Jakarta (CB) - Pelukis kontemporer Indonesia, Jerry Thunggaltirta, meraih penghargaan Creative Art Work Winner atas lukisan yang ditampilkan pada acara International Art Symposium di Yordania, tanggal 11-18 Maret 2019.
Lukisan yang diberi judul "The Land of Peace" merupakan hasil karya Jerry yang terinspirasi dari keindahan negeri Yordania, yang kaya akan situs-situs peninggalan sejarah para nabi dan bangsa-bangsa terdahulu, seperti kompleks kota kuno Petra peninggalan bangsa Nabathean, berdasarkan keterangan dari Kedutaan Besar RI di Amman yang diterima di Jakarta, Rabu.
Selain Jerry, pelukis kontemporer Indonesia lainya, MS Untung turut hadir dalam simposium tersebut, dan menampilkan sejumlah karyanya, seperti lukisan bertema "The rooster always win fight, finally become fried chicken only" yang menjadi salah satu lukisan paling 'nyeleneh' dalam simposium tersebut.
"Bagi pelukis kontemporer, nilai estetis bukan lagi menjadi panduan utama dalam berkarya, melainkan bagaimana lukisan tersebut dapat mengangkat nilai-nilai atau pertanyaan-pertanyaan yang bersifat moralistik," kata Jerry.
Karya dari kedua pelukis Indonesia menjadi perhatian dalam simposium tersebut yang terlihat lebih 'maju' dibandingkan mayoritas pelukis lain yang umumnya masih beraliran modernisme.
Kedua pelukis Indonesia juga berkesempatan bertukar pengalaman dengan para pelaku seni dari berbagai negara dalam sesi workshop, sekaligus memamerkan karya-karyanya dalam dua sesi pameran yang diselenggarakan di awal dan akhir simposium.
Sejumlah tokoh seni rupa Yordania mengutarakan apresiasi dan kekagumannya terhadap karya dari kedua pelukis Indonesia yang dipandang unik dan membawa warna baru dalam perkembangan seni rupa di Timur Tengah.
Hal tersebut antara lain disampaikan pengamat seni rupa yang juga seorang arkeolog Yordania, Sharifa Nofa Bint Nasser.
International Art Symposium merupakan kegiatan internasional yang diselenggarakan Ammon Art, salah satu organisasi seni rupa terkemuka di Yordania, yang diikuti lebih dari 40 seniman profesional dan pakar seni rupa dari 12 negara, termasuk di antaranya Jepang, Rusia, Rumania, Lithuania, dan Indonesia.
"Simposium internasional diharapkan dapat menjadi forum bagi para seniman memperkaya ekspresi berseni melalui eksplorasi nilai-nilai budaya dari negara lain, khususnya Yordania," seperti dikutip dari Ketua Asosiasi Ammon Art Safaa El-Sarief dalam sesi pembukaan.
Duta Besar RI Andy Rachmianto menyampaikan bahwa KBRI Amman mendukung penuh partisipasi seniman Indonesia dalam penyelenggaraan pameran atau simposium seni di Yordania.
"Kehadiran seniman Indonesia di Yordania merupakan langkah penting dalam upaya mendorong interaksi dan saling kenal antarmasyarakat seni dan budaya di kedua negara, yang pada akhirnya akan mendorong peningkatan hubungan Yordania dan Indonesia di masa mendatang," ujar Andy.
"Partisipasi kedua seniman Indonesia itu diharapkan dapat mengisi penguatan hubungan bilateral RI-Yordania, khususnya menjelang peringatan 70 tahun hubungan diplomatik kedua negara," lanjut dia.
Lukisan yang diberi judul "The Land of Peace" merupakan hasil karya Jerry yang terinspirasi dari keindahan negeri Yordania, yang kaya akan situs-situs peninggalan sejarah para nabi dan bangsa-bangsa terdahulu, seperti kompleks kota kuno Petra peninggalan bangsa Nabathean, berdasarkan keterangan dari Kedutaan Besar RI di Amman yang diterima di Jakarta, Rabu.
Selain Jerry, pelukis kontemporer Indonesia lainya, MS Untung turut hadir dalam simposium tersebut, dan menampilkan sejumlah karyanya, seperti lukisan bertema "The rooster always win fight, finally become fried chicken only" yang menjadi salah satu lukisan paling 'nyeleneh' dalam simposium tersebut.
"Bagi pelukis kontemporer, nilai estetis bukan lagi menjadi panduan utama dalam berkarya, melainkan bagaimana lukisan tersebut dapat mengangkat nilai-nilai atau pertanyaan-pertanyaan yang bersifat moralistik," kata Jerry.
Karya dari kedua pelukis Indonesia menjadi perhatian dalam simposium tersebut yang terlihat lebih 'maju' dibandingkan mayoritas pelukis lain yang umumnya masih beraliran modernisme.
Kedua pelukis Indonesia juga berkesempatan bertukar pengalaman dengan para pelaku seni dari berbagai negara dalam sesi workshop, sekaligus memamerkan karya-karyanya dalam dua sesi pameran yang diselenggarakan di awal dan akhir simposium.
Sejumlah tokoh seni rupa Yordania mengutarakan apresiasi dan kekagumannya terhadap karya dari kedua pelukis Indonesia yang dipandang unik dan membawa warna baru dalam perkembangan seni rupa di Timur Tengah.
Hal tersebut antara lain disampaikan pengamat seni rupa yang juga seorang arkeolog Yordania, Sharifa Nofa Bint Nasser.
International Art Symposium merupakan kegiatan internasional yang diselenggarakan Ammon Art, salah satu organisasi seni rupa terkemuka di Yordania, yang diikuti lebih dari 40 seniman profesional dan pakar seni rupa dari 12 negara, termasuk di antaranya Jepang, Rusia, Rumania, Lithuania, dan Indonesia.
"Simposium internasional diharapkan dapat menjadi forum bagi para seniman memperkaya ekspresi berseni melalui eksplorasi nilai-nilai budaya dari negara lain, khususnya Yordania," seperti dikutip dari Ketua Asosiasi Ammon Art Safaa El-Sarief dalam sesi pembukaan.
Duta Besar RI Andy Rachmianto menyampaikan bahwa KBRI Amman mendukung penuh partisipasi seniman Indonesia dalam penyelenggaraan pameran atau simposium seni di Yordania.
"Kehadiran seniman Indonesia di Yordania merupakan langkah penting dalam upaya mendorong interaksi dan saling kenal antarmasyarakat seni dan budaya di kedua negara, yang pada akhirnya akan mendorong peningkatan hubungan Yordania dan Indonesia di masa mendatang," ujar Andy.
"Partisipasi kedua seniman Indonesia itu diharapkan dapat mengisi penguatan hubungan bilateral RI-Yordania, khususnya menjelang peringatan 70 tahun hubungan diplomatik kedua negara," lanjut dia.
Credit antaranews.com