Rabu, 26 Desember 2018

Trump Percepat Pemberhentian Menhan Mattis, Kenapa?


Presiden A.S. Donald Trump bersama Menteri Pertahanan James Mattis dalam sebuah rapat kabinet di Gedung Putih di Washington, AS, 1 November 2017. REUTERS
Presiden A.S. Donald Trump bersama Menteri Pertahanan James Mattis dalam sebuah rapat kabinet di Gedung Putih di Washington, AS, 1 November 2017. REUTERS

CBWashington – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mempercepat dua bulan pergantian Menteri Pertahanan Jim Mattis.


Pejabat pemerintah melansir Trump merasa marah dengan surat pengunduran diri yang dibuat Mattis karena mengecam kebijakan politik luar negerinya saat mengundurkan diri.
“Itu bukan jenis surat pengunduran diri yang seharusnya Anda tulis,” kata seorang pejabat seperti dilansir Reuters pada Ahad, 23 Desember 2018.
Pejabat ini menambahkan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo telah menyampaikan kepada Mattis bahwa jabatannya sebagai menteri Pertahanan berakhir pada 1 Januari 2019. Awalnya, Mattis bakal mundur pada 28 Februari 2019.

Seperti diberitakan, Mattis mengundurkan diri satu hari setelah Trump mengumumkan rencana penarikan pasukan AS dari Suriah pada Rabu pekan lalu.
Mattis mengundurkan diri dengan alasan perbedaan pandangan dengan Trump. Dalam cuitan di Twitter, Trump mengkritik Mattis soal kebijakan militer.

 
“Kita secara substansial mensubsidi militer dari banyak negara sangat kaya di berbagai dunia sementara negara-negara ini mengambil keuntungan penuh dari AS dan para pembayar pajak dengan perdagangan. Jenderal Mattis tidak melihat ini sebagai masalah. Saya melihat INI masalah. Dan ini sedang diperbaiki!” kata Trump pada Senin, 24 Desember 2018.


Mundurnya Mattis, yang dihormati oleh Partai Republik dan Demokrat, menambah kekhawatiran semua pihak bahwa Trump bersikap tidak bisa diprediksi, dan jalan sendiri mengenai kebijakan keamanan global.


Media Anadolu melansir Mattis telah meneken surat perintah penarikan pasukan AS dari Suriah. Trump juga telah menelpon Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan untuk memintanya mengerahkan pasukan mengejar sisa-sisa kelompok ISIS di Suriah. Menurut Trump, Turki lebih tepat melakukan ini karena bertetangga langsung dengan Suriah. 




Credit  tempo.co