Kota Gaza (CB) - Puluhan orang Palestina pada Senin
(3/12) berdemonstrasi di Kota Gaza guna menentang perpecahan internal
antara HAMAS dan Faksi Fatah, pimpinan Presiden Palestina Mahmoud Abbas.
Demonstran Palestina tersebut juga memprotes 12 tahun blokade Israel yang telah diberlakukan atas Jalur Gaza sejak awal perpecahan internal terjadi pada pertengahan 2007.
Uni Komite Pertanian, kelompok sayap-kiri non-pemerintah, menyelenggarakan unjuk-rasa itu. Pemrotes berpawai di jalan-jalan Kota Gaza, mengibarkan bendera Palestina dan menyerukan diakhirinya perpecahan serta blokade.
Puluhan pemrotes berkumpul di bundara Tentara Tak Dikenal di pusat Kota Gaza, di luar gedung Parlemen --yang dikuasai Gerakan Perlawanan Islam (HAMAS)-- yang lebih dikendal dengan nama Dewan Legisltif.
Sa`duldin Zeyada, Koordinator Komite tersebut, mengatakan kepada wartawan dalam unjuk-rasa bahwa demonstran "menyeru masyarakat internasional agar menghentikan kebungkamannya dan mengumumkan Isrel sebagai negara yang melakukan kejahatan terhadap Jalur Gaza".
Sebagaimana dilaporkan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Selasa pagi, ia menambahkan, "Blokade Israel dan perpecahan internal telah menebar tragedi kemanusiaan buat dua juta orang di Jalur Gaza."
Blokade Israel dan perpecahan intrnal Palestina, yang mengucilkan Jalur Gaza dari seluruh wilayah Palestina, telah mengakibatkan tingginya angka kemiskinan dan pengangguran.
Ali El-Hayek, Ketua Perhimpunan Pengusaha Jalur Gaza yang juga bergabung dalam protes tersebut, mengatakan kepada wartawan bahwa selama 12 tahun belakangan ini, Jalur Gaza telah melalui krisis kemanusiaan dan ekonomi nyata.
"Lebih dari 90 persen pedagang dan pengusaha sudah tak mampu menanam modal di Jalur Gaza atau melaksanakan kegiatan ekonomi," kata El-Hayek.
Pada hari yang sama, militer Israel melukai empat pemrotes Palestina di dekat perbatasan Jalur Gaza-Israel, kata Kementerian Kesehatan Palestina.
Di dalam satu pernyataan, Kementerian Kesehatan tersebut mengatakan empat pengunjuk-rasa diterjang peluru aktif yang ditembakkan oleh tentara Israel.
Selama empat bulan belakangan ini, rakyat Palestina di Jalur Gaza telah melancarkan demonstrasi rutin di sepanjang zona penyangga Jalur Gaza-Israel guna menuntut hak untuk pulang ke rumah mereka di Palestina, yang bersejarah, tempat nenek moyang mereka diusir pada 1948.
Sejak unjuk-rasa dimulai pada 30 Maret, lebih dari 210 orang Palestina telah menemui ajal --dan ribuan lagi cedera-- oleh tentara Israel yang ditempatkan di sepanjang wilayah Israel di zona penyangga.
Demonstran Palestina tersebut juga memprotes 12 tahun blokade Israel yang telah diberlakukan atas Jalur Gaza sejak awal perpecahan internal terjadi pada pertengahan 2007.
Uni Komite Pertanian, kelompok sayap-kiri non-pemerintah, menyelenggarakan unjuk-rasa itu. Pemrotes berpawai di jalan-jalan Kota Gaza, mengibarkan bendera Palestina dan menyerukan diakhirinya perpecahan serta blokade.
Puluhan pemrotes berkumpul di bundara Tentara Tak Dikenal di pusat Kota Gaza, di luar gedung Parlemen --yang dikuasai Gerakan Perlawanan Islam (HAMAS)-- yang lebih dikendal dengan nama Dewan Legisltif.
Sa`duldin Zeyada, Koordinator Komite tersebut, mengatakan kepada wartawan dalam unjuk-rasa bahwa demonstran "menyeru masyarakat internasional agar menghentikan kebungkamannya dan mengumumkan Isrel sebagai negara yang melakukan kejahatan terhadap Jalur Gaza".
Sebagaimana dilaporkan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Selasa pagi, ia menambahkan, "Blokade Israel dan perpecahan internal telah menebar tragedi kemanusiaan buat dua juta orang di Jalur Gaza."
Blokade Israel dan perpecahan intrnal Palestina, yang mengucilkan Jalur Gaza dari seluruh wilayah Palestina, telah mengakibatkan tingginya angka kemiskinan dan pengangguran.
Ali El-Hayek, Ketua Perhimpunan Pengusaha Jalur Gaza yang juga bergabung dalam protes tersebut, mengatakan kepada wartawan bahwa selama 12 tahun belakangan ini, Jalur Gaza telah melalui krisis kemanusiaan dan ekonomi nyata.
"Lebih dari 90 persen pedagang dan pengusaha sudah tak mampu menanam modal di Jalur Gaza atau melaksanakan kegiatan ekonomi," kata El-Hayek.
Pada hari yang sama, militer Israel melukai empat pemrotes Palestina di dekat perbatasan Jalur Gaza-Israel, kata Kementerian Kesehatan Palestina.
Di dalam satu pernyataan, Kementerian Kesehatan tersebut mengatakan empat pengunjuk-rasa diterjang peluru aktif yang ditembakkan oleh tentara Israel.
Selama empat bulan belakangan ini, rakyat Palestina di Jalur Gaza telah melancarkan demonstrasi rutin di sepanjang zona penyangga Jalur Gaza-Israel guna menuntut hak untuk pulang ke rumah mereka di Palestina, yang bersejarah, tempat nenek moyang mereka diusir pada 1948.
Sejak unjuk-rasa dimulai pada 30 Maret, lebih dari 210 orang Palestina telah menemui ajal --dan ribuan lagi cedera-- oleh tentara Israel yang ditempatkan di sepanjang wilayah Israel di zona penyangga.
Credit antaranews.com