CB, Washington – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump,
mengabaikan masukan dari para penasehat keamanan nasional, komandan
lapangan pasukan, para anggota Kongres dan negara sekutu dengan
memerintahkan penarikan pasukan militer dari Suriah.
Mengutip pendapat dari pejabat dan bekas pejabat yang mengetahui keputusan itu, Reuters melansir keputusan Trump ini bakal meningkatkan kekuatan Rusia dan Iran di kawasan Timur Tengah.
Keputusan itu juga membuat AS meninggalkan tujuan yang belum kelar yaitu menghapus bahaya dari Islamic State atau ISIS, yang telah kehilangan semua wilayah yang dikontrol namun mengancam bakal kembali.
“Presiden menang. Kecenderungannya memang selalu untuk tidak berada
di Suriah,” kata seorang bekas pejabat yang dekat dengan Gedung Putih
seperti dilansir Reuters pada Kamis, 20 Desember 2018.
Menurut
pejabat ini, sejumlah pejabat memberikan masukan kepada Trump untuk
tidak menarik pasukan dari Suriah. Trump membuat keputusan dramatis pada
pekan ini untuk menarik pasukan AS untuk memenuhi janji kampanye
Presiden. Pada kampanye Presiden 2016, Trump berjanji untuk membatasi
keterlibatan militer AS di luar negeri.
Keputusan Trump untuk menarik pasukan dari Suriah ini mengingatkan publik pada keputusannya yang lain untuk menarik diri dari kesepakatan perubahan iklim Paris, dan perjanjian nuklir Iran.
Menurut dua pejabat, Trump kerap bertanya apa yang dilakukan pasukan AS di Suriah. “Apa yang kita lakukan di sana? Saya tahu kita di sana untuk melawan ISIS, tapi kita telah melakukannya. Sekarang apa?” kata bekas pejabat seperti dilansir Reuters.
Trump
memahami tapi menolak penjelasan dari penasehat senior AS bahwa pasukan
berada di sana bukan di garis terdepan dan jumlahnya hanya 2000 orang.
Pasukan ada disana, kata penasehat, untuk memperkuat pasukan lokal
anti-ISIS.
Namun, Trump mengatakan dia menginginkan pasukan keluar dari Kota Raqqa dan basis ISIS lainnya begitu wilayah itu berhasil dikuasai.
Pejabat ini mengatakan keputusan Trump itu dianggap di Pentagon sebagai menguntungkan Rusia dan Iran, yang menggunakan dukungan kepada Suriah untuk memperkuat pengaruh di kawasan itu. Iran juga meningkatkan kemampuannya mengirim senjata ke Hizbullah di Lebanon untuk melawan Israel.
Saat
ditanya siapa yang diuntungkan dari keputusan Trump ini, pejabat ini
menjawab,”Rusia diuntungkan secara geopolitik, dan Iran secara
regional.”
Seorang sumber lainnya dari militer AS mengatakan secara anonim bahwa perintah penarikan pasukan dari Suriah mengejutkan para komandan di lapangan.
Seorang pensiunan militer Wakil Kepala Staf Angkatan Darat, Jack Keane, mengatakan Trump bakal kehilangan perdamaian di Suriah meskipun pangkalan ISIS telah dihancurkan karena menarik pasukan.
“ISIS bakal muncul lagi, Iran menjadi ancaman lebih besar, dan menguasai Suriah, Israel berada dalam bahaya,” kata Keane, yang diproyeksikan bakal menggantikan Menteri Pertahanan Jim Mattis.
Dalam cuitan di Twitter, Trump mengatakan,”Kita telah mengalahkan ISIS di Suriah, satu-satunya adalah saya berada di sana selama masa kepresidenan ini.”
Keputusan itu juga membuat AS meninggalkan tujuan yang belum kelar yaitu menghapus bahaya dari Islamic State atau ISIS, yang telah kehilangan semua wilayah yang dikontrol namun mengancam bakal kembali.
Keputusan Trump untuk menarik pasukan dari Suriah ini mengingatkan publik pada keputusannya yang lain untuk menarik diri dari kesepakatan perubahan iklim Paris, dan perjanjian nuklir Iran.
Menurut dua pejabat, Trump kerap bertanya apa yang dilakukan pasukan AS di Suriah. “Apa yang kita lakukan di sana? Saya tahu kita di sana untuk melawan ISIS, tapi kita telah melakukannya. Sekarang apa?” kata bekas pejabat seperti dilansir Reuters.
Namun, Trump mengatakan dia menginginkan pasukan keluar dari Kota Raqqa dan basis ISIS lainnya begitu wilayah itu berhasil dikuasai.
Pejabat ini mengatakan keputusan Trump itu dianggap di Pentagon sebagai menguntungkan Rusia dan Iran, yang menggunakan dukungan kepada Suriah untuk memperkuat pengaruh di kawasan itu. Iran juga meningkatkan kemampuannya mengirim senjata ke Hizbullah di Lebanon untuk melawan Israel.
Seorang sumber lainnya dari militer AS mengatakan secara anonim bahwa perintah penarikan pasukan dari Suriah mengejutkan para komandan di lapangan.
Seorang pensiunan militer Wakil Kepala Staf Angkatan Darat, Jack Keane, mengatakan Trump bakal kehilangan perdamaian di Suriah meskipun pangkalan ISIS telah dihancurkan karena menarik pasukan.
“ISIS bakal muncul lagi, Iran menjadi ancaman lebih besar, dan menguasai Suriah, Israel berada dalam bahaya,” kata Keane, yang diproyeksikan bakal menggantikan Menteri Pertahanan Jim Mattis.
Dalam cuitan di Twitter, Trump mengatakan,”Kita telah mengalahkan ISIS di Suriah, satu-satunya adalah saya berada di sana selama masa kepresidenan ini.”
Credit tempo.co