Wali Kota Nazareth, Ali Salam, membatalkan
seluruh rangkaian Perayaan Natal 2017 sebagai protes atas keputusan
Presiden AS Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.
(AFP PHOTO/JACK GUEZ / AFP PHOTO / JACK GUEZ)
"Identitas dan iman kami tidak untuk diperdebatkan," kata Salam yang beragama Islam, seperti dilaporkan The Times of Israel, Jumat (15/12).
"Keputusan (Donald Trump soal Yerusalem) telah melenyapkan kegembiraan karena itu kami membatalkan festival tahun ini," kata Salam.
Dewan Kota mengumumkan pembatalan seluruh rangkaian acara, termasuk festival dan pasar Natal, Kamis (14/12). Kota itu akan menyalakan Pohon Natal, tapi tidak menggelar perayaan apapun.
Nazareth adalah salah satu dari kota suci bagi umat Kristen, Di sanalah Malaikat Gabriel atau Jibril dalam ajaran Islam memberitahukan kepada Bunda Maria bahwa dirinya sedang mengandung bayi Yesus.
Menurut Kitab Perjanjian Baru, Yesus juga dibesarkan di kota itu.
Nazareth juga dikenal sebagai ibu kota warga Arab di Israel. Dua pertiga penduduknya beragama Islam, dan sepertiganya beragama Kristen.
Perayaan Natal di kota itu bukan sekadar peringatan keagamaan, melainkan acara yang mendatangkan pendapatan yang cukup besar bagi kota tersebut. Perayaan Natal di Nazareth mengundang banyak turis mancanegara setiap tahunnya. Tiadanya perayaan Natal tahun ini, yang diputuskan sebagai protes terhadap langkah Presiden AS Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel, tampaknya bakal berdampak pada kota tersebut.
Credit cnnindonesia.com