Wakil Menteri Luar Negeri RI AM Fachir dalam
Pertemuan Tingkat Menteri Komite Palestina GNB di Baku, Azerbaijan,
Kamis (5/4). (Ist/Kemlu RI)
"Perdamaian hanya dapat dicapai jika pihak-pihak yang terlibat memiliki tingkat dukungan yang sama. Diperlukan dukungan kuat untuk rakyat Palestina dan proses perdamaian, dan tekanan kuat terhadap Israel," kata Wamenlu RI dalam intervensinya.
Di hadapan negara-negara anggota GNB, Fachir mendesak suatu "penegasan komitmen untuk mendukung negara dan rakyat Palestina," dan menyampaikan bahwa dukungan yang semakin kuat diperlukan di semua tahapan dalam upaya kemerdekaan Palestina.
Indonesia mendesak agar negara-negara anggota GNB memiliki kebersamaan dalam perjuangan kemerdekaan Palestina. Termasuk dalam upaya internasional untuk pengakuan negara Palestina.
"Mulai dari upaya internasional seperti pengakuan keberadaan negara Palestina serta mendukungnya bergabung pada organisasi dan traktat internasional - dan juga pemberian pelatihan di berbagai bidang dan dukungan ekonomi untuk rakyat Palestina," kata Fachir lewat rilis yang diterima CNNIndonesia.com, Kamis (5/4).
|
Indonesia menekankan bahwa dorongan dan tekankan tersebut harus didasarkan pada proses internasional yang kredibel yang bertujuan untuk mengakhiri pendudukan, serta membuka jalan untuk mewujudkan solusi dua negara sesuai dengan resolusi Majelis Umum PBB No. 66/225 dan resolusi Dewan Keamanan PBB No. 2334.
Baru-baru Pemerintah Indonesia mengecam keras serangan tentara Israel kepada warga Palestina yang sedang berdemo di perbatasan Gaza dan Israel. Serangan itu mengakibatkan belasan warga Palestina meninggal dan ratusan luka-luka.
Foto: REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa
Bentrokan di Gaza, Palestina |
Pemerintah Indonesia juga mengingatkan Israel bahwa mereka memiliki tanggung jawab dibawah hukum hak asasi manusia (HAM) dan kemanusiaan internasional untuk melindungi warga sipil.
Adapun Pertemuan Tingkat Menteri Komite Palestina Gerakan Non-Blok diadakan bersamaan dengan Pertemuan Tingkat Menteri Gerakan Non-Blok di Republik Azerbaijan pada 5-6 April 2018.
Gerakan Non-Blok yang lahir dari Konferensi Asia Afrika (KAA) Bandung 1955 beranggotakan 120 negara, dengan 17 negara observer. Jumlah tersebut menjadikan GNB sebagai salah satu kekuatan di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB). Pelopor GNB antara lain Presiden Pertam RI Ir. Soekarno, Presiden Yugoslavia Josip Broz Tito, Presiden Mesir Gamal Abdul Nasser, Perdana Menteri India Pandit Jawaharlal Nehru dan Presiden Ghana Kwame Nkrumah kala itu.
Credit cnnindonesia.com