauh yaitu sekitar 40 km dari pusat Kota Karawang, namun akses jalan menuju ke lokasi bisa dibilang cukup bagus. Ada berbagai alternatif cara untuk para wisatawan yang ingin berkunjung ke situs Candi Jiwa ini.

Pertama dengan menggunakan kendaraan pribadi. Jika dari Ibu Kota, wisatawan yang menggunakan mobil bisa menyusuri tol Jakarta-Cikampek lalu keluar di Tol Karawang Barat. Dari situ bisa berbelok ke arah Terminal Tanjung Pura kemudian menuju Rengas Dengklok.

Letak situs sekitar 20 km dari Rengas Dengklok. Sepanjang perjalanan dari Rengas Dengklok menuju Batujaya, wisatawan akan melewati jalan yang berada di sisi irigasi. Memang agak disayangkan karena tidak banyak papan penunjuk arah yang menunjukkan di mana letak Candi Jiwa.

Kedua jika menggunakan sepeda motor wisatawan yang berasal dari Ibu Kota bisa menyusuri Jalan Kalimalang hingga ke Cikarang. Tak jauh setelah Terminal Bus Cikarang, motor bisa berbelok di daerah Pilar. Jarak situs dari situ sekitar 20 km.

Jika menggunakan transportasi umum, sejauh ini belum ada yang sampai hingga di depan situs. Angkutan umum baik dari Karawang maupun Cikarang, rata-rata hanya sampai Pasar Batujaya yang berjarak kira-kira 2 km dari situs. Dari situ bisa menumpang ojek untuk sampai ke lokasi.

"Selama ini pengunjung rata-rata dari anak sekolah. Mereka bisa ratusan orang. Selain itu ada juga mahasiswa yang datang untuk keperluan tugas. Ada juga masyarakat umum yang cuma ingin tahu seperti apa Candi Jiwa itu," imbuh Nasri.




Credit DetikNews

Situs Gunung Padang terus diteliti


Situs Gunung Padang terus diteliti
Sejumlah pengunjung berwisata di situs megalitikum Gunung Padang, Cianjur, Jawa Barat (ANTARA FOTO/OJT/Zabur Karuru) 
 
 
Depok (CB)- Penelitian peninggalan megalitikum Situs Gunung Padang di Desa Karyamukti Kecamatan Cempaka Kabupaten Cianjur Jawa Barat tetap akan dilunjutkan untuk mengetahui peradaban dan budaya manusia pada masa lampau.

"Penelitian peradaban manusia masa lampau ini penting untuk diketahui karena bisa mengangkat jati diri bangsa Indonesia," kata Kepala Pusat Arkeologi Nasional, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Prof. Dr. Bagyo Prasetyo usai Seminar di UI Depok, awal pekan ini.

Menurut dia dilihat dari bangunan yang ada di Situs Gunung Padang ini bangsa kita pada masa lampau mempunyai budaya yang luhur dan hidup dalam bergotong royong.

"Kita ini bangsa yang khas dan mempunyai budaya luhur dan bergotong royong. Ini harusnya menjadi contoh yang baik bagi kehidupan berbansga dan bernegara saat ini," ujarnya.

Ia mengatakan pihaknya telah melakukan penelitian Situs Gunung Padang itu sejak 1979 hingga 1984 dan dilanjutkan dengan penelitian-penelitian berikutnya.

Bagyo menegaskan bahwa Situs Gunung Padang merupakan punden berundak yang diperkuat dengan bongkahan batu dan menolak Situs Gunung Padang berbentuk piramida.

Menurut dia, piramida merupakan bangunan dari batu yang berbentuk limas sementara Situs Gunung Pandang hanyalah undak tanah.

"Dari Aspek morfologi merupakan punden berundak bukan piramida," katanya.

Sementara itu Arkeolog Universitas Indonesia Ali Akbar mengatakan perbedaan hasil penelitian karena memang aspek yang diteliti berbeda, jadi kalau hasilnya beda tentu saja.

"Saya melakukan penelitian dibawah permukaan tanah tentunya beda dengan penelitian yang berada di permukaan tanah," ujarnya.

Ali Akbar menyatakan adanya kemungkinan Situs Gunung Padang berbentu piramida seperti bentuk candi umumnya di Indonesia pada.

"Jika melihat Situs Gunung Padang saat ini, hampir sama seperti bentuk Candi Borobudur yang hanya terlihat pucuknya," jelasnya.

Hingga saat ini pihaknya masih melakukan penelitian dan pemugaran Situs Gunung Padang untuk menemukan bentuk sebenarnya, apakah berbentuk limas atau piramida.

Menurut dia berdasarkan hasil penelitian timnya, tercatat Situs Gunung Padang terdiri atas lima teras berundak. Teras tersebut memanjang dari utara ke selatan dengan luas bangunan 3.049,59 meter per segi dan luas tanah 17.196,52 meter per segi.

Situs Gunung Padang telah dicatat oleh N.J. Krom sejak 1914. Penelitian mulai dilakukan oleh berbagai instansi sejak 1979, misalnya oleh Pusat Penelitian Arkeologi Nasional dan Balai Arkeologi Bandung.

Pada 1998, pemerintah telah menetapkan situs ini sebagai Benda Cagar Budaya. Status tersebut menunjukkan bahwa situs ini penting bagi ilmu pengetahuan dan kebudayaan pada umumnya. Pada tahun-tahun berikutnya, beberapa instansi maupun perorangan terus melakukan penelitian di situs ini. Masyarakat juga dapat berkunjung ke situs ini sebagai wisatawan.

Pada 2011, Tim Katastropik Purba yang diinisiasi Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana melakukan riset kebencanaan di situs ini dan menyatakan terdapat kemungkinan lapisan buatan manusia (man-made) di bawah permukaan. Peryataan tersebut mengundang perhatian media massa meskipun masih dalam jumlah terbatas.

Pada 2012, Staf Khusus Presiden menginisiasi terbentuknya Tim Terpadu Riset Mandiri, dan pada 2014 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan membentuk Tim Nasional Pelestarian dan Pengelolaan Situs Gunung Padang.

Hasil penelitian tim-tim tersebut, terutama Tim Terpadu Riset Mandiri, menarik perhatian para pejabat negara sampai Presiden Republik Indonesia. Media massa dan, pada gilirannya, masyarakat luas pun akhimya mengikuti pemberitaan yang luar biasa besamya jika dibandingkan berita tentang situs arkeologi lainnya.


Credit ANTARA News

Kamis, 04 Desember 2014

Situs Gunung Padang Lebih Tua 2.000 Tahun dari Machu Picchu

Struktur bangunan berusia sekitar 5.200 SM.

Menteri Pariwisata Arief Yahya, Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar mendapat penjelasan dari arkeolog Ali Akbar di Gunung Padang, Cianjur. 
Menteri Pariwisata Arief Yahya, Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar mendapat penjelasan dari arkeolog Ali Akbar di Gunung Padang, Cianjur. (ANTARA/OJT/Zabur Karuru)


CB - Penelitian bertahun-tahun telah dilakukan di Gunung Padang. Situs ini diyakini memiliki usia yang lebih tua dibanding Machu Picchu di Peru.

Situs Gunung Padang telah dicatat oleh N.J. Krom sejak 1914. Penelitian mulai dilakukan oleh berbagai instansi sejak 1979, misalnya oleh Pusat Penelitian Arkeologi Nasional dan Balai Arkeologi Bandung. Dan kemudian, pada 1998, pemerintah menetapkan situs ini sebagai benda cagar budaya.

"Dari hasil penelusuran kami, Situs Gunung Padang lebih tua 2000 tahun dari Situs Machu Pichu di Peru. Penemuan penting kedua, ditemukan struktur bangunan berusia sekitar 5.200 SM, dia ada di bawah," kata pengajar Departemen Arkeologi FIB UI, Dr. Ali Akbar saat menjadi pembicara dalam seminar, Selasa 2 Desember 2014.

Status itu menunjukan bahwa situs ini penting bagi ilmu pengetahuan dan kebudayaan pada umumnya. Pada tahun-tahun berikutnya, sejumlah instansi maupun perorangan terus melakukan penelitian di situs ini. Masyarakat pun dapat berkunjung ke sana sebagai wisatawan.

Dia juga menjelaskan, selain ada struktur, juga ditemukan sisa bekas pembakaran logam, limbahnya.

"Ditemukan koin pada kedalaman 11 meter. Ini koin tahun 1855, ada tulisan Arab. Tapi, bagaimana bisa ada koin tahun 1855 pada kedalaman 11 meter?. Intinya ada bagian-bagian dari situs yang sudah terbongkar," ujarnya.

Di sini juga ditemukan ada semen purba, atau adonan perekat. Ada rolling stone, dan ada semacam kujang. Itu batu alami, tiga sisi di kedalaman dua meter.

"Kalau dilihat dari utara, dia seperti segitiga. Penelitian itu sudah ada dari tahun 1973, di belakang perbukitan, ada sungai. Ada tangga naik di utara, ada teras 1-5," kata dia.
"Sudah dicatat sejak 1891. Yang ke sana itu Corte. Sudah dicatat, tapi belum banyak pengetahuan yang diperoleh. Permasalahan penelitian ini, belum pernah ada uji pertanggalan absolut di sini," ujarnya.

Metodenya, lanjut Ali, ketika arkeolog melakukan ekskavasi, dia melakukan pertimbangan, lalu melakukan pengupasan atau penggalian. Sebelumnya, dia harus mencari data yang banyak. Jadi, pengumpulan data pra ekskavasi dan setelah ekskavasi.
Penafsiran data menggunakan konsep dan teori geologi, arsitektur, geografi, teknik sipil, fitologi, astronomi, dan lain-lain.

"Kami lakukan survei sampai 2 km. Kami punya sampel batu-batu yang ada di bawah. Penemuan penting pertama, ditemukan struktur bangunan di luar teras," tuturnya.
Menurut dia, ada struktur yang mengelilingi bukit. Tinggi terasering Gunung Padang lebih dari 115 m. "Saya sadar, saat melakukan riset pada 2012 harus melalui persetujuan sampai ke tingkat menteri. Oleh karena itu, cara yang saya lakukan adalah meminta dengan hormat tim dari Balai Pelestarian Budaya dan Permuseuman untuk terlibat di Gunung Padang," pungkasnya.

Sementara itu, di tempat yang sama, Bagyo Prasetyo dari Pusat Arkeologi Nasional, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI mengatakan, Situs Gunung Padang adalah peninggalan megalitikum.

"Megalitikum ada di seluruh Indonesia kecuali di Australia. Kami akan terus lanjut penelitian situs Gunung Padang, karena masih ada misteri-misteri lain yang belum terpecahkan," ujar Bagyo.

Lutfi Yondri dari Balai Arkeologi Bandung menambahkan bahwa Situs Gunung Padang adalah punden berundak-undak. "Berbagai penelitian yang dilakukan, dikerjakan dengan hati-hati dan terjamin keamanan serta keselamatan situs tanpa merusak situs tersebut," ucapnya.

Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Indonesia (UI) Depok, menggelar seminar arkeologi situs Gunung Padang. Berlangsung di Gedung IX FIB UI, seminar ini secara khusus menyoroti titik-titik perbedaan sekaligus persinggungan terkait dengan berbagai isu yang selama ini sudah diketahui secara luas oleh masyarakat.

Untuk diketahui, pada 2011, tim Katastropik Purba yang diinisiasi Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana melakukan riset kebencanaan di situs ini dan menyatakan terdapat kemungkinan lapisan buatan manusia (man-made) di bawah permukaan.

Selanjutnya, pada 2012, Staf Khusus Presiden menginisiasi terbentuknya Tim Terpadu Riset Mandiri dan pada 2014, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan membentuk Tim Nasional Pelestarian dan Pengelolaan Situs Gunung Padang. Hasil penelitian tim-tim ini pun menarik perhatian para pejabat negara sampai Presiden RI.

 Credit VIVAnews