NEW DELHI
- India telah membuka jalan bagi kesepakatan terbesarnya dengan Rusia.
India dilaporkan akan menandatangani kesepakatan untuk membeli kapal
fregat Rusia senilai Rp32,8 triliun. Itu terjadi meski ada sanksi
Amerika Serikat (AS) yang ditujukan untuk menghalangi bisnis dengan
Moskow.
"Setelah merevitalisasi hubungan pertahanan dengan AS awal bulan ini, India kini telah beralih ke Rusia untuk mendapatkan empat kapal perang baru untuk Angkatan Lautnya," seperti dikutip Russia Today dari Economic Times yang menyitir sebuah sumber, Selasa (18/9/2018).
Kesepakatan itu diharapkan akan ditandatangani oleh Perdana Menteri India Narendra Modi dan Presiden Rusia Vladimir Putin pada pertemuan di Delhi pada 5 Oktober mendatang.
Kesepakatan itu akan membuat India memperoleh frigat kelas Talwar terbaru, juga dikenal sebagai frigat Project 11356.
"Setelah merevitalisasi hubungan pertahanan dengan AS awal bulan ini, India kini telah beralih ke Rusia untuk mendapatkan empat kapal perang baru untuk Angkatan Lautnya," seperti dikutip Russia Today dari Economic Times yang menyitir sebuah sumber, Selasa (18/9/2018).
Kesepakatan itu diharapkan akan ditandatangani oleh Perdana Menteri India Narendra Modi dan Presiden Rusia Vladimir Putin pada pertemuan di Delhi pada 5 Oktober mendatang.
Kesepakatan itu akan membuat India memperoleh frigat kelas Talwar terbaru, juga dikenal sebagai frigat Project 11356.
Dua dari mereka dilaporkan akan dibangun dari awal di galangan kapal Goa, sementara dua sisanya akan dikirim dari Rusia.
Menurut Economic Times, hingga kini sulit bagi India untuk memperoleh senjata dari Rusia karena sanksi keuangan AS mempersulit proses tersebut. Sanksi-sanksi AS tersebut diimplementasikan di bawah undang-undang CAATSA setelah reunifikasi Crimea dengan Rusia pasca referendum, sebuah langkah yang AS dan sekutu Baratnya juluki sebagai "aneksasi."
Menteri Pertahanan India Nirmala Sitharaman mengindikasikan pada hari Senin bahwa negaranya tidak akan membiarkan hubungannya dengan Rusia akan terkena sanksi AS. Ia menambahkan bahwa negosiasi atas kesepakatan sistem rudal S-400 dengan Rusia hampir selesai, mengisyaratkan bahwa India sedang dalam proses untuk segera menyelesaikannya.
Berita tentang kesepakatan frigate yang dilaporkan terjadi setelah India menandatangani perjanjian "penting" dengan AS. Kesepakatan itu, yang ditandatangani di Delhi pada awal September, konon akan membuat India mendapatkan akses ke sistem pertahanan modern.
Laporan itu muncul hanya beberapa hari setelah menteri luar negeri India, Sushma Swaraj, mengatakan bahwa kedua negara menikmati kemitraan strategis khusus dan istimewa.
"India sangat mementingkan hubungannya dengan Rusia," ujarnya.
Menurut Economic Times, hingga kini sulit bagi India untuk memperoleh senjata dari Rusia karena sanksi keuangan AS mempersulit proses tersebut. Sanksi-sanksi AS tersebut diimplementasikan di bawah undang-undang CAATSA setelah reunifikasi Crimea dengan Rusia pasca referendum, sebuah langkah yang AS dan sekutu Baratnya juluki sebagai "aneksasi."
Menteri Pertahanan India Nirmala Sitharaman mengindikasikan pada hari Senin bahwa negaranya tidak akan membiarkan hubungannya dengan Rusia akan terkena sanksi AS. Ia menambahkan bahwa negosiasi atas kesepakatan sistem rudal S-400 dengan Rusia hampir selesai, mengisyaratkan bahwa India sedang dalam proses untuk segera menyelesaikannya.
Berita tentang kesepakatan frigate yang dilaporkan terjadi setelah India menandatangani perjanjian "penting" dengan AS. Kesepakatan itu, yang ditandatangani di Delhi pada awal September, konon akan membuat India mendapatkan akses ke sistem pertahanan modern.
Laporan itu muncul hanya beberapa hari setelah menteri luar negeri India, Sushma Swaraj, mengatakan bahwa kedua negara menikmati kemitraan strategis khusus dan istimewa.
"India sangat mementingkan hubungannya dengan Rusia," ujarnya.
Credit sindonews.com