WASHINGTON
- Pentagon mengaku mendukung kemajuan milisi Libya dalam memerangi ISIS
di negara yang kaya minyak itu. Meski begitu, Pentagon menyatakan tidak
menawarkan bantuan militer untuk pemerintah persatuan Libya guna
menggulingkan ISIS.
"Fokus kami dipersiapkan untuk mendukung (pemerintahan baru), karena mereka berusaha untuk bertanggung jawab atas keamanan bagi semua rakyat Libya. Pada saat ini, kami belum diminta untuk memberikan dukungan," kata juru bicara Pentagon, Letnan Kolonel Michelle Baldanza, seperti dikutip dari laman USA Today, Selasa (14/6/2016).
ISIS mengambil alih Sirte pada tahun lalu, memanfaatkan gejolak di Libya untuk mendapatkan pijakan di Afrika utara, negara yang kaya minyak. Libya disebut-sebut bakal menjadi benteng terakhir kelompok ekstrimis ISIS.
Pertempuran memerangi ISIS di Libya dimulai sebulan lalu, yang dipimpin oleh kelompok milisi dari kota barat Misrata, sebelah barat Sirte, dan terus maju ke barat dan selatan. Sirte adalah satu-satunya wilayah yang dikuasai ISIS, di luar Suriah dan Irak.
"Fokus kami dipersiapkan untuk mendukung (pemerintahan baru), karena mereka berusaha untuk bertanggung jawab atas keamanan bagi semua rakyat Libya. Pada saat ini, kami belum diminta untuk memberikan dukungan," kata juru bicara Pentagon, Letnan Kolonel Michelle Baldanza, seperti dikutip dari laman USA Today, Selasa (14/6/2016).
ISIS mengambil alih Sirte pada tahun lalu, memanfaatkan gejolak di Libya untuk mendapatkan pijakan di Afrika utara, negara yang kaya minyak. Libya disebut-sebut bakal menjadi benteng terakhir kelompok ekstrimis ISIS.
Pertempuran memerangi ISIS di Libya dimulai sebulan lalu, yang dipimpin oleh kelompok milisi dari kota barat Misrata, sebelah barat Sirte, dan terus maju ke barat dan selatan. Sirte adalah satu-satunya wilayah yang dikuasai ISIS, di luar Suriah dan Irak.
Credit Sindonews