Kamis, 05 Oktober 2017

FSB Rusia Sebut ISIS Ingin Ciptakan Jaringan Teroris Global Baru


FSB Rusia Sebut ISIS Ingin Ciptakan Jaringan Teroris Global Baru
Para militan kelompok ISIS saat konvoi di Timur Tengah. Foto/REUTERS


MOSKOW - Sisa-sisa dari pemimpin kelompok Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) mencoba membentuk jaringan teroris global baru. Penilaian ini disampaikan Direktur Federal Security Service (FSB) Rusia, Aleksandr Bortnikov.

“Teroris telah hampir dikalahkan saat mencoba membangun kekhalifahan mereka di Irak dan Suriah,” katanya.

“Namun, para pemimpin ISIS dan kelompok teroris internasional lainnya telah menentukan tujuan strategis global mereka sebagai penciptaan jaringan teroris baru di seluruh dunia,” lanjut Bortnikov pada sebuah pertemuan dinas keamanan di Kota Krasnodar.

Sebagai contoh dari upaya ekspansi ISIS itu adalah serangan yang menimpa tidak lagi hanya negara-negara yang dilanda perang, seperti Irak dan Suriah, tapi juga Spanyol, Turki, Rusia, Swedia, Finlandia dan Inggris.

“Para teroris harus menunjukkan kepada sponsor dan simpatisan potensial mereka saat ini dan mereka masih memiliki kemampuan untuk melakukan tindakan lebih lanjut,” ujarnya.

Bortnikov mencatat, teroris ISIS telah kehilangan banyak wilayah di Irak dan Suriah secara cepat dalam beberapa bulan terakhir.”Sekarang, militan (ISIS) sengaja menyebar di luar Timur Tengah, berkonsentrasi di daerah yang tidak stabil dengan tujuan menciptakan titik api baru ketegangan dan konflik bersenjata,” papar bos FSB ini, seperti dikutip dari Russia Today, Kamis (5/10/2017).

Afghanistan, kata Bortnikov, merupakan negara penting bagi ISIS untuk mendapatkan pijakan. Selanjutnya, kelompok ini berpotensi menyebarkan pengaruhnya ke India, China, Iran dan Asia Tengah.

Selain itu, benteng teroris lainnya muncul di Yaman, Afrika dan Asia Tenggara.

Bortnikov juga mengungkapkan bahwa para teroris menimbulkan ancaman tidak hanya di dunia nyata, tapi juga online. Dia memperingatkan bahaya itu dan menyerukan kerja sama di seluruh dunia untuk melawannya.




Credit  sindonews.com