Jumat, 06 April 2018

Rusia ke Inggris soal Serangan Racun: Kalian Akan Menyesal


Rusia ke Inggris soal Serangan Racun: Kalian Akan Menyesal
Dubes Rusia untuk PBB, Vassily Nebenzia, menyatakan Inggris akan menyesal karena telah menuding Moskow sebagai dalang di balik serangan racun terhadap mantan agen ganda di Salisbury, Maret lalu. (Reuters/Mike Segar)


Jakarta, CB -- Rusia menyatakan Inggris akan menyesal karena telah menuding Moskow sebagai dalang di balik serangan racun terhadap mantan agen ganda, Sergei Skripal, dan putrinya, Yulia, di Salisbury pada Maret lalu.

"Kami sudah mengatakan kepada Inggris bahwa 'Kalian bermain api dan kalian akan menyesal,'" ujar Duta Besar Rusia untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa, Vassily Nebenzia, dalam rapat Dewan Keamanan PBB, Kamis (5/4).

Dalam rapat usulan Inggris itu, Nebenzia kembali menekankan bahwa negaranya tidak terlibat dalam insiden peracunan Skripal dan putrinya yang ditemukan tak sadarkan diri di Salisbury itu.


Inggris menuding Rusia berada di balik serangan itu setelah pusat riset militer memeriksa tubuh Skripal dan menemukan jejak Novichok, racun kimia yang dikembangkan Soviet pada masa Perang Dingin.


Kepolisian meyakini racun itu disebarkan di depan pintu rumah Skripal di Salisbury, tempat agen ganda itu tinggal setelah dipenjara Rusia karena dianggap mengkhianati negara dengan menjadi mata-mata untuk Inggris.

Nebenzia pun mengatakan bahwa hanya orang yang menonton tayangan televisi Inggris "Midsomer Murders" yang bisa tahu "ratusan cara pintar untuk membunuh seseorang" seperti itu.


Menanggapi pernyataan Nebenzia, Dubes Inggris untuk PBB, Karen Pierce, mengatakan bahwa negaranya mengambil sikap tersebut tentu dengan alasan jelas.

"Tak ada yang harus kami tutupi, tapi saya khawatir Rusia punya sesuatu yang dikhawatirkan," ucap Pierce, sebagaimana dikutip Reuters.

Rusia sebelumnya sudah mengusulkan penyelidikan bersama kasus ini, tapi ditolak oleh organisasi pengawas senjata kimia dunia, Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW).

"Mengizinkan ilmuwan Rusia melakukan penyelidikan di mana mereka kemungkinan besar adalah pelaku kejahatan di Salisbury itu akan menjadi seperti Scotland Yard mengundang Profesor Moriarty," ucap Pierce merujuk pada karakter dari serial Sherlock Holmes.


Di akhir rapat tersebut, Nebenzia pun membalas pernyataan Pierce dengan menceritakan kisah dalam novel "Alice in Wonderland' saat Ratu meminta hukuman dijatuhkan terlebih dulu, baru menanyakan bukti.

"Apakah itu mengingatkan kalian akan sesuatu?" tanya Nebenzia.

Pierce lantas membalas, "Ada kutipan bagus lain dari Alice in Wonderland, yaitu 'Terkadang saya percaya enam hal mustahil sebelum sarapan.' Saya rasa itu kutipan yang cocok untuk teman Rusia saya."






Credit  cnnindonesia.com