Raul Castro akan segera mundur dari jabatannya sebagai presiden Kuba. (Reuters/Carlo Allegri)
Castro (86) bakal mengundurkan diri pada Kamis (19/4) setelah 10 tahun menjabat. Dia mengumumkan keputusan itu beberapa tahun lalu dan telah lama memberi sinyal Diaz-Canel, pendukung loyal Partai Komunis berusia 57 tahun, kemungkinan jadi penerusnya.
Peralihan ke generasi lebih muda bakal jadi peristiwa bersejarah di pulau yang didominasi 60 tahun kepemimpinan Fidel Castro sebelum digantikan adiknya, Raul. Namun, peristiwa ini mungkin tak akan langsung membawa perubahan pada sistem satu partai maupun perekonomian yang didominasi pemerintah.
Transisi ini ditanggapi cuek oleh warga Kuba pada umumnya yang ditemui di jalanan Havana. Beberapa di antara mereka mengatakan jauh dari dunia politik dan lebih peduli dengan melanjutkan kehidupan di tengah peluang ekonomi sempit.
|
"Kami lebih khawatir soal kehidupan sehari-hari daripada politik," kata Ricardo Lugone (28), penata rambut yang diwawancarai Reuters. Industri yang ia tekuni dikelola oleh pemerintah di masa pemerintahan Fidel, hingga akhirnya Raul memberi kelonggaran.
Diaz-Canel, yang saat ini merupakan wakil presiden pertama, adalah satu-satunya nama yang diajukan oleh komisi sokongan partai pada Rabu. Usulan itu disambut tepuk tangan panjang dari para anggota parlemen yang kemudian menggelar rapat tertutup untuk menerimanya dengan suara mutlak.
Hasil pemilihan diperkirakan akan diumumkan pada Kamis, dan presiden baru akan dilantik.
Meski Dewan mempromosikan pemimpin lebih muda, Castro dan para tokoh revolusi yang lebih tua akan tetap memegang kekuatan sebagai pejabat tinggi Partai Komunis, setidaknya hingga kongres partai digelar 2021 nanti.
|
Para pengamat politik mengatakan Diaz-Canel akan ditugasi memberi napas baru bagi perekonomian yang lemah, tapi dia akan meminta persetujuan Castro soal keputusan-keputusan strategis besar seperti soal hubungan dengan Amerika Serikat.
Credit cnnindonesia.com