Pertemuan
ini adalah yang terbaru dari serangkaian permusuhan yang meningkat
setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan bahwa AS akan mengakui
Yerusalem sebagai ibu kota Israel pada pekan lalu.
Dalam
pertemuan tersebut, puluhan pejabat politik dan agama, termasuk Presiden
Prancis Emanuel Macron, Paus Fransiskus, Presiden Turki Recep Tayyip
Erdogan, dan Raja Abdullahdari Yordanisa, secara keseluruhan telah
menolak keputusan Trump. Mereka menyebutkan bahwa keputusan tersebut
memicu konflik antara penduduk Kristen dan Muslim di wilayah tersebut.
Selain itu merekajuga mengatakan bahwa tindakan AS itu menunjukkan lebih
pro-Israel yang jelasdalam kebijakan Timur-Tengah pemerintahnya.
Berbicara kepada Standard Pasifik,
seorang analissenior Palestina-Israel di International Crisis Group
Ofer Zalzberg memperingatkan bahwa pemerintah Trump harus mengeluarkan
koreksi besar kepadaorang-orang Palestina jika mereka menginginkan untuk
melanjutkan mediasi. International Crisis Group merupakan sebuah
kelompok pemikir yang mempelajari resolusi dan pencegahan konflik
internasional.
Credit REPUBLIKA.CO.ID
Presiden Palestina Minta Dunia Tak Akui Israel
CB, Jakarta - Presiden Palestina Mahmoud Abbas meminta kepada negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) tidak mengakui negara Israel.
Permintaan tersebut disampaikan Abbas dalam pidato di depan KTT OKI di Istanbul, Rabu, 13 Desember 2017, yang membahas masalah Yerusalem.
Presiden AS Donald Trump dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas dalam pertemuan di Istana Kepresidenan di Bethlehem, 23 Mei 2017. REUTERS/Jonathan Ernst
Dalam pidatonya, Abbas juga menyinggung sikap Uni Eropa yang melarang
anggotanya mengimpor barang termasuk hasil pertanian dari daerah
pendudukan yang dicaplok Israel.
"Anggota OKI bisa juga mengambil sikap serupa. Pemerintah Palestina menunda hubungannya dengan Amerika Serikat setelah negeri itu mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel," ucap Abbas seperti dikutip APA.
PM Israel, Benjamin Netanyahu (kanan), berjabat tangan dengan Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, dalam pemakaman mantan presiden Israel, Shimon Peres di Yerusalem, 30 September 2016. Keduanya merupakan pemimpin negara yang sering terlibat konflik wilayah. REUTERS/Handout
Pada kesempatan tersebut, Abbas meminta kepada sejumlah anggota OKI membatalkan keputusannya mengakui negara Israel.
"Sejak negara itu berdiri, Israel tidak pernah menjalankan resolusi PBB," ucapnya. Menurut Abbas, Palestina mendukung solusi dua negara.
Permintaan tersebut disampaikan Abbas dalam pidato di depan KTT OKI di Istanbul, Rabu, 13 Desember 2017, yang membahas masalah Yerusalem.
Presiden AS Donald Trump dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas dalam pertemuan di Istana Kepresidenan di Bethlehem, 23 Mei 2017. REUTERS/Jonathan Ernst
"Anggota OKI bisa juga mengambil sikap serupa. Pemerintah Palestina menunda hubungannya dengan Amerika Serikat setelah negeri itu mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel," ucap Abbas seperti dikutip APA.
PM Israel, Benjamin Netanyahu (kanan), berjabat tangan dengan Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, dalam pemakaman mantan presiden Israel, Shimon Peres di Yerusalem, 30 September 2016. Keduanya merupakan pemimpin negara yang sering terlibat konflik wilayah. REUTERS/Handout
Pada kesempatan tersebut, Abbas meminta kepada sejumlah anggota OKI membatalkan keputusannya mengakui negara Israel.
"Sejak negara itu berdiri, Israel tidak pernah menjalankan resolusi PBB," ucapnya. Menurut Abbas, Palestina mendukung solusi dua negara.
Credit TEMPO.CO