Absennya Emir diperkirakan lantaran konflik yang terjadi antara negara-negara teluk.
CB,
DOHA -- Qatar tidak akan diwakili pejabat senior dalam pertemuan
negara-negara Arab. Pertemuan negara-negara Arab akan dilakukan pada
Ahad (15/4) waktu setempat di Arab Saudi.
Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani juga dipastikan tidak akan
menghadiri pertemuan tersebut. Absennya Emir Qatar diperkirakan
lantaran konflik yang terjadi antara negara-negara teluk.
Konflik
yang terjadi hampir setahun itu masih jauh dari kata selesai. Arab
Saudi, Uni Emirat Arab (UEA) Bahrain dan Mesir melakukan blokade jalur
laut, darat dan udara kepada Qatar.
Hal tersebut dilakukan
menyusul dugaan dukungan terhadap kegiatan terorisme yang diakukan Doha.
Meski demikian, pemerintah Qatar membantah tuduhan tersebut. Mereka
mengatakan, boikot yang dilakukan merupakan ancaman terhadap kedaulatan
negara.
Sementara, Qatar hanya akan mengirim representatif
permanen mereka dalam Liga Arab, Saif bin Muqaddam al-Buainain dalam
pertemuan tersebut. Mayoritas 22 negara arab lainnya akan mengirim
pemimpin tertinggi negara dalam pertemuan itu.
Menteri Luar
Negeri Arab Saudi Adel al-Jubeir mengonfirmasi jika krisis menyangkut
Qatar tidak akan masuk dalam pembahasan pertemuan tersebut. Dia
mengatakan, pembahasan terkait Qatar hanya akan didiskusikan dalam
organisasi kerjasama negara teluk (GCC).
Pertemuan liga
arab diperkirakan akan difokuskan untuk membahas perihal Iran dan
Suriah. Meskipun membahas Suriah, Presiden Bashar al-Assad tidak akan
diikutsertakan dalam pertemuan tersebut. Keanggotakan Suriah dalam
organisasi tersebut ditangguhkan sejak 2011 menyusul keterlibatan
pemerintah terkait peperangan yang terjadi di negara tersebut.
Arab
Saudi meminta persatuan dan keteguhan sikap dari 22 negara arab terkait
isu yang menyangkut Iran. Arab Saudi dan Iran merupakan negara saingan
yang terlibat dalam perang di Suriah, Yaman dan Lebanon.
Pertemuan
diperkirakan juga akan membahas situasi di Yerusalem. Terlebih jika
mengingat Amerika Serikat (AS) yang akan memindahkan kedutaan besar
mereka pada Mei tahun ini.
Negara-negara arab menilai jika
kebijakan yang diambil Presiden AS Donald Trump terkait status Yerusalem
telah merusak diplomasi internasioal yang disepakati dalam beberapa
dekade. Menteri-menteri negara Arab mengecam tindakan yang diambil
Presiden Trump. Mereka berencana memblokir kepindahan kedutaan besar
tersebut.