Selasa, 05 Juni 2018

Menhan Attiyah: Qatar Tak Akan Kobarkan Perang dengan Iran


Menhan Attiyah: Qatar Tak Akan Kobarkan Perang dengan Iran
Menteri Pertahanan Qatar Khalid bin Mohaammad al-Attiyah. Foto/REUTERS/File Photo


SINGAPURA - Menteri Pertahanan(Menhan) Qatar Khalid bin Mohaammad al-Attiyah mengatakan bahwa negaranya tidak akan terseret ke dalam konflik dengan Iran. Dia menegaskan bahwa Doha tidak akan mengobarkan perang dengan Teheran.

Penegasan Attiyah itu disampaikan dalam konferensi keamanan internasional di Singapura.

"Qatar memiliki banyak perbedaan dengan Iran, tetapi itu tidak berarti kita pergi dan mengobarkan perang di kawasan itu," ujar Attiyah yang juga menjawab sebagai Wakil Perdana Menteri Qatar tersebut.

"Apakah bijaksana untuk menyerukan Amerika Serikat dan menyerukan Israel untuk pergi dan memerangi Iran?," ujar dia.

"Apakah ada pihak ketiga yang mencoba untuk mendorong wilayah atau beberapa negara di wilayah tersebut untuk memulai perang di Iran, ini akan sangat berbahaya," imbuh Attiyah, yang dikutip Al Jazeera, semalam (3/6/2018).

Dalam pidatonya di konferensi itu, dia tidak menyebut negara atau pihak manapun. Namun, spekulasi mengarah pada Arab Saudi sebagai rival Iran.

Saudi merupakan satu dari empat negara Arab yang memblokade dan memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar sejak Juni tahun lalu. Negara kecil yang kaya rayak di Teluk itu dimusuhi Saudi dan para sekutunya atas tuduhan Doha mendukung  terorisme dan menolak untuk memutus hubungannya dengan Teheran. Qatar telah menolak tudingan telah mendukung terorisme.

"Iran adalah tetangga. Kita harus memanggil Iran, meletakkan semua file di atas meja dan mulai membahas untuk membawa kedamaian daripada perang," kata Attiyah dalam pidatonya.

Menanggapi pertanyaan apakah pangkalan udara Qatar dapat digunakan untuk meluncurkan serangan terhadap Iran, Attiyah mengatakan bahwa negaranya bukan penggemar perang dan mendukung dialog.

Sekadar diketahui, Qatar menampung 10.000 tentara AS yang ditempatkan di pangkalan udara Al-Udeid sebagai bagian dari kampanye melawan kelompok Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) dan perang di Afghanistan.





Credit  sindonews.com