Setelah laporan ini dirilis, Sekretaris
Jenderal PBB, Antonio Guterres, langsung menghubungi Raja Salman untuk
menghindari cekcok seperti yang terjadi saat pendahulunya, Ban Ki-moon,
mengambil langkah serupa tahun lalu. (Reuters/Denis Balibouse)
"Di Yaman, tindakan koalisi untuk mengembalikan legitimasi di Yaman membuat pihak tersebut masuk daftar karena membunuh dan melukai anak-anak," demikian bunyi laporan PBB, sebagaimana dilansir AFP, Kamis (5/10).
Laporan itu kemudian menyebutkan bahwa pada 2016 saja, koalisi itu menyebabkan kematian 683 anak dan menyerang 38 sekolah serta rumah sakit. Koalisi ini sendiri sudah bercokol dalam konflik Yaman sejak 2015.
|
DK PBB kemudian akan mengadakan debat untuk membahas laporan ini pada 31 Oktober mendatang. Duta Besar Swedia untuk PBB, Olof Skoog, selaku pemimpin komite anak dan konflik bersenjata Dewan Keamanan, sejauh ini mendukung pernyataan Guterres.
Setelah laporan ini dirilis, Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, langsung menghubungi Raja Salman untuk menghindari cekcok seperti yang terjadi saat pendahulunya, Ban Ki-moon, mengambil langkah serupa tahun lalu.
Tak lama setelah kisruh tersebut, Ban menarik nama koalisi Saudi dan melontarkan protes di hadapan publik bahwa negara-negara seharusnya tidak bisa menekan PBB untuk menghindari pengawasan.
Saudi menyangkal pernah mendesak Ban dan menekankan bahwa koalisinya selalu menjalankan kewajibannya sesuai dengan hukum kemanusiaan internasional.
Credit cnnindonesia.com