MOGHADISU
- Korban tewas akibat ledakan bom di ibukota Somalia, Moghadisu terus
meningkat. Sebelumnya dilaporkan jumlah korban tewas akibat ledakan bom
tersebut berjumlah 275 orang, saat ini jumlah koban tewas dilaporkan
telah menembus angka 300 orang.
"Kami telah mengkonfirmasi 300 orang tewas dalam ledakan tersebut. Jumlah korban tewas masih akan meningkat karena beberapa orang masih hilang," kata pejabat kesehahan setempat, Abdikadir Abdirahman, seperti dilansir Reuters pada Senin (16/10).
Sementara itu, menurut seorang dokter di Rumah Sakit Madina, Aden Nur mengatakan sekitar 160 mayat tidak bisa dikenali. "Mereka dikuburkan oleh pemerintah kemarin, yang lainnya dikuburkan oleh keluarga mereka, lebih dari seratus orang terluka dibawa ke sini," ucapnya.
Presiden Somalia, Mohamed Abdullahi Mohamed mengumumkan tiga hari berkabung dan bergabung dengan ribuan orang yang menanggapi permohonan putus asa oleh rumah sakit untuk menyumbangkan darah bagi korban luka-luka. "Saya meminta semua orang Somalia untuk maju dan menyumbangkan darah," katanya.
Pemerintah Somalia telah menyalahkan kelompok ekstremis al-Shabab yang terkait al-Qaida atas serangan yang disebutnya sebagai "bencana nasional". Namun, al-Shabab, yang sering menargetkan area dengan profil tinggi di ibukota dengan pemboman, belum memberikan komentar.
Menteri informasi Somalia, Abdirahman Omar, mengatakan ledakan itu merupakan ledakan terbesar yang pernah ada. "Ini hari yang menyedihkan, betapa tidak berdaya dan brutalnya mereka, dan kita harus bersatu melawan mereka," katanya.
"Kami telah mengkonfirmasi 300 orang tewas dalam ledakan tersebut. Jumlah korban tewas masih akan meningkat karena beberapa orang masih hilang," kata pejabat kesehahan setempat, Abdikadir Abdirahman, seperti dilansir Reuters pada Senin (16/10).
Sementara itu, menurut seorang dokter di Rumah Sakit Madina, Aden Nur mengatakan sekitar 160 mayat tidak bisa dikenali. "Mereka dikuburkan oleh pemerintah kemarin, yang lainnya dikuburkan oleh keluarga mereka, lebih dari seratus orang terluka dibawa ke sini," ucapnya.
Presiden Somalia, Mohamed Abdullahi Mohamed mengumumkan tiga hari berkabung dan bergabung dengan ribuan orang yang menanggapi permohonan putus asa oleh rumah sakit untuk menyumbangkan darah bagi korban luka-luka. "Saya meminta semua orang Somalia untuk maju dan menyumbangkan darah," katanya.
Pemerintah Somalia telah menyalahkan kelompok ekstremis al-Shabab yang terkait al-Qaida atas serangan yang disebutnya sebagai "bencana nasional". Namun, al-Shabab, yang sering menargetkan area dengan profil tinggi di ibukota dengan pemboman, belum memberikan komentar.
Menteri informasi Somalia, Abdirahman Omar, mengatakan ledakan itu merupakan ledakan terbesar yang pernah ada. "Ini hari yang menyedihkan, betapa tidak berdaya dan brutalnya mereka, dan kita harus bersatu melawan mereka," katanya.
Credit sindonews.com