Amerika miliki agenda bentuk aliansi Timur Tengah untuk melawan Iran.
CB,
QATAR -- Menteri Luar Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo mengunjungi
Qatar pada Ahad (13/1). Kunjungan itu akan dimanfaatkan untuk mendorong
penyelesaian krisis Teluk yang telah berlangsung selama 18 bulan.
Dalam kunjungannya ke Doha, Pompeo dijadwalkan bertemu beberapa
pemimpin senior Pemerintah Qatar. Dia juga akan mengadakan diskusi
dengan Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulraham Al
Thani.
Pompeo yang sedang melakukan tur Timur Tengah,
membawa beberapa misi, satu di antaranya adalah menyelesaikan keretakan
diplomatik antara Qatar dan beberapa negara Teluk, yakni Arab Saudi, Uni
Emirat Arab (UEA), Mesir, dan Bahrain yang telah berlangsung sejak Juni
2017. "Sudah saatnya persaingan lama berakhir demi kebaikan yang lebih
besar di kawasan itu," kata Pompeo saat berada di Kairo, Mesir, Kamis
lalu, dikutip laman
Aljazirah.
Kerukunan di
antara negara-negara Teluk memang menjadi salah satu kepentingan AS. Hal
itu dibutuhkan guna mendukung peluncuran the Strategic Alliance of the
Middle East (MESA), yakni sebuah pakta keamanan bergaya NATO yang diisi
negara-negara Teluk, termasuk Mesir dan Yordania.
"Hari ini kami meminta masing-masing negara mengambil langkah berikutnya dan membantu kami memperkuat MESA," ujar Pompeo.
AS
sengaja menggagas pembentukan MESA. Pakta keamanan itu diharapkan akan
menjadi benteng untuk melawan ekstremisme, terorisme, serta agresi Iran
di kawasan. Dengan demikian, MESA dapat berkontribusi dalam membawa
perdamaian di Timur Tengah.
Pengaruh Iran di Timur Tengah
telah menjadi salah satu perhatian utama AS. Teheran dianggap sebagai
ancaman yang dapat membahayakan sekutu-sekutu Washington di sana,
termasuk Saudi dan Israel.
AS telah berusaha melawan
pengaruh tersebut. Langkah yang diambil salah satunya adalah dengan
keluar dari perjanjian nuklir Iran dan menjatuhkan Teheran dengan sanksi
ekonomi berlapis.
Pada Februari mendatang AS dan Polandia
akan menggelar pertemuan tingkat tinggi di Warsawa. Pertemuan akan fokus
membahas pengaruh Iran di kawasan dan cara untuk menekannya. Selain
menteri luar negeri kedua negara, pertemuan itu dikabarkan akan turut
dihadiri Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.