Minggu, 15 April 2018

Turki dan Australia Sambut Serangan AS pada Suriah


Turki dan Australia Sambut Serangan AS pada Suriah 
 Ilustrasi serangan gabungan Amerika Serikat, Inggris, dan Perancis ke Damaskus, Suriah. (REUTERS/Yiannis Kourtoglou)
 
 
 
Jakarta, CB -- Pemerintah Turki menyebut serangan udara pada basis militer dan pusat riset kimia Suriah sebagai "respons yang tepat".

"Kami melihat operasi yang dilancarkan pada pemerintah Suriah oleh Amerika Serikat, Inggris, dan Perancis...sebagai respons yang tepat," demikian ujar Kementerian Luar Negeri Turki, seperti dikutip dari Reuters.


Hal senada juga disampaikan Menteri Pertahanan Australia Marise Payne.


"Australia mendukung serangan-serangan ini, yang menunjukkan respons yang proporsional, terkalibrasi, dan tepat sasaran. Serangan ini adalah pesan tegas pada rezim Assad dan pendukungnya, Rusia dan Iran, bahwa penggunaan senjata kimia tidak boleh ditoleransi," demikian bunyi pernyataan resmi Payne, seperti dikutip dari CNN Internasional.

"Penggunaan senjata kimia, oleh siapapun, di mana pun, pada kondisi apapun, adalah ilegal dan tidak bisa dibenarkan. Rezim Assad tidak boleh memiliki kekebalan dan diizinkan menjalankan kejahatan tersebut."

Payne juga meminta Dewan Keamanan PBB untuk menyetujui penyelidikan independen atas isu penggunaan senjata kimia tersebut.


Pada Sabtu (14/3) dini hari, serangan rudal gabungan AS, Inggris, dan Perancis menghantam pengkalan militer dan pusat riset kimia di Damaskus.

Serangan lewat udara itu menyasar sejumlah fasilitas produksi kimia rezim Bashar al-Assad dan dilakukan hanya beberapa saat setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan akan melancarkan serangan.

AS menyatakan hanya sebuah pesan tegas kepada Suriah bahwa AS menentang penggunaan senjata kimia.

Tiga orang terluka karena serangan tersebut.



Credit  cnnindonesia.com