Presiden Barack Obama dituding tidak pernah menghubungi keluarga tentara AS yang gugur di medan perang. (Reuters/Jonathan Ernst)
Pernyataan itu diutarakan Trump pada Senin waktu setempat (16/10) saat menanggapi pertanyaan wartawan terkait kematian empat tentara AS dalam penyerangan di Niger pada Rabu pekan lalu.
Trump menjawab dengan menyatakan telah menulis surat pribadi kepada keluarga korban dan berencana menghubungi mereka pekan depan.
Namun, tanggapannya tak berhenti sampai di situ. Presiden ke-45 itu kemudian membandingkan apa yang ia lakukan dengan para presiden sebelumnya dan menyebut mereka tidak pernah menghubungi keluarga para tentara yang gugur.
"Jika Anda melihat Presiden Obama dan presiden lainnya, kebanyakan dari mereka tidak pernah menelepon. Banyak dari mereka tidak melakukan itu. Saya sering menghubungi keluarga di waktu yang tepat," ujar Trump dalam jumpa pers.
"Saya merasa sangat buruk dan sedih. Telepon ini adalah hal terberat yang harus saya lakukan setiap kali terjadi. Ini sangat sulit," kata Trump.
Alhasil, komentar tersebut memicu kritikan, bahkan serangan, dari sejumlah pihak seperti pendukung dan mantan pegawai Obama.
"Komentar ini adalah kebohongan keterlaluan yang telah dilakukan Trump. Obama tidak pernah menyerang keluarga Gold Star [Trump]," tutur Benjamin J Rhodes, eks wakil penasihat keamanan nasional di era Obama seperti dikutip New York Times.
Alyssa Mastromonaco, eks anak buah Obama, bahkan menyerang Trump dengan menganggap komentar itu sebagai suatu kebohongan yang muncul dari "binatang gila".
Presiden Donald Trump. (Reuters/Carlos Barria)
|
Sejumlah pejabat pemerintahan Obama juga mengatakan ia kerap mengunjungi pemakaman nasional Arlington, tempat peristirahatan terakhir tentara yang tewas dalam perang di Irak dan Afghanistan.
Obama pun disebut pernah mengunjungi Pusat Medis Militer Walter Reed untuk menghabiskan waktu berkumpul bersama para tentara yang tengah memulihkan diri dari kecelakaan saat bertugas dan berperang di luar negeri.
Di awal kepemimpinannya, Obama bahkan secara khusus melakukan perjalanan ke Pangkalan Angkatan Udara di Delaware untuk menjemput peti mati para jenazah tentara AS yang gugur di Afghanistan.
Walaupun begitu, sejumlah pejabat menganggap tidak realistis jika mengharapkan setiap presiden menghubungi seluruh keluarga tentara yang gugur di medan perang.
Sebagai contoh, pada masa George W Bush dan Omaba pun, kedua pemerintahan menghadapi ratusan tentara gugur yang menjadi korban perang dan konflik di luar negeri.
Sementara itu, hingga kini, Obama melalui juru bicara menolak untuk berkomentar mengenai pernyataan terbaru Trump yang kembali menyerang pemerintahannya dulu.
Credit cnnindonesia.com