WASHINGTON
- Pemerintah Amerika Serikat (AS) menyetujui rencana penjualan artileri
senilai lebih dari USD1,3 miliar atau lebih dari Rp17,9 triliun kepada
Arab Saudi.
Departemen Luar Negeri AS memberikan mosi percaya kepada militer Riyadh untuk mengoperasikan artileri Washington saat Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman mengkhiri lawatan panjangnya di AS.
Sejak Pangeran Mohammed tiba di AS dua minggu lalu, pemerintah Presiden Donald Trump telah menyalakan "lampu hijau" soal penjualan senjata Amerika senilai lebih dari USD2,3 miliar kepada Kerajaan Arab Saudi. Senjata itu termasuk rudal senilai lebih dari USD1 miliar.
Dalam kesepakatan terbaru yang disetujui pemerintah Trump seperti dikutip Fox News, Jumat (6/4/2018), AS bersedia menjual sekitar 180 unit kendaraan Paladin, kendaraan artileri tembak. Kendaraan tempur ini terlihat mirip kombinasi tank dan meriam yang dapat meluncurkan peluru 155mm.
Pemerintah Trump mengatakan kepada Kongres pada hari Kamis bahwa Gedung Putih menyetujui penjualan artileri AS tersebut. Menurut Departemen Luar Negeri, parlemen memiliki jeda waktu 30 hari untuk mencoba menghentikan kesepakatan penjualan senjata tersebut.
"Penjualan ini akan berkontribusi pada kebijakan luar negeri dan keamanan nasional Amerika Serikat dengan meningkatkan kemampuan mitra kunci AS yang berkontribusi pada stabilitas politik dan kemajuan ekonomi Timur Tengah," badan tersebut.
Badan itu menambahkan bahwa artileri Washington akan membantu Riyadh memodernisasi militernya dan meningkatkan kemampuan mereka untuk bekerja sama dengan militer AS.
Namun persetujuan penjualan terbaru peralatan tempur ini muncul di saat kelompok-kelompok HAM mengkhawatirkan korban sipil yang ditimbulkan oleh pertempuran koalisi yang dipimpin Arab Saudi di Yaman.
Presiden Trump di masa lalu telah mengemukakan kekhawatirannya tentang penjualan senjatanya kepada Saudi. Namun, faktanya kini Trump justru mempromisikan berbagai produk senjata Washington kepada Riyadh.
Departemen Luar Negeri AS memberikan mosi percaya kepada militer Riyadh untuk mengoperasikan artileri Washington saat Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman mengkhiri lawatan panjangnya di AS.
Sejak Pangeran Mohammed tiba di AS dua minggu lalu, pemerintah Presiden Donald Trump telah menyalakan "lampu hijau" soal penjualan senjata Amerika senilai lebih dari USD2,3 miliar kepada Kerajaan Arab Saudi. Senjata itu termasuk rudal senilai lebih dari USD1 miliar.
Dalam kesepakatan terbaru yang disetujui pemerintah Trump seperti dikutip Fox News, Jumat (6/4/2018), AS bersedia menjual sekitar 180 unit kendaraan Paladin, kendaraan artileri tembak. Kendaraan tempur ini terlihat mirip kombinasi tank dan meriam yang dapat meluncurkan peluru 155mm.
Pemerintah Trump mengatakan kepada Kongres pada hari Kamis bahwa Gedung Putih menyetujui penjualan artileri AS tersebut. Menurut Departemen Luar Negeri, parlemen memiliki jeda waktu 30 hari untuk mencoba menghentikan kesepakatan penjualan senjata tersebut.
"Penjualan ini akan berkontribusi pada kebijakan luar negeri dan keamanan nasional Amerika Serikat dengan meningkatkan kemampuan mitra kunci AS yang berkontribusi pada stabilitas politik dan kemajuan ekonomi Timur Tengah," badan tersebut.
Badan itu menambahkan bahwa artileri Washington akan membantu Riyadh memodernisasi militernya dan meningkatkan kemampuan mereka untuk bekerja sama dengan militer AS.
Namun persetujuan penjualan terbaru peralatan tempur ini muncul di saat kelompok-kelompok HAM mengkhawatirkan korban sipil yang ditimbulkan oleh pertempuran koalisi yang dipimpin Arab Saudi di Yaman.
Presiden Trump di masa lalu telah mengemukakan kekhawatirannya tentang penjualan senjatanya kepada Saudi. Namun, faktanya kini Trump justru mempromisikan berbagai produk senjata Washington kepada Riyadh.
Credit sindonews.com