Senin, 18 Desember 2017

Saat Dunia Sibuk dengan Korut, China Lanjut Militerisasi LCS


Saat Dunia Sibuk dengan Korut, China Lanjut Militerisasi LCS
Ilustrasi patroli AS di Laut China Selatan. Meski Amerika rajin patroli, Beijing terus melakukan militerisasi di perairan sengketa tersebut. (Reuters/Erik De Castro)

Jakarta, CB -- Sementara perhatian di Asia teralihkan oleh krisis nuklir Korea Utara setahun terakhir, China terus membangun radar frekuensi tinggi dan sejumlah fasilitas lain yang bisa digunakan secara militer di pulau buatannya di Laut China Selatan.

Aktivitas China melibatkan pekerjaan di beberapa fasilitas meliputi lahan 29 hektar di kepulauan Spratly dan Paracel, wilayah yang diperebutkan dengan negara-negara Asia lainnya. Hal ini terungkap dalam laporan Center for Strategi and International Studies (CSIS) Washington.

Amerika Serikat dan para sekutunya menentang pembangunan dan militerisasi pulau buatann China di Laut China Selatan karena khawatir Beijing menggunakannya untuk mencegah akses ke perariran dengan rute strategis tersebut.


Laporan yang menyertakan citra satelit itu menyatakan bahwa dalam beberapa bulan terakhir China telah membangun fasilitas yang tampak seperti radar frekuensi tinggi baru di bagian utara Terumbu Fiery Cross di Kepulauan Spratly.

Sementara di Terumbu Subi terdapat terowongan yang kemungkinan besar digunakan untuk menyimpan amunisi berikut serangkaian antena dan kubah radar.

Konstruksi di Terumbu Mischief termasuk penyimpanan amunisi bawah tanah dan sejumlah hangar, tudung peluru kendali dan radar.

Pekerjaan dengan skala lebih kecil juga terus dilakukan di Kepulauan Paracel, termasuk sebuah helipad baru dan turbin angin di Pulau Tree dan dua menara radar besar di Pulau Triton.

Laporan mengatakan dua radar itu sangat penting karena perairan di sekitar Triton sempat jadi lokasi sejumlah insiden antara China dan Vietnam serta beberapa operasi kebebasan bernavigasi Amerika Serikat. AS menggunakan kegiatan itu untuk menegaskan hak untuk melintasi perairan internasional dengan bebas.
China terus melakukan militerisasi Laut China Selatan.China terus melakukan militerisasi Laut China Selatan. (Reuters/CSIS Asia Maritime Transparency Initiative/Digital Globe/Handout)
Pulau Woody, markas utama administrasi dan militer China di Laut China Selatan, untuk pertama kalinya digunakan untuk mengerahkan dua penerbangan "yang menunjukkan apa yang akan dilakukan di tiga pangkalan udara lain di Spratly lebih jauh ke arah selatan."

Di akhir Oktober, militer China merilis sejumlah gambar yang menunjukkan jet tempur J-11B di Pulau Woody untuk latihan, sementara pada 15 November, AMTI mendeteksi objek yang diduga pesawat transportasi Y-8. tipe pesawat yang juga bisa diatur untuk digunakan sebagai pengintai elektronik.

Pentagon telah melakukan sejumlah patroli di sekitar wilayah Laut china Selatan yang dikuasai China tahun ini, walaupun AS meminta bantuan China untuk menekan Korea Utara agar menghentikan program senjata nuklirnya.

Pada Selasa, Menteri Luar Negeri Rex Tillerson menegaskan tuntutannya agar China "membekukan" pembangunan pulau di China dan menyebut tindakan militerisasi itu tidak bisa diterima.




Credit  cnnindonesia.com